Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pengemudi Mobil Mini Bus Band Wali Sangat Arogan di Jalan Raya

2 Januari 2014   12:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:14 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13886355171610238453

Contoh perilaku pengemudi yang merasa bangga dengan label ternama ketika berada di jalan Raya.

Mini bus sebesar ini kalau genjet mobil sedan ya mak kriyes ringsek, peduli apa?

Maaf peristiwa ini harus saya sampaikan disini, untuk pembelajaran siapapun, apalagi yang pada sedang naik daun. Agar pengemudi mobilnya jangan arogan di jalan Raya, karena dengan tindakan ini akan sangat membahayakan jiwa manusia lain.

Manusia ketika selagi mendapatkan Anugerah, kesempatan berada diatas maupun keberuntungan yang baik sering menjadi lupa sehingga terkadang menjadi arogan/besar kepala(mungkin ingin menunjukkan **ini lho gue bawa mobil Band terkenal, lo tu  pada diem semua deh, suka-suka gue, mau mepet kek, ga boleh protes!! gue gencet baru rasa loh!**)

Kejadian ini terjadi pada Hari Senin tanggal 30 Desember 2013, sekitar menjelangjam dua belasan, ketika kami berada di jalan sekitar pasar Ciputat(Tangerang Selatan) di ujungFly over dari arah Pamulang, tiba-tiba saja mobil kami dipepet dan digencet oleh sebuah mobil mini Bus besar warna hijau. Kebetulan mobil saya dikemudikan  oleh puteri kecil saya, jadi saya tahu persis awal mula kejadian. Maksud pengemudi mini Bus ini apa?  kami terkejut.

Siapapun pasti akan terkejut kala jarak antara mobil yang satu dengan lainnya hanya kurang dari dua puluh cm. Dengan reflek Puteri kecil saya memberi tahu dengan klakson, apa yang terjadi mobil mini bus yang cukup besar tersebut malahanmenggencet mobil kami yang sedan, semakin mepet jaraknya sampai tipis sekali,ternyata pengemudi mini Bus initidak bisa diberi tahu secara sopan. Karena ketika diklakson mereka semakin menggencet mobil kami, masih untung tidak sampai senggolan, kalau mobil saya ringsek apa mereka mau bertanggung  jawab? paling lari ...  kalau ketangkep pun pengemudinya selalu bilang maaf bu saya orang kecil, kasihan anak-anak saya banyak.(kalau sedang dijalan layaknya raja jalanan)

Dengan reflek pula saya membuka kaca berniat memberi tahu, dengan kata-kata, jika klakson mobil saja dia tidak mengerti, aksi pepet-pepetan semakin menggila sepanjang jalan, saya minta untuk buka kaca! Sembari mobil tetap melaju. Ulah pengemudi ini agak mereda ketika terhalang oleh motor yang masuk disela-sela antara mobil sedan kami dan mini bus. Kebetulan suasana jalan raya agak padat.

Karena mereka tidak mau buka kaca, saya yang menjadi panas, mengacungkan genggaman kepalan dan bahkan dengan reflek saya mengacung-acungkan sandal klompen bertujuan agar kaca dibuka dan saya suruh mereka minggir. Saya mempertanyakan maksudnya apa, malahkembali lagi sopir ini berulah, mungkin tersinggung ketika saya mengacungkan kepalan tangan, lagi-lagi sik sak kembali mepet mobil kami nyaris kena tipis sekali jaraknya, puteri kecil kami membunyikan klakson panjang, tidak mau kalah pengemudi mobil mini bus ini membunyikan klakson panjang juga. Suasana menjadi aneh.

Akhirnya puteri kecil kami mengingatkan untuk dicatat no polisinya, saya reflek memotret mobil mini bus tersebut, betapa terkejutnya kami ketika melihat gambar yang ada dikamera kami mini bus itu berlebel Wali Band. Apakah tidak salah itu kendaraan Wali band, Pemainnya yang Agamis terlihat sopan dan baik. Mengapa pengemudi mengemudikan mini Busnya jadi liar dijalan? Siapapun pengemudinya entah Anggota Wali Band sendiri, entah sopir, entah familinya, seharusnya menjaga nama baik yang sudah tertera di mobil mini bus tersebut. Jangan kebanggaan menggendongtulisan nama Band Wali tetapi berbuat seenak sendiri, jalan ini milik umum jangan srudak-sruduk suka-suka sendiri. Ketika sampai di daerah Kampus UIN Syarif Hidayatulloh Ciputat Tangerang Selatan, mobil tersebut berputar arah didepan kampus UIN.

Sebaiknya ketika mempertahankan nama yang sudah berada di papan atas, ketika membangunnya dengan susah payah apakah akan menjadi rusak susu sebelanga, dikarenakan nila setitik? Dengan kejadian yang sangat sepele tetapi membuat masyarakat lain resah watir dan terganggu, memberi contoh tidak baik kepada masyarakat dan menunjukkan seperti inilah cermin sikap dari Band Wali?

Siapapun anda pengemudi mobil tersebut, ketika saya minta buka kaca, untuk ngomong secara baik-baik meski mobil dalam keadaan jalan, anda tidak berani buka kaca, tetapi kelakuan anda tidak lebih dari sopir tembak dari sebuah mobil angkutan umum yang tidak bermartabat, ngebut dijalan layaknya ngejar setoran. Sementara banyak mobil angkutan umum yang bersamaan kejadian itu, tidak berkelakuan semacam itu, mereka kebetulan tertib berjalan sesuai jalurnya.

Masyarakat pengendara mobil maupun motor dijalan pada saat kejadian pasti berdecak kagum menyaksikan kejadian dan ulah mini bus berlebel band ternama tersebut, karena mereka pasti membaca tulisan yang ada di mobil mini Bus anda. “O, begitu kelakuan nya dijalan???” Karena jalan agak padat tetapi lancar. Itulah contoh perilaku dijalan(yang menggendong nama populair)  sungguh cerminan yang dapat menggali kuburnya sendiri. Sayang.

-Ngesti Setyo Moerni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun