Salam kompak kompasiana!
Sebelum menulis saya sudah siapkan mental. Karena aslinya, saya ini perempuan bernyali kecil. Tapi untuk urusan lurus-meluruskan saya seperti tiba-tiba mendapat suplay nyali.
Oke, kawan!
Tak banyak yang ingin saya kemukakan sekedar tanggapan tertulis atas posting rekan sejawat ngompasiana, Fitri S atas tulisan Murtadnya Sang Putri. Saya juga tidak berminat mengeluarkan dalil-dalil atau sejenisnya, karena bukan di sini wadahnya.
Saya ingin berkisah, bahwa suatu ketika Fathimah R.ha , putri tercinta Rasulullah SAW mengadukan kesedihannya ketika Ali Ra hendak menikah lagi. Dan, Rasulullah SAW melarang Ali Ra dengan alasan tidak ingin putri tercintanya tersakiti hatinya (bukan disakiti). Padahal sudah jelas Rasulullah sendiri berpoligami. Dan, Ali mentaatinya, mengapa? Karena para sahabat memiliki iman yang sempurna, yakin bahwa Rasulullah SAW terjaga dari khilaf atau salah.
Baiklah, saya pikir sepenggal kisah tersebut sudah cukup mewakili bahwa tidak harus poligami itu dilaksanakan apabila akan banyak keburukan yang terjadi sebagai imbasnya.
Sesuatu yang halal harus disertai juga dengan kemanfaatan, walaupun secara hukum dibenarkan, namun secara akhlak, memaksakan kehendak bukanlah akhlak yang baik. Hukum dari Allah adalah haq, namun derajat keihlasan dan faktor-faktor lain umat ini sangat beragam. Dan itu harus menjadi bahan pertimbangan sebelum melangkah atau mengambil keputusan. Jika iman masih lemah, jangan coba-coba memaksa. Akan amburadul semuanya. Pernikahan itu tidak hanya antara seorang pria dan seorang wanita. Tapi di antara keduanya banyak pihak yang terlibat.
Yang saya lihat dari kasus poligami saat ini, yang terekspos di media hanya kasus yang gagal. Padahal banyak kasus poligami yang berhasil. Kalau bicara tentang selebritis, maaf maaf, saya tidak begitu respek. Maaf maaf saja. Saya hanya bisa mendo'akan saja semoga Allah memberi hidayah bagi mereka. Aamiin.
Lah wong sholat saja masih bolong-bolong kok berani-beraninya poligami. Yaaaa jauh kemana-mana laaaah!
Apalagi korupsi saja masih mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.....
Cape deeeeh...
Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H