Mohon tunggu...
Lyfe

Lucas the Spider; Bagaimana Youtube Mengubah Phobia Menjadi Bahagia

26 Februari 2018   03:06 Diperbarui: 26 Februari 2018   03:24 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika melihat seekor laba-laba, reaksi pertama anda mungkin bergidik geli lalu perlahan-lahan rasa ngeri muncul, dan anda berusaha secepat mungkin untuk mengusir hewan mungil tersebut. Laba-laba memiliki hubungan love-hate dengan manusia. Loveketika laba-laba dikaitkan dengan salah satu tokoh superhero Marvel, dan hateketika laba-laba muncul dengan wujud aslinya. Hal tersebut menginspirasi seorang animator asal Amerika Serikat Joshua Slice, ia berupaya untuk membuat audiens menerima laba-laba dalam bentuk "apa adanya" lewat tokoh dari film animasi pendek berdurasi 30 detik, Lukas the Spider. 

Lucas digambarkan sebagai seekor tarantula kecil bermata besar dengan rasa ingin tahu khas anak-anak usia 6-10 tahun, ditambah dengan cara bicaranya yang cadel membuat Lukas sukses merebut hati puluhan juta penonton di Youtube. Hingga hari ini telah ada empat seri animasi pendek yang tayang di kanal Youtube Lucas the Spider, dengan rata-rata penonton 11 juta lebih di setiap videonya. Slice tidak bekerja sendirian, ia mengajak sang keponakan --juga bernama Lucas-- yang baru berusia enam tahun untuk menjadi pengisi suara Lucas.  

Kepopuleran Lucas berhasil meraup banyak fans dari penjuru dunia, bahkan mereka memohon kepada raksasa animasi Pixar supaya Lucas the Spider untuk dijadikan full movie. Sontak Slice dan keponakannya girang dan semakin semangat untuk memproduksi episode-episode baru dari si mungil Lucas. Lalu sesungguhnya, apa formula dari kesuksesan Lucas the Spider? Jawabannya mungkin adalah kepiawaian Slice untuk membungkus rangkaian cerita dan memanfaatkan platform berbagi video paling populer saat ini, Youtube.

Youtube merupakan kanal bisnis dan hiburan terdepan saat ini, artinya banyak sekali jenis-jenis kreativitas yang beredar di dalamnya. Tidak terhitung berapa banyak konten yang terunggah sejak tahun 2008, tahun pertama Youtube mengudara. Youtube berhasil mengambil hati para penjelajah internet dibanding platform sejenis  seperti Vimeo atau Dailymotion. Hal ini bisa jadi karena selain memiliki user interface yang mudah dipergunakan, Youtube tidak memungut biaya dari setiap video yang diunggah atau ditonton. Tapi perlu diingat oleh calon creator seperti anda, Youtube memang menyediakan jasa kanal gratis, akan tetapi tidak bagi proses produksi kontennya. 

Slice sendiri mengatakan, dalam memproduksi Lucas the Spider ia membutuhkan setidaknya beberapa jenis software dan hardware penunjang supaya dapat menghasilkan animasi yang halus dan jernih. Akan tetapi sesungguhnya biaya produksi termahal justru jatuh kepada hak kekayaan intelektual. 

Slice membutuhkan waktu tiga bulan untuk melakukan riset kecil-kecilan soal laba-laba. Mungkin ide mengenai hewan kecil berbulu ini bersumber dari spontanitasnya melihat ketakutan orang di sekitar, tapi aktualisasi dari ide tersebut yang sangat kompleks. Slice berkata jika awalnya ia tidak berpikir untuk membuat karakter laba-laba cilik, namun ketika melihat tingkah polah keponakannya yang terlampau lucu, ia akhirnya memahami karakter seperti apa yang bakal dicintai oleh audiens Youtube kelak.

Berangkat dari pengetahuan umum jika orang-orang menyukai tontonan yang mampu membuat mereka tertawa atau berpikir, maka Slice mulai mendesain tokoh lengkap dengan personality serta latar tempat yang sangat sederhana seperti wastafel untuk tempat bermain Lucas. Slice memahami jika membuat animasi dengan panjang hingga bermenit-menit, para pengguna Youtube cepat bosan dan kemungkinan akan menutup video di tengah jalan. 

Ia pun memutuskan untuk memotong durasi menjadi setengah menit dengan plot menggantung, membuat penonton bertanya-tanya apa yang terjadi seterusnya pada si laba-laba mungil tersebut.  Strategi inilah yang berhasil membuat penonton tetap setia menunggu petualangan-petualangan baru dari Lucas. Slice juga rajin menyapa para subsciber kanal Lucas the Spider. 

Bahkan tak jarang ia membagikan sneak peek untuk episode yang akan datang, atau malah mengadakan polling petualangan seperti apa lagi yang dinantikan mereka dari Lucas. Slice menyadari keterlibatan para audiens merupakan kunci untuk menjaga loyalitas dan sekaligus membantu promosi karyanya lewat tautan yang dibagikan para penonton. Selain berkutat dengan Youtube, Slice juga membagikan tautan karyanya di Facebook, Twitter, dan Instagram pribadinya. Hal yang tidak terduga pun datang, Lukas the Spider berhasil menjadi cult bahkan bintang di situs guyonan 9GAG, serta  kanal berita pop seperti Buzzfeed, Mashable, dan Insider.

Kesederhanaan isi cerita dan keberhasilan menciptakan karakter loveable membuat pundi-pundi uang Slice menggelembung. Ia justru berterima kasih kepada sang keponakan yang menjadi sumber inspirasinya, serta berhak memegang royalti jika kelak Pixar benar-benar tertarik untuk memproduksi Lucas the Spider. Hal yang bisa ditarik dari kepopuleran fenomena ini adalah pastikan untuk membuat konten visual yang bernarasi dekat di hati dan pikiran penonton, spontan, serta mampu membangun suasana baru dan menantang seperti petualangan-petualangan Lucas the Spider selanjutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun