Masyarakat lansia adalah sekelompok masyarakat yang telah menginjak usia sekitar 60 tahun. Pada usia ini umumnya kelompok masyarakat ini sering mengalami gangguan psikologis seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan tidur dan lain sebagainya. Salah satu pemicu dari hal tersebut adalah kurangnya aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi para lansia yang cenderung lebih banyak.
Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan adalah berkebun. Namun, yang akan kita ulas kali ini adalah pembuatan pupuk alami berbahan limbah organik yang sangat bermanfaat bagi tanah perkebunan dan tumbuhan serta minim biaya.
Berdasar latar belakang itulah, Tim Dosen Mikrobiologi Akademi Farmasi Surabaya, mengembangkan pupuk berbahan limbah organik yang disebut “PANAS” atau Pupuk Alami dari Nasi Sisa dan menggandengan posyandu lansia di RW 4 Ketintang Madya Surabaya di bawah naungan Pemerintah Kota Surabaya. Pupuk ini berasal dari nasi sisa yang ditambah dengan sedikit gula dan air yang selanjutnya difermentasi selama 5 hari.
“Pupuk PANAS ini tercipta dari hasil fermentasi nasi dan bahan tambahan oleh kelompok jamur yang diduga berasal dari genus Aspergillus, Neurospora, dll. Hasil akhirnya nanti berupa pupuk dengan konsistensi cair dengan bau yang khas seperti air tape. Pupuk ini sangat baik dan cocok untuk tanah maupun tanaman mengingat tingginya kandungan probiotik serta senyawa bermanfaat di dalamnya” Terang Floreta Fiska Yuliarni, ketua pelaksana kegiatan ini.
“Ya, saya baru tahu kalau (nasi sisa) ini bisa dijadikan produk yang bermanfaat. Apalagi cara buatnya ini gampang sekali, pakai nasi sisa dan bahan tambahan yang sudah ada di dapur. Jadi oma-oma seperti saya ini ndak kuatir lagi kalau ada nasi sisa di rumah, langsung bisa kami olah jadi pupuk buat tanaman di rumah. Gratis dan gampang, sekalian ngisi waktu luang.” Tanggapan Ibu Endang, salah satu anggota Posyandu Lansia.
Melalui kegiatan ini diharapkan mampu memberikan manfaat serta memperluas wawasan masyarakat mengenai pemanfaatan limbah organik di sekitar kita, selain itu juga diharapkan mampu diaplikasikan dan diadopsi oleh masyarakat lansia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H