Mohon tunggu...
Adek Dwi Oktaviantina
Adek Dwi Oktaviantina Mohon Tunggu... Editor - Seorang abdi negara yang menyalurkan hobi menulis, bercerita, dan berkawan dengan seluruh lapisan manusia

Saya menyukai kisah seseorang, cerita motivasi, novel petualangan dan fantasi, balapan Formula Satu, K-pop, kisah kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Riak Bahtera Pendidikan

30 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 30 Juni 2024   07:08 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaikan sebuah riak ombak yang tercipta karena goncangan bahtera yang melewati di sebuah perairan, seperti itulah pajak sebagai oli yang melumasi mesin bahtera berjalannya sebuah kebutuhan negara. Tidak nampak penting namun berperan naratama. Pendidikan adalah sebuah bahtera yang sangat megah dan besar jika dilabuhkan pada pelabuhan ternama serta bangunan yang kokoh dan tidak mudah terhempas badai. 

Bangsa yang besar membutuhkan bahtera untuk mengantarkan berbagai kebutuhan ke penjuru negeri terutama di penjuru negara kepulauan yang luas membentang dari Sabang hingga Merauke. Bahtera yang besar memiliki mesin-mesin yang harus digerakkan dengan dilumasi oli yang membuatnya berlayar. Keduanya berjalan secara kausalitas  agar sebuah negara digdaya dalam melaju. Riak nampak kecik tetapi mega efek.  

Sebagai pekerja di bidang pendidikan,  sayateringat sebuah pengalaman untuk menyusuri jalan di pinggir kampung di wilayah Pandeglang. Kujumpai sebuah sekolah yang aksesnya di dalam sebuh kampung teramat dalam dan dikelilingi hutan. Tugas itu sekira dilakukan pada tahun 2020, saya bersama rekan mengunjungi sebuah sekolah SMP yang posisinya dekat dengan ladang serta hutan yang tentu susah diakses. Kami berbincang dengan Kepala Sekolah setelah melaksanakan tugas. 

Kepala Sekolah dengan bangganya berkisah tentang kebanggaan adanya sekolah di wilayah tersebut. Kami datang disambut dengan marching band. Kami menganggap itu suatu kehormatan. Kepala Sekolah bilang dia sengaja melakukan itu agar siswa bersemangat ke sekolah karena ada tamu dari dinas jauh yang perlu disambut. 

Ekstrakurikuler marching band sengaja dibentuk agar anak-anak petani senang bersekolah daripada bermain tidak jelas dan orang tua di desa tersebut juga menyambut baik. Bapak Kepala Sekolah yang nampak berbunga hati serta optimis memandang semangat bersekolah warga di wilayah tersebut sangat meruah. Beliau menikmati mengajar di sana dan antusias mengajak siswa berprestasi melalui berbagai kegiatan sekolah. 

Selayang kami memandang fasilitas di sekolah tersebut sangat lengkap meskipun lokasi terpencil. Kepala sekolah berjanji kepada masyarakat untuk membantu anak-anak bersekolah dengan riang. 

Jam masuk pun disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. kami terkesiap bahwa ada pendidikan berkualitas di ujung desa dengan kearifan lokal yang dijunjung oleh sekolah yang bahkan sebelum kami berangkat pun harus menggunakan google maps untuk mencapai lokasi dan bertanya kepada penduduk. 

Sepulang dari sekolah tersebut, kami merasakan kebermanfaatan sebuah instansi pendidikan yang berlokasi di tepi hutan tersebut. Ada bangunan elok yang membangun sumber daya manusia di sana meskipun sekolah yang kami kunjungi itu hanyalah riak kecik di tengah lautan namun keberadaannya  seakan naratama bagi penduduk di desa itu. 

Nelson Mandela pernah bergumam jika "Education  is The Most Powerful Weapon Which You Can Use to Change the World". Pendidikan yang dirasakan oleh masyarakat perkotaan pun juga ingin dirasakan oleh penduduk yang ada di desa tertinggal. Pemerataan fasilitas, tenaga kependidikan, kurikulum, serta berbagai sarana prasarana akan terwujud tentunya dengan biaya yang tidak murah seperti dalam semboyan "Jer Basuki Mawa Bea" yang bermakna segala sesuatu hal yang kita inginkan membutuhkan sebuah pengorbanan.

Sepercik air di keringnya tenggorokan rasanya sangat menyegarkan di hari-hari lelah. Sepenting itulah fasilitas sekolah bagi siswa siswi yang sekolah di SMP tersebut. Bangunan sekolah yang memadai akan memicu rasa penasaran warga serta memicu semangat siswa untuk berangkat ke sekolah setiap hari. 

Wajah sekolah yang nampak asri serta cantik muncuk karena meratanya anggaran pendidikan yang tersebar hingga pelosok desa. hal ini berarti kita sebagai pembayar pajak pun harusnya ikut bangga karena apa yang sudah kita bayarkan ke negara dimanfaatkan dengan baik serta memberikan dampak yang signifikan bagi pendidikan seperti yang ada pada cerita pengalaman saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun