Mohon tunggu...
Aira Kinanthi
Aira Kinanthi Mohon Tunggu... -

Menikmati fase pendewasaan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hari Pertamaku dan Zodiak

8 Mei 2014   02:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:45 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah sebelumnya:

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/05/07/ping-651729.html

Sekitar 15 menit perjalanan, kami memasuki gerbang satu perumahan di Kota Malang, aku sangat mengenal perumahan ini karena sekitar 8 bulan lalu aku sempat tinggal disini hampir setahun lamanya. Saat di perjalanan kami masih mengobrolkan seputar film, dan lumayan jauh dari gerbang utama akhirnya Aga berhenti pada salah satu rumah dengan aksen minimalis, ditambah dengan arca-arca kecil diatap yang akan mengingatkan kita akan pulau dewata, dengan pagar setinggi 2 meter, taman kecil berumput dan carport yang cukup untuk 1 mobil. Menurut cerita Aga rumah ini ditinggali 2 orang. Yakni Binar, teman dari Aga dan kakaklelakinya. Cukup besar jika rumah ini ditinggali hanya 2 orang saja.

“darimana men” sapa teman Aga yang katanya namanya Binar, sambil membukakan gerbang.

“ini men jemput Kinan”

Aku bisa melihat Binar tersenyum dengan penuh arti seolah mengatakan “wah cepet juga ni orang” tapi aku tidak terganggu juga dengan kelakuan mereka yang seolah melempar senyum penuh arti satu sama lain.

“Halo Kinan ya, aku Binar” sapa Binar ramah dengan mengulurkan tangan tanda perkenalan.

“Nah kok tau, kaya artis aja aku nih jadi topik kayanya hahaha” candaku percaya diri, sambil menyambut jabatan tangannya.

“kamu HI juga ya” tanya Binar dengan yakin

“iya kok tau? Kamu emang HI juga?”

Binar hanya menoleh sambil menganggukan kepala. Aku semakin yakin sepertinya aku sudah menjadi bahan obrolan mereka, Binar tau namaku, dimana aku berkuliah, sampai jurusanku. Entah apalagi yang dia tau, aku tak berusaha mencari tau lagi.

Binar terlihat bersahabat, dia langsung mengajak kami masuk ke kamarnya, cukup luas dan bersih, ada kasur busa yang ditaruh dekat tembok dengan seprei berwarna ungu gelap yang kalem, akupun menebak-nebak sepertinya Binar adalah orang yang perasa dan peka dilihat dari pilihan warna sepreinya. Lemari baju minimalis terletak disudut lain, rak buku rendah yang ditaruh menempel pada lantai dan banyak buku disana, aku menebak dia orang yang suka membaca dan kritis mungkin karena kepekaannya. Ada komputer layar flat 21inc dan kipas angin rendah tanpa kaki. Aku melihat diatas lemari baju yang tingginya sekitar 1 meter ada pembersih wajah dan toner, kapas, minyak wangi lebih dari 1 jenis, pomade sampai pada styling gel, lotion, sisir lengkap, ada sisir blow, sisir dengan gigi jarang sampai yang rapat, menurutku peralatan yang sangat lengkap untuk ukuran pria. Aku menebak-nebak dia orang yang rapi dan suka merawat diri, biasanya suka dengan kebersihan.

“tuh kamu liat-liat film siapa tau mau copy” saran Aga memecah lamunanku.

Pandangan kualihkan pada Aga, aku bisa merasakan keluwesannya, mungkin dia merasa disini adalah daerah kekuasaannya dan mungkin ada rasa percaya diri yang mendukungnya saat berada didaerahnya, dan membuatnya nyaman, kecanggungan yang tadi kental sudah mencair dan hilang sama sekali. Aku cepat menyesuaikan dengan keadaan dan aku tergolong orang yang supel dan mudah bergaul, aku nyaman berada disini.

Hari itu kita menonton film horor komedi berjudul Pee Mak, sangat menghibur dan kami tertawa-tawa, kamar sudah disetting gelap, hanya ada cahaya dari layar flat komputer. Aku merasa mereka aman-aman saja dengan kehadiranku dan itu membuatku nyaman. Hari itu aku pulang larut dan Aga mengantarku kembali ke kosan.

Awal yang baik aku rasa, biasanya aku bisa mengetahui segala hal yang ingin kuketahui sejak awal, dan karena aku adalah orang yang open mind juga. Aga adalah seorang sagitarius, bukan berarti aku percaya pada ramalan masa depan yang biasanya ada, tapi aku biasanya membaca karakter seseorang melewati ini, memang setiap manusia memiliki karakter berbeda meskipun memiliki zodiak yang sama, namun dasar-dasar karakternya tetap sama. Tidak jarang memang orang menertawakan aku karena menanyakan zodiak seseorang, tapi aku cuek saja toh dia tidak paham maksud dan tujuanku dan aku tidak memaksa mereka untuk paham, dan lagi aku tidak mau ambil pusing aku selalu menjawab santai dan menanggapi dengan gurauan.

Aku percaya dan bisa juga sebagai penghargaan bahwa, mengapa zodiak bisa sangat terkenal dan bisa bertahan dari zaman Mesir Kuno hingga saat ini tentunya suatu pencapaian yang sangat luar biasa, dan dibutuhkan ratusan taun untuk melakukan penelitian semacam ini. Karena itulah aku percaya bahwa karakter seseorang sedikit banyak bisa dibaca lewat zodiak dan aku sudah membuktikannnya berkali-kali, aku merasa hal itu akan menjadi keuntungan buatku dengan megetahuikarakter seseorang, aku tau bagaimana harus menghadapinya, dengan tujuan akhirnya yakni akan terjalinnya komunikasi yang baik. Itu bagian dari rencanaku melakukan apapun yang terbaik hari ini. Namun untuk masa depan memang aku lebih mempercayakan pada takdir Tuhan dan beranggapan bahwa lakukan saja yang terbaik hari ini, tomorrow is a mystery, begitu kata Justin Timberlake.

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun