Mohon tunggu...
Ratna Komala Sari
Ratna Komala Sari Mohon Tunggu... Lainnya - untaian wacana dikara

seseorang yang gemar membaca buku, menulis puisi dan cerpen, juga menghayal. menyukai dunia per-kpopan. sedang menyelesaikan studi s1-nya di instansi swasta dengan jurusan ekonomi syari'ah. ig: @katarana_15

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Sesal

4 September 2020   06:59 Diperbarui: 4 September 2020   07:14 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: https://www.art.com

Oleh: Kim Rana

Bulir-bulir tirta hendak berguguran
Terjun bebas melalui sang cakrawala
Membasahi sekujur raga
Nan mematung laksana arca
Perlahan diriku mengindra sesuatu
Aroma khas tanah
Lantaran renai hujan berlabuh seketika

Ia bersemayam di seluruh ruang
Seolah menusuki indra
Seperti cencalanya mata pedang
Menghunus ke arah jiwa
Memahat luka pedih
Yang membuat jiwa merintih

Nampaknya,
Mataku menjadi sayu
Kakiku mulai kaku
Ragaku hendak layu

Sarwa bersua sebab hamba
tak mampu mencegah dirinya berlalu
Alter ego mengendalikan kalbu
Memicu lisan keji itu
Mengekang akal sehatku

Kini seringai riang tak dapat singgah di tepi birai
Aku bak seutas pecundang
Yang tak sudi lepas diri dari Curamnya jurang kegelapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun