Kami melalui jalan dengan pemandangan sawah warga yang dipanen. Pada jalan itu, kami sudah tidak dibolehkan membawa motor. Motor harus diparkir di lapangan sebelum pintu masuk. Hanya ojek yang merupakan penduduk setempat-lah yang dibayar untuk membawa naik turun tetapi kalau menurut saya terlalu menakutkan untuk dibonceng pada kondisi kontur tanah yang naik turun dan memiliki resiko untuk melipir atau jatuh ke jurang.Â
Saya berjalan menyusuri tentunya dengan terengah-engah. Tentu tidak bagi ponakan dan suami yang memiliki tubuh ideal. Saya menyesal saat itu jarang berolahraga.Â
Akhirnya, sampailah ke curug tersebut dengan susah payah dan keringat serta nafas yang memburu.Â
Melihat lokasi dan suasana curug leuwi Bumi. Rasa lelah terbayar karena begitu indah pemandangan yang kami lihat.Â
Melihat air terjun dan sungai deras yang mengalir. Pikiran saya saat itu langsung terbuai.Â
Bagian 2 menceritakan pengalaman berenang di curug leuwi bumi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H