Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Salah Pecat Karena Facebook

5 Juli 2011   05:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:55 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1309843943692943704

[caption id="attachment_117686" align="aligncenter" width="655" caption="Ilustrasi, sumber: http://blogging4jobs.com"][/caption] Sudah banyak kasus yang menimpa penguna Facebook karena aktivitas di Facebook. Baru-baru ini seorang anak harus kehilangan nyawanya karena ibunya sibuk ber-Facebook-an. Di Swedia seorang kepala sekolah pada tahun 2009 yang lalu dipecat gara-gara menggunakan Facebook dan memuat gambar dirinya yang setengah telanjang. Kepala sekolah ini juga bergabung dengan sebuah grup bertemakan seksual di Facebook. Namun berbeda dengan ibu yang harus kehilangan anaknya, kepala sekolah ini diputuskan oleh pengadilan telah diperlakukan tidak adil oleh sekolah dan akan menerima ganti rugi atas pemecatannya di tahun 2009 tersebut. Dilaporkan oleh icenews.is, sebuah sekolah di Swedia yang telah memecat kepala sekolahnya di tahun 2009 karena memposting gambar setengah telanjang dan bergabung dengan grup bertemakan seksual diperintahkan oleh pengadilan untuk memberikan kompensasi dalam bentuk lump sum senilai 10.808 euro dan 4.107 euro per bulan  untuk periode bulan November 2009 sampai dengan Mei 2011. Anders Karlsson nama kepala sekolah tersebut merupakan kepala sekolah  Norrlands Entreprenorsgymnasium di Swedia. Ia dipecat di tahun 2009 yang lalu karena dewan sekolah mendengar selentingan kabar tentang kegiatan nakalnya di Facebook. Anders Karlsson memposting fotonya yang mengandung unsur seksual dan bergabung dengan beberapa grup di Facebook, yaitu  All sexy bikinis 4U, Sex maniacs like us dan Multiple orgasms. Atas kabar tersebut, sebuah pertemuan darurat diadakan untuk membahas kabar tersebut. Dalam pertemuan darurat tersebut diputuskan bahwa Anders Karlsson dipecat dari jabatannya sebagai kepala sekolah. Tidak terima dipecat, Anders Karlsson lalu membawa kasus ini ke pengadilan. Karlsson berpandangan bahwa apa yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang merusak citra sekolah, melainkan merupakan bagian dari kebebasn pribadinya. Namun pada saat itu dewan sekolah berpandangan berbeda. Majvor Muller yang mewakili sekolah mengakui bahwa Karlsson tidak melanggar hukum, tetapi berpendapat bahwa Karlsson adalah  duta besar bagi siswa dan role model  sehingga ada batas moral dan etika yang perlu dilakukannya. Artinya meskipun ia tidak bermaksud untuk merusak sekolah dan murid, namun sebagai kepala sekolah Kasson memiliki tanggung jawab moral dan ia dijadikan sebagai role model oleh para murid. Nah jika ia melakukan hal-hal yang secara moral bertentangan, tentu saja hal tersebut menimbulkan kegemparan. Karlsson berkilah apa yang dilakukannya tersebut pada dasarnya dilakukan juga oleh banyak pengguna Facebook lainnya. Ia merasa tidak ada salahnya memposting gambar dan berbicara secara terbuka tentang seks. Menurutnya seks adalah bagian alami dari manusia dan tidak perlu disembunyikan. Butuh waktu dua tahun bagi pengadilan untuk memutuskan bahwa ia tidak bersalah. Pengadilan Distrik Lulea, Swedia,  mengatakan  Karlsson telah diperlakukan tidak adil menyangkut kegiatannya di internet terutama di Facebook. Pengadilan juga setuju bahwa kegiatan tersebut bukan ditujukan untuk merusak reputasi sekolah dan dilakukan di luar aktivitasnya sebagai kepala sekolah. Pengadilan juga menyayangkan sikap dewan sekolah yang tidak bisa bertindak dengan benar dan hanya mendasari keputusan berdasarkan laporan media.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun