Untuk itulah Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak KPPPA sangat giat mengatur siasat guna mencegah dan memberantas, kekerasan pada Perempuan dan anak dengan berusaha memotong mata rantai dari berbagai cara, termasuk bergandeng tangan dengan semua masyarakat Indonesia.
Pada kesempatan kali ini tibalah giliran bergandeng dengan Kompasianauntuk mengajak para blogger keroyokan [Kompasianer] ikut serta menyuarakan Pengakhiran tindak kekerasan terhadap Perempuan dan anak.
Dinakodai oleh Ibu Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat di KPPPA. Pertemuan dengan blogger Kompasiana berjalan lancar, namun ada rasa keprihatinan yang dalam bagi para Perempuan dan anak yang bernasib terjahati, ketika mendengarkan penuturannya.
Agustina Erni sendiri sebagai Deputi bidang Partisipasi Masyarakat di KPPPA sangat tidak tega jika menyampaikan hal kejadian kekerasan yang menimpa Perempuan dan anak. Terasa sekali ketika mengucap kalimat penyampaian kekerasan pada perempuan dan anak terasa agak seret kurang gamblang, karena keprihatinanya  yang dalam terhadap Perempuan dan anak yang terzolimi. Untuk merekalah kini perjuangan ini dipersembahkan.
Dengan irama penyampaian yang tegas, beliau mengajak kepada Kompasianer agar paham adanya tindak ketidak adilan disekitar, serta turut berjuang mencegah dan memadamkan  tindak kejahatan dengan tulisan yang dapat menyebar luas dan menyuarakan stop kekerasan pada Perempuan, stop kekerasan pada anak-anak. Stop ketidak adilan bagi mereka.
Pembicara kedua yaitu Dr. Sri Astuti, tokoh masyarakat penggiat kemanusiaan dan Dosen UHAMKA menyampaikan betapa prihatinnya ketika pada awal beliau menangani Lokasi Rusun Marundadengan kondisi pola perilaku hidup yang sangat carut-marut disuasana pergaulan sosial pada anak mudanya. Dengantumbuh dan kembangnya remaja yang tidak dapat diharapkan bagi kedepan kehidupan. Peredaran obat marak, pergaulan bebas  masih lagi adanya sekumpulan anak-anak yang ngelem[ ngelem adalah kecanduan menyedot lem] padahal lem tersebut berbau menyengat dan menusuk.
Dosen dan relawan kebaikan ini mempunyai cara yang sangat jitu dalam mengadakan pendekatan bagi masyarakat di lokasi Rusun Marunda, yaitu dengan mengajak  masyarakat yang masih belum terkontaminasi oleh hal-hal dan keadaan buruk serta masih memiliki pendirian kokoh dalam kebaikan meski kondisi ekonominya tergolong menengah kebawah mereka inilah yang dijadikan ujung tombak pendekatan dan mengajak masyarakat yang memerlukan pendampingan kearah kebaikan.
Dengan menciptakan acara kegiatan mengarah kepada pembinaan phisik dan mental, kapasitas pertemuan diperbanyak dengan berbagai kegiatan pelatihan program kerja yang diperlukan jika mereka ingin bekerja tidak lupa dengan pendampingan keagamaan. Syaratnya tidak menggurui dan memaksa maupun medoktrin, tetapi dengan menyenangkan hati mereka, ada lomba atau game, outing, outbound diluar kota ketempat-tempat yang menciptakan inspirasi menghasilkan manfaat.
Sekarang ini sudah mulai terasa perubahannya walaupun tidak terjadi perubahan dalam seratus persen, masih ada yang tertinggal itu memang perilaku dan sifat bawaan yang tidak mudah dirombak denga cepat, harus sabar.