Mohon tunggu...
Kinoto Christian
Kinoto Christian Mohon Tunggu... Lainnya - Life is a Gift

Traveler - Entrepreneur - Associate Pastor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: Mana yang Lebih Penting?

28 November 2021   10:44 Diperbarui: 28 November 2021   10:59 2998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekristenan mewarisi Perjanjian Baru sebagai dokumen resmi yang memberikan kesaksian tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan pendirinya, Yesus Kristus dan tentang pembentukan jemaat Kristen mula-mula. 

Salah satu pertanyaan mendasar yang dihadapi jemaat sepanjang jaman dan yang masih membutuhkan jawaban pada saat ini ialah: Apakah Kekristenan yang didasarkan pada Perjanjian Baru juga membutuhkan Perjanjian Lama? Apakah Perjanjian Lama sebaiknya dibuang saja karena sudah usang? 

Atau dipelihara sebagai suatu peninggalan dahulu kala? Atau dipelihara sebagai bahan klasik yang dibaca oleh para ahli, atau dibaca sekali-kali apabila bosan dengan Perjanjian Baru? 

Atau sebaliknya disimpan saja dalam arsip, mana tahu akan dibutuhkan kelak? Apakah Perjanjian Lama memang merupakan bagian Alkitab Kristen yang harus ada dan sungguh perlu sebagai suatu pernyataan Allah yang benar dan berwibawa?

Tidak ada masalah yang lebih mendesak untuk diperhatikan dari pada masalah hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, masalah ini terus dijawab oleh setiap orang Kristen dalam jemaat, apakah ia seorang teolog professional, seorang pendeta ataupun anggota jemaat biasa. Tidak berlebih-lebihan jika dikatakan bahwa dalam hal inilah terkandung arti iman Kristen. 

Tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas dan memaparkan hubungan perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bagi iman Kristen. Tulisan ini akan membahas arti Perjanjian Lama, arti Perjanjian Baru, isi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan Hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru serta ditutup dengan suatu kesimpulan mengenai topik diatas.

Arti Perjanjian Lama

Tujuan utama Penulisan Perjanjian Lama ialah mencatat tindakan-tindakan Allah dalam urusan-Nya dengan manusia secara umum dan umat Israel secara khusus, yang semuanya bersifat menebus dan menyelamatkan manusia dari dosanya. 

Maka dapat disimpulkan bahwa catatan-catatan Perjanjian Lama bukan mite atau dongeng melainkan riwayat sejarah yang pada dasarnya maupun secara detail dapat dikatakan otentik. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa penekanan Perjanjian Lama yang utama adalah theologis bukan historis.

Sebagai pernyataan diri Allah, sasaran Penjanjian Lama adalah agar pembacanya akan mengenal Allah dengan lebih baik. Namun proses ini tidak dimaksudkan hanya untuk tujuan kognitif semata. Lagi pula, pengenalan akan Allah ini tercapai dengan cara mengalami sifat-sifat -Nya. Sasaran Perjanjian Lama bukan kehidupan yang diubah, meskipun pengenalan akan Allah itu sudah seharusnya mengubah kehidupan seseorang. 

Sasaran Perjanjian Lama bukanlah menyetujui suatu sistem nilai, meskipun suatu sistem nilai tentu saja akan merupakan akibat dari mengenal Allah dengan sungguh-sungguh. Perjanjian Lama bukanlah tempat penyimpan berbagai model peran historis, kidung-kidung yang berdebu, dan perkataan nubuat yang tidak jelas. Tetapi merupakan ajakan Allah untuk mendengar kisah-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun