Keikutsertaan saya dalam meliput Samsung South East Asia, Oceania & Taiwan 2012 di Bangkok  merupakan sebuah berkah yang sangat patut disyukuri. Bila saya tarik ke belakang, saya pernah dimintai untuk meliput press conference sebuah merek lokal sebelum ini, namun kemudian, merek tersebut melalui PR yang mereka sewa membatalkannya. Kala itu cukup aneh bagi saya, karena saya tidak minta diundang, malah setelah mengundang saya, pihak yang mengundang membatalkan undangannya. Syukurlah dengan adanya undangan Samsung ke Bangkok ini, segalanya terbayarkan. Tentunya saya tidak hanya meliput kegiatan di acara puncak pada tanggal 15 Maret yang lalu. Cukup banyak momen-momen berkesan lain yang sempat saya jepret dengan kamera saku sederhana yang selalu saya bawa ke mana-mana. Bila anda penyuka fotografi, anda akan cukup paham bahwa saya bukanlah orang ahli dalam mengambil foto yang baik secara teknik fotografi. Bagi saya, teknik memotret atau fotografi adalah hal yang sangat sulit dipahami. Hal yang sangat penting bagi saya adalah mengambil momen yang mungkin tidak akan diperoleh lagi jika sudah terlewati. Makanya saya hanya mengandalkan fitur automatic di kamera saku yang saya miliki. Saya juga tidak berniat untuk membeli kamera yang lebih baik. Menurut maestro Arbein Rambey, berdayakan saja kamera yang anda punya, bahkan kamera ponsel pun sebenarnya lebih dari cukup untuk memotret. Akan tetapi, saya juga seorang pemalas untuk lebih tahu teknik yang baik dalam memotret. Bagi saya foto yang baik, tidak selalu dihasilkan dari teknik yang baik. Saya lebih suka mencari  momen yang cukup weird bagi saya pribadi. Momen-momen seperti itu kadang muncul begitu saja dan saya tanpa pikir panjang akan mengambilnya. Di acara Samsung Forum di Bangkok, objek yang menurut saya bagus untuk diabadikan adalah wanita atau perempuan. Tidak hanya SPG yang membantu acara Samsung Forum tersebut, beberapa foto saya ambil dari jauh dengan menggunakan optical zoom sehingga hasilnya cukup bisa dikatakan jelek. Tentunya semua objek di foto berikut ini adalah perempuan. Namun apakah perempuan sebenarnya ataukah Lady Boy saya tak mengetahui lebih lanjut. Menurut kru guide yang membawa saya jalan-jalan di Bangkok, kalau tertarik kepada perempuan di Bangkok, jangan buru-buru, tanyakan dulu ke guide, apakah itu Lady yang sebenarnya Lady ataukah Lady Boy. Jangan nanti terjadi ambil Lady ternyata yang dapat Lady Boy. Untungnya saya hanya berminat memfoto mereka. Nah ini beberapa foto dari lady yang (bukan) berarti Lady Boy. [caption id="attachment_167017" align="aligncenter" width="600" caption="Ketika banyak orang memfoto pemain musik ini, saya ikut-ikutan memfoto mereka. Saya percaya foto ini diambil dengan teknik alakadarnya"][/caption] [caption id="attachment_167019" align="aligncenter" width="400" caption="Pemain musik satu ini spesial karena hanya ia yang duduk, sedangkan yang lain berdiri. Objek yang bagus dengan teknik foto tidak memuaskan"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H