Manfaat menjadi Nasabah Bank Sampah
Sampah membawa dampak manfaat bagi yang dapat menyikapinya dengan benar. Ini bukan tentang Sampah yang sudah berbau busuk tentunya, tetapi sampah yang masih bersih belum tercemar, artinya barang yang sudah tak terpakai terkategorikan sampah. Hal demikian hanya bisa kita dapatkan dari dalam rumah kita sendiri. Termasuk bagaimana menyikapi sampah yang organik sehari harus langsung diolah untuk dijadikan kompos yang nantinya akan berguna untuk kebutuhan pupuk tanaman dihalaman rumah.
Hanya karena sedikit kemauan mengumpulkan sampah un-organik kemudian menyetor ke Bank Sampah bisa menjadi sumber hiburan dan kebahagyaan para Ibu rumah tangga, sudah pasti akan sering diajak jalan-jalan gratis, keuntungan pokok ketika memanen hasil dari menyetor sampah berbulan-bulan bisa mencapai ratusan ribu rupiah dengan catatan jika rajin..
Halnya acara-acara demikian ini tergantung kepada Ketua dari Bank Sampah itu sendiri jika ketuanya kreatif dan rajin menjalin hubungan dengan dunia luar, misalnya dengan sponsor, maka acara kunjungan akan selalu di Agendakan, anggota/nasabah Bank Sampah bisa bersenang-senang, jalan-jalan menikmati sebuah tempat yang jarang didatangi karena berapa rupiah yang akan dikeluarkan jika jalan-jalan dengan biaya sendiri, tentunya berapa ratus ribu yang keluar dari kocek, tetapi dengan menjadi anggota Bank Sampah bisa gratis naik bus Pariwisata yang bersih berAC plus snack kadang makan pun ditanggung, kembali tergantung pada sponsornya.
Lagu dangdut mengiringi perjalanan
Pagi itu Hari kerja biasa, Rabu, tanggal 07 Januari 2014. Pagi-pagi mereka sudah siap ditempat yang dijanjikan berkumpul untuk keberangkatan. Jelas terpancar kebahagyaan mereka, terlihat dari mimik muka dan semangat yang ada, sejak pagi mereka sudah siap meninggalkan rumah tinggalnya untuk bersenang-senang sejenak, melupakan kesibukan keruwetan urusan keluarga. Inilah keuntungan bergabung menjadi nasabah atau anggota Bank Sampah. Tampak wajah-wajah cerah ketika sudah berada dilokasi Bus diparkir, dengan bekal untuk perjalanan terlihat mereka menenteng-tenteng tas yang terlihat agak berat, bagaimana tidak berat, penulis hanya berbekal dua thermos berisi kopi panas, thermos satu lagi untuk air dan es batu, mukena dan sedikit camilan kering kedalam tas ransel, ketika disandang terasa cukup berat,
Rencana jam enam Bus berangkat, tapi sayang meskipun lokasinya dekat karena jalan yang menuju lokasi sekitar Unpam[Universitas Pamulang] macet sekali, jadi penulis terlambat dari waktu yang ditentukan, wah tak enak jadinya.
P
Sepanjang perjalanan mereka cerita riang, menikmati perjalanan sambil dihibur oleh penyanyi yang ada yaitu Ibu-ibu anggota Bank Sampah maupun pengurusnya yang memiliki hobi menyanyi. Sekarang ini tiap Bus selalu tersedia Karaoke untuk menghibur penumpang, kali ini penulis ikut menikmati lagu-lagu dangdut sesuai selera mereka sepanjang perjalanan lagu ndangdut mendominasi ruang Bus. Seru, seru. . . .
Tujuan perjalanan ini berkunjung ke Pabrik Yacult Indonesia di Sukabumi
Perjalanan wisata ini ke Sukabumi, disebuah pabrik minuman kesehatan pelopor Probiotik yaitu Yacult, dengan adanya undangan ke pabrik Yacult para ibu yang masih kurang paham selama ini dengan Yacult, jadi bertambah pengetahuannya tentang manfaat minuman kesehatan ini, disana banyak masukan sesungguhnya bagaimana aturan minumnya cara menyimpannya, batasan untuk anak-anak dan keuntungan Yacult yang bagus ini terhadap kesehatan lambung dengan pasukan bakteri baiknya. Pada dasarnya perjalanan Ibu-ibu anggota/Nasabah Bank Sampah ini tidak hanya bersenang-senang saja tatapi mendapat tambahan wawasan kesehatan, semoga mereka bisa menangkap apa yang sudah di jelaskan oleh pak Bambang dari Yacult Indonesia.
Disamping penjelasan rinci para Anggota Bank Sampah ini diperbolehkan melihat cara kerja produksi minuman Yacult, bisa melihat pembiakan bakteri secara alami, tidak dipompa percepatan perkembang biakannya, tetapi cel-cel berbiak dari menjadi dua dan seterusnya, Bakteri disini penting artinya untuk mengubah susu menjadi minuman yang berkhasihat kesehatan dengan ciri asam segar, dan menjadi pemeran utama bahan pokok minuman kesehatan ini. Kemudian melihat proses pengadukan mencampur bahan-bahan yang terdiri dari susu murni dicampur dengan bakteri, lalu glukosa berbahan dasar singkong dan gula berbahan dasar tebu, bakteri ini nantinya dibangunkan dengan diberi makanan glukose Kemudian mencampur gula tebu, susu dan bakteri tersebut masih terlihat kuning mengental kemudian baru diaduk lagi bersama air dari sumber air yang sudah diuji kandungan kebersiihannya sudah pasti semuanya higienis yang diutamakan. Pabrik ini mencetak botolnya sendiri dengan biji plastik tertentu, maka pembuatan botolnya juga ditangani sendiri, jadi untuk kadar sterilnya sudah pasti benar-benar menjadikan standar kebersihan yang diutamakan.
Didalam mengintip pabrik Ibu-ibu ini sangat terkagum-kagum, begitu bersihnya dengan mesin-mesin yang tidak dimengerti oleh seorang awam dari Ibu rumah tangga biasa yang sehari-hari bergelut dengan sebuah perjuangan hidup, apalagi ketika tiba di tempat laboratoriumnya, semakin bingung saja. Terakhir sampailah pada mesin pengepakan Yacult setelah proses pengisian selesai, botol ini ditutup dan diberi lebel. Kegiatan ini menarik karena botol-botol ini berjalan sendiri “ Wah … seperti mainan anak saya” celetuk salah satu ibu, melihat botol kecil berjalan beriring-iring.
Pak Bambang menjelaskan mengapa Yacult yang berdiri sejak tahun 1930 di Pelopori oleh Dr.Minoru Shirota dari Kyoto Imperial University, sampai sekarang Yacult bertahan mempropoduksi yang itu-itu juga, dengan ukuran botolnya juga tidak pernah berubah? Karena jika minuman Yacult ini sudah diberi rasa macam-macam seperti yang beredar sekarang ini artinya minuman ini sudah bukan minuman kesehatan lagi yang fungsi utamanya membantu pencernakan lambung menyebarkan bakteri baik, jika diberi macam-macam rasa fungsinya sudah berbeda hanya sebagai minuman pelepas dahaga. Maka dari itu Yacult akan terus bertahan apa adanya dan tetap memegang teguh bahwa Yacult adalah minuman kesehatan bukan minuman pelepas dahaga, lihatlah botolnya yang tetap kecil, sesuai ukuran kebutuhan kesehatan manusia.
Seru juga berjalan bersama Ibu-ibu anggota Bank Sampah, terlihat sekali rasa puasnya, pada saat berfoto bersama mereka tampak bahagya dan beraksi untuk kenang-kenangan katanya, ingin dicetak dibesarkan . . . Iya monggo.
Kami keluar dari pabrik Yacult dengan rasa puas jadi sekarang menjadi mengerti dan paham apa itu minuman kesehatan Yacult cara menyimpannya, kegunaan/manfaat minum Yacult sudah dimengerti benar. Paling tidak, Ibu-ibu ini bisa berbicara jika ada yang minum tetapi tidak pada aturannya, dapat memberikan sedikit penyuluhan secara berantai agar tidak mengeluarkan uang secara sia-sia, membeli Yacult tetapi tidak bermanfaat.Padahal membantu menjaga pencernakan manusia.
Menikmati Wisata alam Danau Lido di Sukabumi
Sepulang dari kunjungan kepabrik Yacult, masih ada waktu cukup untuk berkunjung ketempat lain pada lokasi yang dilewati ketika menuju pulang. Kebetulan di area Taman Wisata Lido berada ditepi jalan, tidak terlalu banyak makan waktu mudah dijangkau.
Sekarang ini tempat Wisata Danau di Lido terutama tempat parkir sepertinya kurang terawat, terlihat kotor kurang sentuhan pada ahli pertamanannya, banyak Gulma yang sudah meninggi, kurang ceria seperti dulu, entah hanya sekedar perasaan penulis atau memang benar adanya maaf agak kumuh.
Walau demikian kami masih tertarik untuk berjalan-jalan berkeliling Danau dengan Perahu rakit yang nyaman, menikmati keindahan Alam yang molek nan perawan di atas rakit, tetap alami. Kenapa dikatakan nan perawan karena tidak adanya bangunan yang berani maju mendekat maupun kejadian pengurukan Danau,terlihat dari tebalnya gulma dan suburnya pepohonan. Terkecuali sebuah Hotel dan restauran masih megah berdiri disana, konon kabarnya lapangan Golf yang ada di Lido ditutup, karena area Lido ini akan dijadikan Kebun Raya, semoga terlaksana. Memang suasana Hutan sudah terasa layaknya nuansa alam nan perawan. Semoga, masyarakat semakin sadar bahwa saat yang lalu langkah yang dijalani semakin jauh dari alam dan pelestariannya, sekarang ini semua harus sadar untuk semakin perbanyak penanaman Tanaman apa saja, agar suasana alam terasa menyentuh di sekitar dimana kita tinggal.
Pada saat berkeliling kami menemukan penjual asongan yang di gelar di pinggir pulau Danau, melihatnya kasihan sekali Ibu-ibu penjual harus berendam didalam air, padahal disitu tersedia rakit, juga pengamen yang melagukan Shalawat Nabi, jadi membingungkan kenapa mesti harus berendam? Memakai rakit kan bisa tanpa harus memaksa berendam. Yah . . . terserah merekalah mereka yang menjalani ini. Semoga juga mereka diberikan kesehatan tidak masuk angin.
***
Yang menjadi catatan bagi perjalanan ini adalah, jika kita mau mengerjakan sesuatu dengan ikut bergabung pada kegiatan-kegiatan yang ada disekitar kita maka semua akan berubah menguntungkan dan barokah yang manfaat.
Sudahkah anda membuka Bank Sampah disekitar lingkungan anda?
-Ngesti Setyo Moerni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H