Mohon tunggu...
Fidia Larakinanti
Fidia Larakinanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Just look a little bit closer to me. Then, you'll find that I'm very interesting and hard to know. I'm just a little bit extraordinary.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

GUNDAH

16 Januari 2011   11:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:31 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Dunia itu artinya dalam bahasa kita katanya dekat. Dekat dengan kehidupan nyata kita sekarang, dekat dengan jasmani dan rohani kita, sehingga kebanyakan kita tidak dapat lepas dan melupakan dunia. Ya karena kita adalah dunia juga.

Dunia juga mungkin umurnya kekal atau pendek, meskipun nyatanya kata sejarah dan ilmu purbakala sudah berabad-abad dan bahkan berjuta tahun umurnya. Benarkah....?

Meskipun begitu, yang lebih dekat atau pendek lagi ternyata umur kita manusia secara individu atau perorangan. Rasanya di zaman kita sekarang hampir jarang manusia yang umurnya mencapai ratusan tahun, kecuali manusia dahulu seperti tercatat dalam sejarah nabi atau manusia purba lainnya. Benarkah...?

Kalau dunia ini umurnya pendek, mungkin manusia sudah amat dekat dengan masa kehancurannya. Tapi apakah dunia ini benar-benar akan hancur...? Saya tidak tahu persis. Meskipun banyak penafsiran atau orang mengartikan ayat-ayat kitab suci yang demikian. Banyak orang memahami kata qiamat dengan kehancuran alam semesta. Benarkah artinya demikian? Saya juga tidak tahu pasti.

Ah... Biarlah dunia ini sementara ada, entah sampai kapan, terserah kepada-Nya. Yang pasti, banyak hal yang sering tidak dapat dimengerti dalam kehidupan dunia ini. Banyak sekali orang-orang miskin, terlantar, hina, bodoh, tolol di samping orang-orang kaya raya, terhormat, sombong, takabbur, pintar dan brilian. Benarkah keadaan itu diciptakan demikian. Keinginan duniakah itu, atau keinginan manusia sendiri atau keinginan siapa?

Saya tidak ingin menggugat siapa-siapa... Saya tidak menyalahkan siapa-siapa... Saya hanya ingin bertanya... Tapi kepada siapa...? Karena, tidakkah kita semua berhak bahagia di dunia...? Tawakaltu ‘alallah...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun