Â
Â
Banyak masukan yang didapat oleh para Kompasianer pada saat Nangkring bersama BKKBN di Hotel Santika BSD, tentang rencana dan kerja yang sudah dijalankan. Begitu peliknya perkembangan manusia yang ada sekarang ini kesemrawutan kependudukan dengan jumlah angka kelahiran yang meledak karena perkembangan pasangan hidup yang sah maupun yang tidak sah semakin berpacu, belum lagi dengan masalah perilaku yang menyimpang pada masyarakat yang berangkat dari sebuah keluarga kurang harmonis, karena kurang pekanya orang tua dalam mendidik keturunannya. Untuk itulah tugas berat dari BKKBN dalam menangani dan membendung hal yang akan terjadi dengan pendekatan yang ramah dan manusiawi.
Deputi Bidang Advokasi, Penggerak dan Informasi BKKBN yaitu DR Abidinsyah Siregar, memapaparkan capaian dan rencana BKKBN, bagaimana Membangun Keluarga yang ujungnya bertepi pada Pembangunan sebuah Bangsa, Sebuah Bangsa bisa menjadi besar ketika Bangsa tersebut berangkat dari Keluarga sehat berkualitas. Ketika tameng dari keluarga itu sendiri sudah kuat, diluar sana akan tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang merugikan lingkungan, Negara dan diri sendiri serta keluarga. Mengapa? Apapun faktor iming-iming yang menjerumuskan manusia kedalam keterpurukan dan neraka akan mudah ditepis ketika bekal dari dalam keluarga sebelumnya sudah sangat baik. Tentunya dibarengi dengan kekuatan religi dari sejak kecil, namun bukan religi menyimpang, semua masuk pada logika dan disana manusia menjadi takut berbuat dengan hal-hal yang tidak terpuji, karena disini ancamannya adalah Neraka. Hal yang demikian Itulah sebagian bekal dari keluarga sejak dini.
Kemudian disampaikan juga tentang masalah Bonus Demografi, adalah masa dimana angka bebas ketergantungan antara penduduk usia produktif dengan usia penduduk tidak produktif mengalami penurunan sehingga mencapai angka dibawah lima puluh. Dengan arti kata setiap penduduk usia kerja menanggung sedikit penduduk usia tidak produktif.
Maka dari itu Badan Kependudukan & Keluarga Berencana Nasional sekarang ini semakin maximal dalam menangani kependudukan dan perlu perhatian secara intensive. Program-pogram dan rencana baru oleh para pakar didalamnya, termasuk menggenjot penanganan Bonus Demografi. Sedangkan untuk mendapatkan Bonus Demografi tersebut, maka kualitas SDM harus ditingkatkan secara maximal melalui pendidikan, pelayanan kesehatan dan penyediaan lapangan pekerjaan.
Pada saat ini terjadi contohnya misalnya pegawai negeri dipotong gajinya, Hitung-hitung semacam infak bagi yang beruntung mendapatkan lapangan kerja, ketika dipotong pajak, pensiun, kesehatan dan ada sedekah terdapat didalamnya, bagi masyarakat yang membutuhkan. Contoh Bonus Demografi.
BKKBN berusaha secara maximal untuk Keluarga Indonesia, dengan membuat Program-program baru guna mengendalikan Populasi yang sangat cepat di Negeri dan masyarakat yang ada menjadi keluarga sewajarnya, syukur sempurna serta sangat berkualitas, dengan berbagai cara yang ditemukan, seperti misalnya , :
- Mengatur usia perkawinan, minimal 21 tahun[khusus wanita], diusia tersebut kemapanan mental, kesiapan alat reproduksi wanita sudah mampu dan siap untuk melahirkan bayi.
- Siap lahir batin untuk menyatukan dua pribadi berbeda latar belakang kehidupan, pendidikan keluarga, suku maupun ras serta kebiasaan.
- Bagi suami, 25 tahun minimal calon suami atau calon Ayah ini sudah mampu menafkahi isteri dan keluarga hingga kedepan.
- Pempersiapkan lahirnya keturunan
- Merencanakan Keluarga berencana cukup dua anak, agar dapat benar-benar mampu membimbing menyekolahkan keturunan dengan pendidikan yang lebih baik hingga menjadi manusia dewasa yang bermutu
- Mengatur jarak persalinan anak Pertama dengan yang kedua dengan cara KB. Entah bagi isteri ataupun suami.
- Saling melindungi pasangannya dengan menjauhi sex diluar apalagi dengan orang yang tanpa diketahui asal mereka, jangan sampai kenalan baik itu pengidap penyakit kelamin bahkan HIV Aid.
- Hidup sehat dengan pasangannya
- Ketika bersalin di tolong oleh Dokter atau bidan dan tenaga medis
- Ketika memiliki bayi disarankan menyusui sendiri bayinya minimal enam bulan, syukur dapat mencapai dua tahun. Cara demikian akan menyebabkan Ibu dan bayi dapat membina hubungan batin yang sangat erat, penuh sayang.
- Tidak ketinggalan calon ayah selalu siaga dalam mendampingi isterinya dalam masa mengandung hingga lahirnya bayi mereka, bersama-sama mereka merawat bayi dan membimbing ketika menuju kedewasaan.
- Selalu mengontrol bayi ke Dokter anak, Puskesmas maupun Posyandu, dengan imunisasi yang sudah dijadwalkan diusianya.