Mohon tunggu...
Fidia Larakinanti
Fidia Larakinanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Just look a little bit closer to me. Then, you'll find that I'm very interesting and hard to know. I'm just a little bit extraordinary.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

JAKARTA DENGAN DUA DUNIA

16 Januari 2011   11:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:31 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jakarta, kota megah nan mempesona. Puluhan, bahkan ratusan gedung pencakar langit menghias jalan dan pinggiran jalan kota Jakarta. Monas sebagai ikon kota jakarta selalu ramai dikunjungi. Mobil-mobil mewah para golongan atas berlalu-lalang seolah memamerkan kekayaan. Mereka terus berlomba untuk memperkaya diri mereka tanpa rasa puas. Restoran dan tempat-tempat hiburan mewah tidak pernah mati dari siang hingga malam datang. Lagi-lagi, itu semua tersedia untuk orang-orang yang bersaku tebal, yang seakan hartanya tidak akan habis untuk dihambur-hamburkan.

Belum lagi pusat-pusat perbelanjaan yang terus dibangun di mana-mana. Berbagai produk dari yang sederhana sampai yang super mewah semua tersedia. Orang-orang yang memilkiki uang banyak benar-benar telah dimanjakan. Apa yang mereka inginkan dapat mereka peroleh dengan gampang, Jakarta bagaikan surga bagi mereka.

Namun, di balik itu semua ada kesengsaraan. Para tunawisma yang juga pengangguran semakin tersiksa dan sengsara. Tidur beralaskan kardus-kardus bekas dan beratapkan langit. Mengais sampah atau mengemis sudah menjadi pilihan yang harus dikerjakan sepanjang hari hanya untuk mencari sesuap nasi dan seteguk air. Akan tetapi, jika mereka tidak bekerja keras membanting tulang seperti it, apa yang akan mereka makan untuk bertahan hidup. Kebanyakan dari mereka menjadi orang yang keras kepala, mudah naik darah, dan cenderung melakukan hal-hal yang negatif karena tak tahan merasakan kerasnya hidup ini. Selain itu, yang menjadi masalah utama adalah mereka tidak berpendidikan yang kembali lagi pada kehidupan mereka yang serba kekurangan, hal tersebut menyebabkan mereka mudah ditipu bahkan dilecehkan.

Dari semua masalah itulah, timbul banyak kejahatan yang merajalela, yang seakan tidak pernah habis justru malah semakin bertambah. Perekonomian Indonesia juga semakin tidak stabil dan terpuruk. Selain itu, yang kaya bukannya membantu meringankan beban mereka yang kesusahan, justru malah semakin menginjak-injak dan merendahkan orang yang lemah dan tak berdaya, sehingga kesenjangan sosial semakin terasa di antara mereka. Hukum juga terus memihak kepada mereka yang kaya saja dan tidak lagi membela kepentingan dan hak-hak orang yang lemah.

Itulah sepenggal kisah kehidupan di kota Jakarta yang penuh sehala macam rasa, dari yang pahit, getir, asin, penuh derita dan air mata sampai yang manis penuh bahagia, gelak dan tawa.

Jakarta akan terus berbenah diri, berhias dan mempercantik diri. Tinggallah si miskin yang semakin asing dengan lingkungannya, semakin terpinggirkan, dan semakin tidak berdaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun