Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ulah Apple Maps Kredibilitas Apple Inc. Merosot

4 Oktober 2012   04:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:17 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1349281174124704308

[caption id="attachment_202424" align="aligncenter" width="466" caption="Tim Cook CEO Apple Inc, meminta maaf setelah produk Apple Maps mendapat kritikan keras dari berbagai pihak. Sumber: http://cdn4.nothingwired.com"][/caption] Berita di jagad teknologi belakangan ini terus mengkritisi Apple Inc. terkait dengan peluncuran Apple Maps di iOS 6 yang menggantikan produk sebelumnya, Google Maps dari Google. Tekanan kepada Apple Inc. cukup keras sehingga memaksa CEO Apple Inc. Tim Cook meminta maaf. Permintaan maaf tersebut dipublikasikan di situs Apple Inc. Tim Cook mengatakan penyesalan yang mendalam karena membuat pengguna Apple Inc. terutama iPhone dan iPad yang diupgrade ke iOS 6 atau iPhone 5 kecewa dengan Apple Maps. Dalam permintaan maafnya, Tim Cook mengatakan :

With the launch of our new Maps last week, we fell short on this commitment. We are extremely sorry for the frustration this has caused our customers and we are doing everything we can to make Maps better.

Ada beberapa hal penting dari pernyataan Tim Cook di atas. Pertama, Apple Inc. mengakui bahwa mereka telah merusak sedikit atau banyak komitmen mereka dalam memberikan produk yang terbaik bagi konsumen. Dalam hal ini Tim Cook mendefinisikan produknya sebagai World Class Product. Apa yang ditemui konsumen Apple Inc. memang jauh dari World Class Product seperti yang dijanjikan. Mutu Apple Maps sedemikian jelek sehinga banyak tempat dan bangunan yang salah dan berbagai lokasi yang tidak ada namanya. Kedua, pengguna produk Apple Inc. frustasi dengan kegagalan Apple Maps. Perlu diketahui, semenjak diluncurkan tahun 2007 yang lalu, Google Maps merupakan bagian penting dari iPhone dan iOS Apple pada umumnya. Namun ketika mengganti Google Maps dengan Apple Maps, ternyata pergantian tersebut tidak semulus yang direncanakan atau dipaparkan oleh Scott Frostall di bulan Juni yang lalu ketika meluncurkan iOS 6. Jean-Louis Gassée mantan eksekutif Apple Inc. di era 1980-an mengkritisi janji Scott Frostall sewaktu meluncurkan iOS 6 dan Apple Maps dalam sebuah catatannya:

The demo was flawless, 2D and 3D maps, turn-by-turn navigation, spectacular flyovers…but not a word from the stage about the app’s limitations, no self-deprecating wink, no admission that iOS Maps is an infant that needs to learn to crawl before walking, running, and ultimately lapping the frontrunner, Google Maps. Instead, we’re told that Apple’s Maps may be  “the most beautiful, powerful mapping service ever.”

Ini artinya konsumen dijanjikan sebuah produk yang sudah sangat bagus. Apple Maps berdasarkan paparan di atas sangat siap bersaing dengan Google Maps dan aplikasi peta lain seperti Navteq dari Nokia. Seperti disebut di atas, tidak sepatah katapun yang mengungkap kelemahan Apple Maps ini, bahkan ada slogan yang sangat percaya diri, yaitu The Most Beautiful, Powerful Mapping Service (slogan ini kemudian dihapus dan diganti dengan slogan yang lebih humble). Melihat kenyataan yang jauh dari apa yang dijanjikan Apple Inc. ini, tentu saja pengguna mereka (terutama AS dan negara lain yang sudah memiliki iPhone 5 dan melakukan upgrade) frustasi. Ketiga, sepertinya tidak akan ada kemungkinan bagi Google Maps untuk kembali ke iPhone dan iOS 6. Tim Cook sudah menyebutkan bahwa Apple Inc. akan berusaha membuat Apple Maps semakin hari semakin baik. Apple Inc. juga meminta para penggunanya untuk bersabar menunggu perbaikan dan juga meminta pengguna untuk terus menggunakan Apple Maps agar layanan tersebut makin baik. Namun tentu saja, keinginan Apple Inc tersebut belum tentu terkabul dalam waktu dekat, terutama dalam hal membuat peta. Membuat peta  seperti dikatakan oleh Google, bukanlah sebuah pekerjaan semalam dua malam. Artinya butuh waktu yang sangat lama dan resources yang sangat banyak (Google mempekerjakan kurang lebih 7.000 orang). Membuat peta merupakan sebuah layanan data. Sisi di mana Apple Inc. sebagai sebuah perusahaan hardware merupakan sisi terlemah. Apple Inc. sudah mengalami sebelumnya, yaitu ketika merilis aplikasi SIRI. Aplikasi SIRI juga berbasis data, di mana Apple Inc. mengandalkan pihak ketiga seperti Wolfram Alpha sebagai basis data. Akibatnya SIRI kalah kelas dibandingkan Google Now di Jelly Bean. Faktor utama kalahnya SIRI adalah karena Apple tidak memiliki data layaknya Google. Google dalam sisi data merupakan perusahaan nomor satu karena memang bidang mereka, sedangkan Apple Inc. adalah perusahaan hardware, tidak bermain di data. Hal yang sama kembali terulang di Apple Maps. Apapun alasan Apple, entah itu keinginan memperoleh pendapatan dari lalu lintas data melalui maps atau perang thermonuclear dengan Android, Apple Inc. tidak bisa menafikan bahwa Google Maps merupakan produk yang mereka butuhkan untuk melengkapi hardware mereka yang sangat bagus, yaitu iPhone dan iPad. Ketika produk penting ini digantikan oleh produk lain yang tidak sepadan, jelas konsumen akan mengeluh dan mungkin akan menunda pembelian iPhone 5 sampai ada aplikasi Google Maps di Apps Store. Ulasan yang sama saya temukan di Business Insider. Business Insider mengungkapkan bahwa setiap kali Apple Inc meluncurkan produk dengan basis pada data mengalami kegagalan. SIRI boleh dikatakan gagal demikian juga maps. Kedua produk ini berbasis pada data, di mana Google merupakan pemain utama. The New York Times mengungkapkan bahwa Apple Inc. memiliki kelemahan di bidang data.

The company’s weakness in this area could become a bigger problem over time as smartphones become more intimately tied to information and software on the Internet — a field where Google, which makes the competing Android phone software, has the home-turf advantage.

Sumber yang cukup menarik yang terkait dengan Apple Maps ini diceritakan oleh seorang mantan karyawan Apple Inc. di era 1980-an. Karyawan ini dulunya merupakan bagian dari tim pemasaran Apple Inc lalu pindah ke Personal Sofware yang memiliki produk spreadsheet canggih waktu itu yang disebut VisiCalc. Sofware VisiCalc menolong penjualan komputer Apple Inc. di awal tahun 1980-an. Suatu hari sang karyawan yang sudah pindah kerja dari Apple Inc tersebut mendapat telepon dari Steve Jobs yang mengutarakan niatnya untuk berkunjung. Setelah sampai di rumah Steve langsung mengatakan niatnya, yaitu memberikan penawaran 1 dollar AS bagi lisensi VisiCalc dari setiap komputer Apple yang terjual. Steve Jobs juga mengancam bahwa jika tidak disetujui ia akan membuat tiruan VisiCalc di setiap komputer Apple. Artinya VisiCalc akan dikloning oleh Steve Jobs dan VisiCalc asli tidak akan memperoleh apa-apa. Tentu saja ini semacam ancaman. Namun mantan karyawan Apple Inc tersebut menolak keinginan Steve Jobs. Ia mengatakan bahwa Apple Inc tak akan pernah bisa meniru VisiCalc. Mantan karyawan itu benar, VisiCalc sangat sulit untuk bekerja dengan baik dalam jumlah memori yang terbatas. Ini membuat VisiCalc waktu itu seperti sebuah produk eksklusif. Hampir sama dengan Maps. Produk maps merupakan produk yang penuh kerja manual dalam jangka waktu yang lama. Tidak mudah dan tidak bisa diandalkan pada pihak ketiga. Maps sangat sulit untuk dibuat tiruannya karena adanya kerja manual tersebut. Dalam kasus pertama Steve Jobs mengajukan penawaran lisensi karena merasa berada di pihak dominan. Namun ketika berhadapan dengan Google, hal tersebut tidak dapat mereka lakukan karena Google merupakan pihak yang sama kuat, bahkan dalam Maps lebih kuat daripada Apple Inc. Saya rasa Apple Inc. dalam waktu dekat tidak akan mampu membuat kloningan dari Google Maps. Butuh waktu yang sangat lama untuk dapat mencapai posisi Google Maps sekarang ini. Sementara itu, pengguna iDevice tentu tidak mau menunggu sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Hal ini membuat kredibiltas Apple Inc berkurang di mata penggunanya karena kualitas Apple Maps yang tidak bagus. Note: Beberapa link artikel yang ditampilkan di atas berkontribusi dalam artikel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun