Mohon tunggu...
kim maiko
kim maiko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Saya hobi bermain piano dan membaca berita

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Sumbu Filosofi

13 Juli 2023   14:58 Diperbarui: 13 Juli 2023   15:00 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Yogyakarta merupakan daerah yang dikenal sebagai kota istimewa, selain sebutannya yang istimewa, ada tempat wisata yang juga istimewa di jogja.
Tempat wisata ini dikenal dengan nama Poros Filosofis yang kini dijadikan tempat wisata oleh dinas kebudayaan dengan menggunakan bus pusaka yang digratiskan dan dibiayai oleh negara. Begitu banyak orang ingin mencobanya; setiap kali mereka membuka situs web, selalu penuh untuk beberapa hari ke depan.

Sumbu Filosofis adalah garis lurus dari monumen, istana, dan kandang rusa. Dirancang oleh Sultan Hamengku Buwana I/Pangeran Mangkubumi (1755 setelah perjanjian Giyanti) menata kota Jogja memanjang dari utara ke selatan dengan keraton sebagai titik pusatnya. Di sisi utara didirikan tugu golong-giling (sekarang sobat putih) dan di sisi selatan didirikan panggung krapyak.

Panggung krapyak/kandang rusa melambangkan pola kehidupan manusia dari lahir hingga dewasa. Hal ini digambarkan dengan panggung krapyak yang merupakan kandungan ibu, dan jika ke utara lagi akan ada pohon Tamarindus indica dan pohon mimusops elengi yang ditanam di sepanjang jalan dari panggung krapyak hingga alun-alun selatan. Daun tamarindus incida melambangkan kemudaan bersama dengan pohon mimusops elengi yang melambangkan anak-anak yang selalu dipuji oleh lingkungannya. kemudian jika lurus lagi akan melewati "Plengkung Gading" dimana sultan dan keluarganya tidak bisa melewati gapura tersebut selama masih hidup, dan rakyat sebaliknya tidak bisa melewati gapura tersebut pada saat meninggal .

Sedangkan dari tugu hingga keraton sendiri merupakan perjalanan manusia dari masa dewasa hingga kembali kepada Tuhan.
Hal ini dijelaskan ketika kami berada di tugu dan ingin menuju Kraton, kami harus melalui jalan Margotomo atau yang berarti jalan menuju kejayaan. Kemudian selanjutnya kita akan melewati jalan Malioboro dimana pada jalan tersebut menggambarkan 3 ciri godaan manusia yaitu harta, singgasana, dan wanita, dimana singgasana tersebut terletak di kawasan "kepatihan" atau dapat disimpulkan gedung DPR dan godaan harta dan wanita ada di pasar Beringharjo dimana wanita adalah godaan bagi pria, dan godaan harga bagi wanita untuk berbelanja. Selanjutnya kita akan lurus lagi melalui Jalan Margomulyo atau yang artinya kemuliaan, dan terakhir kita akan melewati jalan panguraan yang artinya manusia sudah bersih, sudah bersih dari segala dosa yang telah dilakukannya. Kemudian kembali ke titik Keraton Yogyakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun