Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Surat Terbuka Kepada Pemprov dan DPRD Banten, tentang Jalan Tangsel Rusak Parah

4 Mei 2015   09:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kami semua pengguna jalan di kota Tangsel, khususnya jalan Utama yang adalah tanggung  jawab Pemvrop Banten, kami merasa prihatin, tidak nyaman dan sangat kecewa. Justru pada saat semua berbenah ingin bersolek mempercantik Kota masing-masing dan ingin menikmati kenyamanan infrastruktur diabad terkini, mengapa justru keadaan ini malah semakin mundur beberapa tahun? Yang ada, jalanan menjadi rusak parah dimana-mana.

14306416962120567961
14306416962120567961

Hampir sebagian jalan di Tangsel sangat memprihatinkan, hancur total. Bahkan bekas aspalan beberapa waktu lalu yang pernah digelar terkikis oleh hujan, lalu malah menimbulkan gelombang-gelombang karena sebagian hilang sebagian masih tersisa dan sisa aspal tersebut menjadi benjol-benjol tidak rata, sangat tidak nyaman bagi kendaraan yang melewatinya.

Benar, pengaspalan waktu itu  tidak bagus mutunya terbukti ketika baru saja digelar pengaspalan, kemudian turun hujan setiap hari, tiba-tiba aspal rontok menyisakan sebagian bekas aspalnya menjadi benjol-benjol. Gelaran aspal ini terjadi di jalan Siliwangi dimulai dari bundaran depan kantor wali kota, sekarang tersisabekasnya. Jika saja volume aspal lebih banyak dari pasirnya pasti tidak akan terjadi hal yang demikian. Aspal mengikat pasir secara kuat, apapun keadaan yang akan terjadi tentunya jalan yang sudah diaspal tidak akan penyok-penyok dan tidak akan rontok mengelotok. Apabila pengaspalannya kuat meski baru dilakukan pengaspalan kemudiannya tertimpa hujan, tetap saja tidak terpengaruh oleh air hujan.

14306431761725701794
14306431761725701794

1430643463766978784
1430643463766978784

1430646353535895347
1430646353535895347

1430642335197416833
1430642335197416833


Kerusakan jalan ini terjadi karena disebabkan oleh drainase tidak berfungsi dengan benar, genangan air hujan dan genangan limbah rumah tangga yang seharusnya bisa masuk kedalam got-got atau drainase tersebut nyatanya sudah tidak ada tempat bagi air limbah rumah tangga didalam drainase yang penuh dengan tanah dan sampah, akhirnya air limbah tersebut meluber kejalan dan menggenang disana. Yang menjadi pertanyaan adalah penghuni gedung Ruko, tokodengan cara sewa maupun pemiliknya, mengapa bisa berdiam saja, melihat depan gedung miliknya ada air comberan berwarna hitam menggenang. setidaknya jikagot/saluran maupun drainasepenuh bukannya bisa dikeruk, misalnya dengan menyuruh tukang untuk melakukan pengerukan, paling tidak berusaha untuk halamannya sendiri. Syukur-syukur jika belum sempat penuh sudah mulai kerja bakti bersama Rt, Rw setempat. Seandainya semua warga masyarakat menyadari hal tersebut pasti saluran air yang ada didepan halamannya tidak menjadi buntu.

Dampak air yang tidak dapat masuk ke saluran/drainase yaitu, :


  • Merusak jalan, tentunya jalan menjadi hancur
  • Air comberan menimbulkan dampak penyakit

Hal yang demikian sungguh sangat tidak sehat, kenapa tidak sehat? Air limbah rumah tangga yang sudah mengendap dan menjadi hitam alias comberan seperti gambar diatas, akan mengering setelah dilindas mobil, kandungan bakteri/virus yang lolos masih hidup dibawa terbang oleh angin melayang kesetiap ruang bercampur dengan O2 yang dihirup oleh manusia. Mengerikan!

Jika sedemikian banyak comberan mengalir dijalan, lingkungan semakin tidak sehat saja. Kelihatannya warga masyarakat juga masa bodoh, padahal air selokan berasal dari rumah tangga mereka, tetapi mereka tidak mau tahu, alias tidak peduli sama sekali, seharusnya warga Rt, Rw bergerak bergotong royong membersihkan saluran selokan/drainase. Masyarakat tidak harus selalu melimpahkan pekerjaan tersebut kepada Pemkot, padahal untuk membersihkan kotoran yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Kesadaran yang demikianlah yang harus kita bangun, sadari dan miliki.

1430643844803967054
1430643844803967054
1430643884668312563
1430643884668312563
14306439401433261584
14306439401433261584
1430643986904313
1430643986904313
14306440351347772893
14306440351347772893
14306440701044673018
14306440701044673018
1430644101326123728
1430644101326123728

Pembuatan drainase yang asal-asalan sepertinya tanpa pengawasan dari dinas terkait kepada pemborong. Bagaimana bisa sebuah drainase asal-asalan seperti itu, waktu membuatnya seperti tidak mengenal tehnik konstruksi bangunan sebuah drainase berbelak-belok tidak beraturan, tidak mengenal level kemiringan tinggi rendahnya sebuah kebutuhan aliran muara air.

Lokasi drainase yang tidak tuntas ini dapat disaksikan di pondok Cabe Raya terutama diujung jelang lapangan terbang pondok cabe, apakah Dinas terkait tidak memeriksa pekerjaan dari para pemborong? Bagaimana bisa sebuah drainase asal-asalan seperti itu, didalam drainase sudah penuh dengan sedimen yang menyumbat drainase.

Lokasi jalan yang rusak parah di Kota Tangerang Selatan, antara lain, :


  • Jalan Raya Siliwangi dari depan kantor Walikota Tangerang Selatan hampir sepanjang jalan mencapai pertigaan Pamulang dua check point Pom Bensin Pertamina.
  • Jl Setiabudi sampai perempatan gaplek terus menuju pondok cabe.
  • Jalan Pajajaran sebelum Danau Pamulang hingga pertigaan Pom Bensin.
  • Jalan Cireundeu Raya sampai menjelang Super market Aneka Buana.

Masih ada lokasi jalan rusak yang lainnya, kecuali sekarang jalan yang sedang dalam proses pelebaran dan pembetonan, namun demikian pengerjaannya terasa lamban.

Kalau sudah begini semua kendaraan yang melalui jalan yang rusak parah akan merasakan akibatnya dengan kerusakan kaki-kaki mobil seperti shockbreaker, ball joint per-pernya bunyi kreyot-kreyot sudah barang tentu, apalagi jika kendaraan masyarakat yang dibeli dari hasil keringat sendiri bukan pinjaman kantor maupun hasil korupsi, itu sangat terasa sekali sakitnya, karena dana yang dihamburkan untuk perbaikan bagi kaki-kaki kendaraan tidak sedikit ketika merogoh kocek, yang seharusnya bisa untuk kebutuhan lainnya, dalam hal ini Masyarakat sangat tidak diuntungkan.

Bagaimana dengan janji-janji kampanye ketika ingin menduduki kursi empuk di perwakilan rakyat, selayaknya anggota dewan ketika duduk disana benar-benar mewakili rakyat di DPRD Propinsi? Juga sebaiknya Dewan ini menjelaskan mengapa jalan rusak tidak segera diperbaiki, jika dananya sudah ada mengapa harus dimundur-mundurkan terus? Sekarang atau nanti sebaiknya dikerjakan lebih cepat lebih baik, menambah nilai plus untuk anda nantinya jika membutuhkan suara rakyat berkelanjutan. Sudah lama sekali warga masyarakat ini merasakan ketidak nyamanan dijalan. Sungguh! Serius! sangat tidak nyaman sekali.

Sedikit ulasan tentang hal penyebab jalan Rusak karena


  • Cara pembuatan jalan yang tidak benar, misalnya saja jalan bagian pinggir harus lebih rendah dari yang tengah, agar air langsung mengalir kepinggir ketika hujan dan masuk ke drainase, sering kali kebalikannya, terjadi cekungan ditengah jadi menggenang di tengah jalan.
  • Drainase yang tidak berfungsi
  • Genangan air dijalan. Air saluran limbah rumah tangga tidak bisa masuk drainase disebabkan drainase tidak berfungsi got dari gang-gang yang berisi limbah rumahtangga alias comberan menggenang kejalan-jalan
  • Pengusaha Jasa Pencucian motor yang air bekas cucian dibuang dan mengalir kejalan

14305897771156746727
14305897771156746727



Pemandangan yang sangat tidak wajar, pengusaha Pedagang Kaki Lima [PKL] membangun lapak persis dipinggir jalan utama, tadinya hanya beberapa lapak, karena dibiarkan oleh aparat Pemerintah jadi semakin menjamur. Apakah bangunan lapak PKL yang berada tepat dipinggir jalan utama apakah ada ijin Pemerintah? Kondisi begini mengurangi keindahan pemandangan Kota,bagaimana dengan tujuan Pemkot Tangerang Selatan yang ingin meraih penghargaan “Adipura”? Ada dimana Lurah pemangku kepentingan terdekat dari wilayah lingkungan masyarakat ketika mereka para PKL mulai mendirikan bangunan dipinggir jalan apa yang dilakukan Rt, Rw, Kelurahan Kecamatan dan pemerintah terkait, bagaimana hal-halsemacam ini bisa dibiarkan berlarut-larut dan menjamur. Bagaimana dengan MCK mereka? Sepertinya adem ayem saja. Lokasi ini berada di Jalan Cabe Raya Pondok Cabe,Tangerang Selatan, silahkan disatroni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun