Mohon tunggu...
King Syahir
King Syahir Mohon Tunggu... -

to be the real king

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sarasehan Sekretariat Ditjen P2MKT: Ada Pengalaman Baru

14 November 2011   04:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:42 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekretariat Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menggelar Sarasehan di Bali 11-13 November 2011.

Bertempat di Hotel Mercure Kuta Bali ini, Sarasehan diikuti oleh seluruh pejabat dan staf Setditjen P2MKT. Seluruh peserta mengikuti jalannya acara dengan seksama dan khidmat. Antusiasme peserta terlihat dari tanggapan dan respon mereka terhadap materi-materi yang disampaikan nara sumber.

Adapun yang bertindak sebagai panitia pelaksana Sarasehan adalah Bagian Kepegawaian dan Umum Setditjen P2MKT. Bekerja sama dengan sebuah event organizer (EO), Sarasehan kali ini berjalan sesuai dengan rencana dan target serta tujuan yang telah direncanakan.

Sarasehan dibuka pada pukul 20.00 waktu setempat oleh Direktur Jenderal P2MKT Roosari Tyas Wardani. Sebelumnya, Sekretaris Ditjen P2MKT Bambang Setiobudi menyampaikan sambutannya. Dalam sambutannya, Bambang menyampaikan urgensi sarasehan ini, selain memberikan penambahan wawasan terhadap seluruh pegawai, juga untuk menambah keakraban dan kekeluargaan antara pimpinan dan staf, atau antar sesama staf.

Dirjen P2MKT dalam pidato pembukaannya menyampaikan beberapa pokok pikiran. Sarasehan menjadi sebuah kebutuhan tersendiri di lingkungan Sekretariat Ditjen P2MKT khususnya, dan Ditjen P2MKT pada umumnya. Pasalnya, dalam event ini seluruh peserta mendapatkan pengetahuan dari pihak terkait mengenai hal-hal yang belum didapatkan.

Pada hari pertama, panitia menyuguhkan sesi paparan materi seputar sukses petani Bali dalam menerapkan/mengadopsi program Prima Tani. Program Prima Tani merupakan merupakan nama lain dari Program Rintisan Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian.

Prima Tani dijalankan untuk memasyarkatkan inovasi hasil penelitian dan pengembangan pertanian kepada masyarakat, khususnya para petani dalam bentuk laboratorium agribisnis. Adapun tujuan utama Prima Tani ini adalah untuk mempercepat masa tanam, meningkatkan kadar dan memperluas prevelensi adopsi teknologi yang dihasilkan oleh Bada Litbang Pertanian. Di samping itu, program Prima Tani juga untuk mengintegrasikan antara pertanian dengan teknologi tepat guna.

Provinsi Bali mengadopsi Prima Tani ke dalam bentuk program yang disebut dengan Simantri atau Sistem Pertanian Terintegrasi. Dengan program ini Provinsi Bali mengharapkan terjadinya optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal dengan inovasi. Dengan demikian, pendapatan petani dapat meningkat tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Demikian disampaikan oleh Ir. Ketut kariada, M.Sc, Peneliti BPPT Bali. Ketut juga menyampaikan beberapa indikator keberhasilan program Simantri ini yang meliputi terciptanya usahatani produktif, terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi, dan berkembangnya lembaga usaha ekonomi perdesaan yang bermuara pada peningkatan pendapatan petani.

Pada sesi kedua, sarasehan dilanjutkan dengan paparan kiat sukses pengusaha lokal Bali Gusti Ngurah Anom yang tak lain adalah pemilik Pusat Belanja Oleh-oleh Khas Bali, Krisna.

Pak Cok, begitu sapaan Gusti Ngurah Anom ini, menyampaikan perjalanan suksesnya sebagai pengusaha oleh-oleh jajanan khas Bali. Berawal dari seorang tukang cuci mobil, Pak Cok yang berlatar belakang keluarga kurang mampu ini mengawali usaha oleh-oleh khas Bali pada 2007.

Sebelum sukses dengan usaha ini, Cok menekuni usaha konfeksi bersama sang istri, Mastrining. Sukses dengan usaha ini, Cok pun mencoba peruntungan di bidang lain, yakni oleh-oleh khas Bali berkat kecerdasannya melihat peluang.

Dengan berbekal kerja keras, ketekunan, kesabaran, kejelian membaca peluang yang didukung sikap dasar kreativitas dan inovasi, Cok pun melenggang di dunia usaha buah tangan. Para turis asing dan domestik yang datang ke Bali, merasa tidak afdhal jika tidak menenteng oleh-oleh dari Krisna.

Selain, paparan tersebut, peserta mendapatkan kesempatan kunjungan lapangan (Field Trip) ke lokasi di kawasan Kecamatan Payangan Gianyar Bali. Dipandu oleh Ketut Kariada, peserta diperlihatkan proses kerja biogas yang dapat menghidupkan kompor dan lampu penerang yang digarap oleh para petani yang dibinanya.

Kemudian, field trip dilanjutkan ke Sekar Bumi Farm (SBF) yang terletak di Desa Kerta Kec. Payangan. Lokasi ini tidak lain adalah sebuah pusat perkebunan pemasok berbagai permintaan bunga dan daun potong dan tanaman dekoratif untuk kebutuhan pariwisata.

Usai kunjungan dari SBF, peserta mendapatkan kesempatan berkunjung langsung ke Pusat Oleh-Oleh Khas Bali Krisna yang terletak di Jalan Raya Tuban No. 2X. Untuk diketahui, saat ini Krisna telah memiliki empat pusat belanja yang masing-masing terletak di jalan Nusa Indah, Jalan Nusa Kambangan 160 A Denpasar, Sunset Road, dan Jalan Raya Tuban.

Acara ini mendapatkan sambutan positif dari Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Sitditjen. P2MKT yang turut menjadi bagian dari acara ini.

“Sarasehan yang bermanfaat dan menyenangkan, dan ada pengalaman baru,” ungkap Nur Azizah, CPNS yang ditempatkan di Subbagian Organisasi Bagian Hukum dan Organisasi Setditjen. P2MKT.

Sujabbar Wiryadi Negara, staf Subbagian Hukum pada Bagian Hukum dan Organisasi yang juga masih berstatus CPNS, merasa mendapat pengalaman baru. Kata laki-laki asal Palembang ini, “Semoga di tahun depan diadakan acara yang serupa, agar mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun