Mohon tunggu...
Kine Risty
Kine Risty Mohon Tunggu... lainnya -

Aku mencintai senja karena semburatnya memberikan kehangatan penuh dengan kerinduan dan sekarang terdampar di Thailand

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Seharusnya Aku Menyalahkan Hujan

20 Januari 2011   14:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:21 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" Semoga, Leo baik-baik saja" bisikku diantara ketidak tenangan. Anak itu suka menerjang hujan dan tak mau berteduh. Aku masih ingat  sore itu, ketika aku dan Leo dari rumah Oma. Cuaca tak bersahabat, dan hujan mulai turun. Tapi Leo tetap saja nekad mengendari motornya pulang denganku. Ketika aku meminta untuk berteduh sampai hujan reda, selalu saja dia beralasan " tanggung sudah terlanjur basah".

" Kak, Buruan! " teriak Leo dari gerbang kampus yang membuyarkan lamunanku.

Benar saja , ini anak hujan-hujanan seperti dugaanku. Sebelum kakiku melangkah dan membuka payungku, tiba-tiba dentuman keras menyambar tubuh adikku. Kejadian begitu cepat sekali. Petir itu telah meluluh lantahkan tubuh Leo hingga terpental. Tubuhnya membiru, dan membuat diriku terasa lemas dan limbung. Aku tak sadarkan diri . Ketika siuman, aku telah berada dirumah sakit. Aku menangis histeri dan memanggil-mangil Leo.

Sejak kematian Leo, aku tak mau pergi ke Kampus lagi. Tempat itu benar membuat aku trauma dan merasa bersalah terhadap adikku satu-satunya. Akhirnya papa membujukku kuliah di japan agar tidak selalu mengurung diri dikamar dan menyalahkan diriku sendiri.

" Fian, Akulah yang bersalah atas kepergian, Leo " ucapku sambil menyeka butiran- butiran kristal yang membasahi pipiku.

Disekanya air mataku dengan tangan Fian yang begitu halus.

" Vit, jangan menyalahkan dirimu terus. Setiap orang pasti akan menuju kematian dan tidak ada yang dapat menghalang-halanginya. Tuhan telah menakdirkan adik kamu menghadapnya lebih cepat" aku semakin terisak mendengar nasehat, Fian.

" Kalau kamu sedih terus dan selalu menyalahkan diri kamu sendiri, pasti Leo akan sedih disana. Doakan dia agar arwahnya tenang disisi yang maha Agung dan berhenti menyalahkan diri, sayang".

Hujan telah reda ketika mataku membuang tatapanku ke jendela. Fian menganguk sambil mengajaku beranjak pulang.

NB: Cerpen ini kupersembahkan buat sahabatku Nova, Jovita, dan Ayumi sebelum aku pergi meninggalkan Hongkong. Maaf  ya cerpennya tentang kesedihan. Aku akan merindukan persahabatan kita, merindukan kebersamaan kita selama di negeri beton. Love You sahabat :) !

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun