Hanya karena sebuah keprihatinan yang mendalam tentang kerusakan alam, apalagi semakin kini semakin bertambah parah. Akhir-akhir ini dapat dirasakan akibatnya yaitu adanya perubahan iklim, meningginya permukaan air laut karena mencairnya es di Kutub, Bumi semakin memanas karena utamanya lapisan ozon semakin berlubang kurang mampu lagi meredam panas matahari yang menembus Lapisan Bumi dimana disana bermacam makluk hidup berada.
Manusia memerlukan kenyamanan dalam hidupnya antara lain adanya kebersihan udara yang dihirupnya untuk menunjang hak hidup dan keberadaannya di dunia ini, cuaca dan suhu udara. Semuanya kini yang dibutuhkan sudah banyak tercemar oleh ulah manusia itu sendiri, dari sifat tamaknya yang mengeksploitasi Bumi, Hutan menghajar sungai dan memperbesar temuan zat kimia memudahkan untuk urusan kehidupan namun tidak pernah terlintas dibenaknya bahwa temuan tersebut merusak makluk hidup lain yang sama-sama membutuhkan kenyamanan khususnya kesehatan.
Keprihatan semacam ini bagi kami yang peduli, tidak hanya berhenti pada asksi mulut hingga berteriak-teriak protes kesana-kemari atas ketidak seimbangnya perlakuan terhadap Bumi yang kita pijak ini, namun semua itu harus dibarengi dengan perlakukan sesuatu bagi pelestarian Bumi meski hanya sedikit dimulai dari diri sendiri dan lingkunganku.
Dimulai dari diri sendiri dan lingkungan.
Bagaimana membuat rumah menjadi nyaman dan semua penghuni betah tinggal. Meski rumahku mungil kubuat sedemikian rupa dalam pelukan kesejukan, suasana lingkungan sekitar rumah menjadi adem karena adanya banyak tanaman, adem di rasa dan adem dimata, hingga menyerupai miniature hutan, bisa demikian? Benar segala macam tanaman kupersilahkan untuk menikmati kehidupannya. Bertaut sentuhan jari-jari tanganku tanpa kenal segan serta senyuman iklas untuk mengucap selamat datang pada makluk lain dihalaman miniku.
Paling tidak berbagi kebahagiaan kepada binatang-binatang yang ingin hidup di wilayah halaman rumah seperti layaknya di hutan, termasuk ikan-ikan yang sengaja kupelihara yang memerlukan sapaan iklas perlu makan, udara segar dan air untuk hidupnya. Kalau burung dan binatang lain berdatangan dengan sendirinya karena dihalaman rumahku ada beberapa tanaman pohon yang membesar dan agak rimbun. Banyak burung-burung yang selalu menyanyi indah menghibur penghuni rumah bahkan kepada para tetangga. Seperti, burung perkutut, burung derkuku, burung kutilang, burung cuca rawa, burung emprit, burung jalak berbagai jenis, burung gereja memang bersarang di bawah genteng, masih banyak lagi jenis burung yang ternyata burung peliharaan terlepas dari sangkarnya.
Burung yang datang silih berganti serta berwarna warni dengan kicauan yang merdu. Apalagi ketika sore hari saat aku menyiram tanaman di halaman atas ada beberapa burung yang berdatangan untuk ikut mandi oleh cipratan air siraman, sangat menghibur sekali melihatnya, dan ternyata merupakan sebuah terapi bathin karena selalu mengingat kepada Sang Maha Pencipta, begitu Maha Besar Nya “ Shubhahanalloh” Ada lebah madu, lebah Endas( tawon Gong yang besar dan selalu berdengung,) mondar mandir saat aku menyiram tanaman, ada ular, katak, bahkan ada katak terbang yang berbahaya dengan menyemprotkan air seni beracunnya tidak baik untuk mata, ada tokek, sekali-kali ketika hujan datang biawak pun sempat menyaba kehalaman rumah melalui selokan, kucing anjing ayam tetangga jauh berdatangan kehalaman rumah berbagi kehidupan dan icip-icip makan, dalam kerimbunan tanaman dan kenyamanan udara karena kerimbunan tanaman. ekosystem kecil bersama semut-semut belalang, kupu-kupu dan rayap yang berdiam dihalaman rumah, layaknya merupakan ecosystem kecil yang salingmember dan membagi kebutuhan dan kepedulian. Padahal lingkungan perumahan yang aku tinggali hanyalah sebuah perumahan BTN dengan luas tanah yang tidak besar hanya sekitar 245 m, awalnya merupakan lingkungan yang gersang.
Lalu bagaimana dengan sampah tanaman yang rimbun itu? Dengan adanya tanaman banyak pasti menimbulkan masalah sampah yang lumayan besar? Tidak perlu kawatir akan hal itu, justru karena adanya sampah tanaman, aku bisa menjual kompos kepada para tetangga serta kenalan, karena di rumah juga memproses sampah organik menjadi Kompos.
Caranya dengan mengolah sampah tanaman dan sampah rumah tangga menjadi kompos, mengajak para Pemulung untuk mencacah sampah daun dengan mesin pencacah, dari rumah sendiri saja sudah mengurangi sampah agar tidak tersetor ke TPST, serta mendapat pupuk gratis, masih bisa membiayai para Pemulung dari hasil menjual pupuk organik dari sampah rumah dan lingkungan.
Bagaimana dengan suasana sekitar?
Pada waktu masuk perumahan ini awalnya sangat gersang, seperti yang dijabarkan diatas, oleh pengembang hanya disediakan pohon akasia untuk jalan utama. Kami bersama para tetangga penyenang kesejukan serta para peduli lingkungan bergerak menghijaukan perumahan sendiri agar bisa tinggal dengan nyaman. Dan inilah buktinya, sekarang pohon-pohon di perumahan kami sudah sangat rimbun.
Tidak tinggal diam hanya berkutat pada masalah tanaman dilingkungan rumah saja, karena Sampah kini menjadi issue dan masalah yang semakin menghawatirkan maka selain selalu mengamati lingkungan dan memiliki sedikit ilmu untuk menyelesaikan masalah sampah, sayang kalau ilmu itu hanya untuk diri sendiri, akhirnya aku harus terjun dibidang pengelolaan sampah skala rumah tangga serta penghijauan.
n inovasi yang sudah ada aku hanya mencerahkan serta mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar perumahan dulu, kemudian meluas ke Rt, Rw Kelurahan, kecamatan dan lingkungan lainya seperti sekolah-sekolah.
Aku sering keluar masuk wilayah Kota Tangerang Selatan(Tangsel). Kebetulan aku diajak oleh Ibu Walikota untuk diperbantukan di Tim Penggerak PKK - Kota Tangerang Selatan, sebagai anggota Pokja IV, disana ada penanganan lingkungan sehat, PHBS dan manfaat hasil Toga. Aku suka, karena seringnya bertemu langsung dengan Ibu-ibu kader, mereka sebagai ujung tombak untuk langsung berhubungan dengan masyarakat, nah disana aku bisa memasukkan inovasi bagus yang kuambil dari para pakar lingkungan penemu Inovasi tersebut, menghasut, memprovokasi bagaimana bahayanya manusia nantinya jika kita tidak mau peduli dengan lingkungan, utamanya melakukan dengan hal yang sekecil mungkin, mengelola sendiri sampah dari sumbernya yaitu dari rumah.
Disamping bergerak di TP PKK Tangerang Selatan sebelumnya aku memang sudah bergerak bersama teman Komunitas Peduli Lingkungan. Mengajak, memotivasi, mengispirasi dan mensosialisasikan penanganan sampah dengan cara mengolah sendiri sampah Organik dengan Keranjang Takakura dan Lubang Resapan Biopori, sedangkan untuk sampah yang Un-Organik dengan Bank Sampah.
Mungkin memang mereka tidak langsung mengerjakan apa yang aku ajakkan, tidak serta merta, ada juga yang mau peduli langsung, tetapi paling tidak didalam pikiran mereka sudah tertanam cara-cara yang baik untuk perbaikan Bumi kedepannya, WalahuAlam bisawaf, semoga mereka semua terpengaruh hingga mau mengerjakan apa yang aku sampaikan. Kemudian mereka menularkan ilmu tersebut kepada teman serta kerabat mereka, sehingga akhirnya virus kebaikan demi lingkungan dapat menggurita. Amin.
Untuk yang tak terjangkau dengan langkah kecilku aku juga menyebarkan inovasi penangan sampah skala rumah tangga ini di KOMPASIANA karena jangkauannya lebih jauh dan mendunia. Semua yang aku tulis dan aku sampaikan bukanlah hanya merupakan sebuah teori dan wacana saja, melainkan segala sesuatu sudah aku coba dulu dirumah, beserta pengalaman ketika aku berkeliling dari desa kedesa, dari arisan dan praktek keseharianku, semua ingin kuungkap agar para pembaca termotivasi serta terinspirasi oleh kegiatan dan kiprahku, meski hanya langkah-langkah kecil yang tertatih-tatih aku harus tetap tegak berjalan hingga sampai keujung.
Sebagai kebenaran bahwa tujuan menulis di KOMPASIANA adalah menebarkan virus Lingkungan, agar pembaca dapat mengambil manfaat hingga mau melakukannya dirumah tangga masing-masing, ini cuplikan tulisanku di KOMPASIANA, silahkan dibuka:
- Penghijauan
- Sebuah Anugerah
- Budidaya tanaman Obat
- Budidaya tanaman obat [II]
- Budidaya tanaman obat [III]
- Halamanh rumah yang kecil bisa jadi hutan
- Membuat Kompos
- Berbagi Pengalaman
- Tas daur ulang
- Bank Sampah
Diatas ini hanyalah sebagian kecil tulisanku mengenai lingkungan, masih ada lagi tentang obat Herbal atau manfaat tanaman obat yang kutulis berdasarkan kesembuhan dari pengalaman hidupku.
Bumi ini sudah semakin mengerikan dari ulah manusia yang hanya ingin mengambil keuntungan pribadi, tidak perduli hutan pun mereka lahap dan porak porandakan, banyak aneaka ragam hayati yang musnah. Akibat semua itu sudah sangat terasa yaitu Bumi semakin panas, iklim sudah berubah Virus-virus baru bermunculan dan bermutasi dengan cepatnya. Aku rela untuk mewakafkan tenaga dan pikiranku Untuk Lingkungan dan Bumi.
Semoga langkah-langkah kecilku yang sedikit ini akan menimbulkan manfaat untuk membangkitkan emosi masyarakat agar tersadar dan suka berbuat sesuatu khususnya lingkungan, senang sekali jika mengikuti jejakku bagi yang belum bergerak di lingkungan. Amin.
Salam Lingkungan
-Ngésti Setyo Moerni