Mohon tunggu...
dina kinantidewi
dina kinantidewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menggambar, shopping, watching movies

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Rahasia Rambut On Point Gen Z: Pengalaman Mengejutkan Beralih ke Shampoo Non-SLS

6 Januari 2025   17:00 Diperbarui: 6 Januari 2025   17:02 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash


 
Sebagai anak Gen Z yang hobi banget gonta-ganti warna rambut, gue udah mengalami semua drama rambut yang ada. Dari rambut kering, patah-patah, sampai rontok kaya mau botak. Pokoknya, kalau ada masalah rambut, gue udah pernah ngerasain semuanya. Dan gue tuh sempet desperate nyari shampoo yang cocok, apalagi rambut gue abis di-bleaching terus diwarnain ungu, pink, biru, sampai pastel. Tapi, setelah nemu shampoo non-SLS, hidup rambut gue berubah total!
Pertama kali coba shampoo non-SLS, jujur aja, ekspektasi gue nggak terlalu tinggi. Gue pikir, “Apaan sih shampoo nggak berbusa, emang bisa bersihin rambut gue yang abis diwarnain dan kena produk styling banyak banget?” Tapi, ternyata busa bukan segalanya, guys! Setelah gue bilas, rambut gue nggak cuma bersih, tapi juga lebih lembut. Biasanya, abis keramas, rambut gue kaku banget kayak sapu ijuk, tapi kali ini rasanya smooth dan nggak seret sama sekali. *Mindblown.*
Hal paling nyata yang gue rasain dari shampoo non-SLS ini adalah rambut gue nggak lagi patah-patah kaya dulu. Waktu masih pakai shampoo biasa, setiap kali nyisir, rambut gue jatuhnya kaya ranting patah—kering dan rusak parah. Tapi sekarang, rambut gue jauh lebih kuat. Nggak ada lagi drama rambut rontok berserakan di kamar mandi atau sisir penuh helaian rambut. Shampoo non-SLS ini lebih gentle, jadi rambut yang sering kena bleaching dan pewarna kayak rambut gue tetap aman dan nggak gampang rusak.
Terus, buat lo yang sering ngerasa rambut jadi super kering gara-gara pewarnaan, shampoo non-SLS ini bisa banget jadi jawaban. Sejak gue rutin pakai shampoo ini, ujung rambut gue yang biasanya pecah-pecah mulai kelihatan lebih sehat. Rambut gue sekarang nggak lagi kering kayak gurun pasir, malah lebih lembap dan nggak gampang bercabang. Gue baru nyadar, shampoo biasa tuh sering banget bikin rambut kehilangan kelembapan alaminya, tapi yang ini beda banget!
Nah, masalah lain yang sering gue hadapin setelah ngecat rambut adalah rambut gampang kusut dan susah diatur. Bayangin aja, abis diwarnain, rambut gue selalu jadi frizzy dan liar. Tapi semenjak pakai shampoo non-SLS, rambut gue lebih nurut dan nggak gampang kusut. Nggak perlu repot-repot nyatok atau pake produk styling terus-terusan biar rapi. Rambut gue jadi lebih gampang di-manage, jadi pas bangun tidur pun nggak kelihatan kayak habis kena badai.
Yang bikin gue makin cinta sama shampoo ini, warnanya lebih awet! Biasanya, warna rambut gue cepat pudar karena shampoo biasa yang kandungannya terlalu keras. Tapi dengan shampoo non-SLS, warna rambut gue lebih tahan lama dan vibrant. Ini penting banget buat kita yang doyan ngecat rambut, karena lo nggak perlu sering-sering touch up warna. Hemat waktu, hemat uang, dan rambut tetap kece.
Masalah ketombe juga akhirnya teratasi! Gue dulu sering banget insecure gara gara ketombe yang tiba tiba muncul, padahal udah rajin pakai shampoo anti ketombe. Tapi, setelah pakai shampoo non-SLS, kulit kepala gue nggak kering dan nggak gampang iritasi. Dan ketombenya? Bye-bye! Kulit kepala gue jadi lebih sehat, nggak ada lagi serpihan putih yang bikin badmood.
Akhirnya, setelah nyobain berbagai shampoo dan ngalamin drama rambut yang nggak ada habisnya, gue bisa bilang shampoo non-SLS ini *life-changing*. Nggak cuma bikin rambut gue lebih sehat dan ngilangin ketombean, tapi juga jaga warna rambut gue tetap keren tanpa harus ngorbanin kesehatan rambut. Siapa sangka, shampoo yang kelihatannya “biasa” ternyata bisa kasih hasil yang luar biasa. So, buat lo yang hobi gonta-ganti warna rambut kaya gue dan punya masalah sama kulit kepala berketombe, shampoo ini bakal jadi sahabat baru rambut lo!

Dina Kinanti Dewi, 191241194, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun