Bagaimana jika siswa yang mulai memukul itu meniru orangtua, guru, atau kakak kelasnya? Mari kita berkaca dan menengok terhadap apa yang kita lakukan sebagai cerminan apa yang ditiru oleh anak-anak kita.Â
Masyarakat yang mudah meledak oleh masalah sepele yang terlanjur viral tanpa mengetahui duduk permasalahan. Hoaks cenderung lebih dipercaya dan masyarakat langsung mengeksekusi hanya karena ada yang mengobarkan kebencian.Â
Masyarakat cerdas tidak akan mengeksekusi atau merinding seseorang atau sesuatu berdasarkan hasutan yang sengaja di-framing oleh pihak yang merundung atau memberikan berita yang sesat. Seperti masalah air mineral selama ini antara dua perusahaan air minum dalam kemasan.Â
Anak meniru orang tua yang bersikap langsung menghakimi jika ada kesalahan. Bersikap kesal dan langsung menghukum pihak yang dianggap bersalah melalui tindakan pemukulan. Anak yang melakukan kekerasan sesungguhnya lebih kasihan karena dia melihat contoh yang salah. Jika tidak dihukum, dia memandang kesalahannya adalah perilaku yang benar. Sungguh miris!Â
Kejahatan yang dilakukan oleh anak merupakan cerminan buruknya kontrol dan pengendalian dalam pendidikan di rumah dan sekolah. Konon, kesehatan kejiwaan anak sejak kecil memang kurang menjadi perhatian  sehingga hal seperti ini tidak terlihat. Jangan sampai kasus membeludak dan menggunung, kita baru peduli.Â
Yuk, mari kita peduli dan lebih perhatikan generasi penerus agar lebih berempati dan mencintai kedamaian.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H