Saat ini tentunya sangat penting untuk kita selalu menjaga kesehatan mental selain kesehatan fisik karena kesehatan mental akan mempengaruhi perasaan, emosi, piikiran bahkan perilaku seseorang. Ada yang bilang sesuatu yang tidak terlihat lebih mematikan daripada sesuatu yang dapat kita lihat.
Sebagai seorang mahasiswa semester 5 yang katanya salah satu semester yang “menakutkan” dalam dunia perkuliahan tentu saja saya sedikit takut dan overthingking mengenai hal ini dan pastinya hal tersebut mempengaruhi pada keadaan mental saya.
Terkadang saya merasakan keadaan emosi yang tidak stabil, mood yang berubah drastis, bahkan bisa tiba-tiba menangis oleh hal sepele contohnya seperti melihat barang tidak pada tempatnya bisa membuat saya tiba tiba menangis apalagi jika itu berbarengan dengan “tamu” yang tidak diundang setiap bulannya. Setiap manusia pasti memiliki ceritanya masing-masing dan pernah merasakan berada dititik terendah dalam hidupnya begitupun saya. Namun demikian sampai saat ini saya sangat bersyukur karena bisa melewati itu semua. Untuk bisa menjadi seperti sekarang tentunya sudah banyak hal yang saya lewati baik dari lingkup keluarga, perkuliahan, pertemanan, dll.
Tidak mudah memang untuk menjaga keadaan mental untuk baik baik saja, tetapi bukan tidak mungkin bagi kita untuk bisa mengendalikan apa yang kita rasakan. Beberapa tahun kebelakang ada banyak hal yang terus muncul dan menggangu didalam kepala saya. Banyak pertanyaan-pertanyaan tentang apa dan bagaimana.
Saya hanya bisa bertanya pada diri saya sendiri tentang apa sebenarnya yang saya mau dan begitu banyak hal yang bahkan saya tidak tahu jawabannya. Ada satu kejadian yang membuat saya tersadar bahwa saya tidak bisa selamanya seperti ini.
Beruntungnya saya memiliki seorang ibu yang selalu mendukung saya dan menjadi support system nomor satu bagi saya. Saya selalu ingat perkataan ibu saya yaitu, “jangan selalu lihat keatas tapi coba sesekali kamu lihat kebawah”. Lalu ternyata saya tersadar bahwa banyak hal-hal kecil yang sering terlewat oleh saya, sehingga saya sering kali merasa sepi dan hampa.
Saya terlalu fokus mencari apa yang tidak ada sehingga saya kadang melupakan sesuatu yang saya punya. Selalu ingin terlihat kuat dan baik-baik saja disaat isi kepala rasanya ingin pecah, berusaha mencari validasi dari banyak orang dan mencari pelarian dari peliknya kehidupan. Dari situ saya paham bahwa saya tidak perlu sesuatu yang besar, saya hanya perlu memahami diri saya, dan yang saya butuhkan hanya seorang untuk bercerita, pundak untuk bersandar dan rumah untuk pulang.
Saya mulai memahami diri saya sendiri dan lebih terbuka dengan orang-orang terdekat saya. Setiap harinya saya akan memulai hari dengan berkata pada diri sendiri “kamu akan melewati hari ini lebih baik dari hari kemarin”. Dan dipenghujung hari sebelum saya tidur akan saya bisikan pada diri saya sendiri “you did well nan semoga besok lebih baik lagi yaa”. Hal kecil seperti mengapresiasi diri sendiri ternyata membantu saya menjadi pribadi yang lebih positif. Kata orang itu namanya self-love, mencintai diri sendiri.
erkadang kita mencintai orang lain tapi lupa untuk mencintai diri sendiri. Bagaimana bisa? Saya rasa jahat jika kita tidak mencintai diri sendiri, karena ketika kamu sudah bisa mencintai dirimu sendiri maka kamu tidak akan merasa kekurangan. Jangan lupa untuk selalu menghargai dirimu sendiri dan bangga dengan apa yang kamu punya.
Jangan pernah berbohong kepada dirimu sendiri, tak apa jika kamu ingin menangis bahkan memaki dunia yang terkadang jahat kepadamu, tak apa untuk tidak selalu terlihat baik-baik saja karena pada dasarnya itu cara untuk kamu memahami dirimu sendiri.