Mohon tunggu...
Kinnar Triamanda
Kinnar Triamanda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

hobi saya mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gerakan Aceh merdeka

21 Januari 2025   08:51 Diperbarui: 21 Januari 2025   08:51 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gerakan Aceh Merdeka: Konflik dan Perdamaian di Aceh

 

Gerakan Aceh Merdeka (GAM) adalah kelompok separatis yang berjuang untuk kemerdekaan wilayah Aceh, Sumatra, Indonesia. Konflik mereka dengan pemerintah Indonesia berlangsung selama hampir tiga dekade, dari tahun 1976 hingga 2005, dan menewaskan lebih dari 15.000 orang. Konflik ini dipicu oleh perbedaan pandangan tentang hukum Islam, ketidakpuasan terhadap distribusi sumber daya alam, dan meningkatnya jumlah migran dari Jawa. Pemerintah pusat dianggap terlalu sentralistis, sehingga memicu kemarahan dan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat Aceh.

 

Respon pemerintah terhadap gerakan GAM pada awalnya tidak efektif, yang justru memicu perlawanan dan memungkinkan GAM mendapatkan dukungan dari masyarakat. Kondisi ini semakin rumit dengan kurang tepatnya cara mengatasi gerakan GAM oleh pemerintah pusat, sehingga kelompok tersebut berhasil memanfaatkan situasi untuk mendapatkan dukungan dan memperkuat posisinya.

 

Puncak konflik terjadi pada tahun 2004, ketika gempa bumi dan tsunami dahsyat melanda Aceh. Tragedi ini mendorong kedua belah pihak untuk kembali ke meja perundingan di bawah mediasi internasional. Setelah negosiasi yang panjang, kesepakatan damai tercapai antara GAM dan pemerintah Indonesia pada tahun 2005 di Vantaa, Finlandia. Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan pada bulan Agustus 2005 dan diawasi oleh Aceh Monitoring Mission (AMM) yang terdiri dari lima negara ASEAN.

 

Penyelesaian konflik ini membawa dampak positif dan negatif. Di satu sisi, konflik berakhir, Aceh mendapat otonomi khusus, dan pembangunan di wilayah tersebut meningkat. Namun, keadilan bagi korban belum terpenuhi, pelanggaran HAM belum sepenuhnya diatasi, dan sebagian masyarakat masih menginginkan kemerdekaan. Perjanjian Helsinki, yang memfasilitasi proses perdamaian, menjadi langkah penting dalam mengakhiri konflik berkepanjangan. Namun, komitmen yang berkelanjutan diperlukan untuk memastikan implementasi kebijakan berjalan dengan baik dan menjaga perdamaian di Aceh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun