Mohon tunggu...
Farah Agustina
Farah Agustina Mohon Tunggu... -

lihat dan bacalah hingga mengerti dengan ribuan kata-kata cerminkan diri,,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Monolog Sang Perempuan

8 April 2011   15:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:00 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perempuan 20 tahun itu bermonolog di stasiun,,ia bercerita tentang kehidupannya yang indah. Ia berkata hidup itu indah,aku punya iyem yang ku gaji 10 juta di rumah, aku beri ia mobil dan fasilitasnya. Tapi iyem pergi meninggalkan aku,,lalu perempuan itu menangis..ia ambil putung rokok dan membakarnya, lalu ia tertawa kembali. Ah ngapain aku menangis karena aku punya ini, ia menunjukan roko yang ia nyalakan tadi. Dan ia keluarkan berlembar-lembar kertas. Ia bertanya pada calon penumpang kereta yang berada di peron seberangnya. Ini buat kamu,pasti kamu mau kan?lihat aku bisa menari. Dia pun menari sambil menyanyi. Ia menyanyikan lagu betawi.tidak lama kemudian ia memanggil iyem kembali. Iyem iyem kamu mau kmna?aku kan gak punya temen nih..ah iyem maah..lalu terdengar suara lonceng kereta. Dan lampu kereta menyala tanda ia sudah dekat. Ia melompat dan berdiri di tengah-tengah sambil bernyanyi dan menari juga sebatang putung rokok yang ia hisap di tangannya. Petugas turun dan mengamankan dia. "Hei kamu siapa, aku lgi pentas disini, koo malah ditangkap". Pintu kereta terbuka, dan aku masuk, lalu terlihat ia melambaikan tangan kepada penumpang yang naik "dadah,kalian wangi kan jadi jangan sombong ya,soalnya temen ku wangi tapi gak sombong, temenku lagi wangi tapi sombong, ada yang bau tapi sombong juga" pintu kereta tertutup. Kereta melaju. Dari balik kaca ku lihat ia tersenyum dan menari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun