Mohon tunggu...
Nayudin Hanif
Nayudin Hanif Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Sarjana Mendidik di Daerah 3T (SM-3T)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayah

14 Maret 2013   05:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:48 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

...Ayah...

Karya : Susanti Rahayu

Paa.. apa kabarmu disana..

Ada ingatkah kau padaku anakmu..?

Adakah rasa rindu untukku...

Bagaimanapun ku ingin kau ada di sini

Temaniku melewati hari-hariku..

Membimbingku disaat kubutuhkan nasihat dan petuahmu

Untuk menjalani hidup yang begitu sulit dan rumit

Tapi nyatanya sekeras apapun ku berjuangtuk kehadiranmu di sisiku kini,,

Itu tidak mungkin lagi terjadi

Karena kau yang telah memilih tuk memilih mereka dibanding kami

Kau tinggalkan kami karena keegoisan hati dan keinginanmu

Pernahkah kau tau bahwa keadaan hati ini

Hati yang merindu kehangatan kasih darimu

Yang dulu kita rajut bersama pa...

Walau kau jauh ingin rasanya kau tanya kabar tentangku...

Dikala sakit ingin kau jenguk

Dikala ada waktu luang ingin kau ajak main keluar

Tapi nyatanya mata hatimu sudah tidak begitu

Kau dengan tega bermain dengan anak lainmu

Yang bukan anak darah dagingmu...

Anak yang baru kau bertemu dengannya..

Sungguh kesetian itu penting

Sungguh saling mengerti itu dibutuhkan

Pemikiran seperti ini sudahada dalam benak ku yang masih kecil

Kenapa jika berbeda harus kami yang jadi korban?

Kenapa denganperpisahan yang terjaditidak pikirkan luka yang akan kami rasakan?

Walaupun begitu,,,

Engkkaulah ayahku

Yang telah berjasa dalam hidupku walau sebentar saja yang kurasakan

Atau kalau memang kau jahat...

maka Sejahat apapun kau padaku

Kau tetap ayahku

Setega apapun kaupadaku

Kau tetap ayahku

Apakah ini simbol kebencianmu

Meninggalkan kami tanpa jejak

Ataukah caramu menyayangi dengan cara yang berbeda..

Kalau itu kasih sayangmu tapi rasanya menyakitkan

Mencintai dengan perpisahan tanpa kabar adalah cara lainmu menyayangi kami ....

Terima kasih Tuhan telah menakdirkan dia menjadi ayahku

Kabarkan padanya bahwa aku baik-baik saja

Dan semoga kebaikan selalu tercurah untuk kehidupanya disana..

Bagaimanapun kau tetap ayahku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun