Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

RIM BlackBerry Terus Mengalami Trend Penurunan

8 Maret 2012   06:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:22 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_165202" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber: http://en.indonesiafinancetoday.com"][/caption] Bila anda cukup familiar dengan berita teknologi terkait dengan RIM BlackBerry, mungkin anda ingat beberapa waktu yang lalu RIM melaksanakan kampanye Be Bold. Kampanye Be Bold ini menggunakan empat tokoh kartun yang mencitrakan produk RIM BlackBerry. Empat tokoh kartun tersebut terdiri dari dua perempuan dan dua laki-laki. Dua perempuan dinamakan GoGo Girls dengan definisi saves the day with a brilliant strategy dan Trudy Foreal yang didefiniskan isn't afraid to call it as she sees it. Sementara dua pria diwakili oleh Justin Steele yang didefinisikan always ready to stick up for his friends dan Max Stone yang didefiniskan able to jump out of a plane. Endgadget di bulan Februari 2012 yang lalu, memberikan definisi yang berbeda sebagai bentuk sindiran terhadap empat tokoh kartun yang dimunculkan RIM BlackBerry tersebut. Untuk GoGo Girls engadget mendefiniskannya we don't have a strategy, untuk Trudy Foreal didefiniskan sebagai our shareholders are complaining, untuk Justin Steele didefinisikan we don't have friends dan untuk Max Stone didefinisikan we're going to crash. Semua definisi dari endgadget tersebut tentunya berdasarkan kondisi nyata yang ada di RIM BlackBerry. [caption id="attachment_165197" align="aligncenter" width="600" caption="Superhero RIM BlackBerry via Endgadget.com"]

1331185148368966443
1331185148368966443
[/caption] Tampaknya definisi dari Engadget tersebutlah yang menjadi kenyataan sejauh ini. Meskipun sudah berganti CEO, namun RIM BlackBerry terus menunjukkan trend negatif dalam penguasaan pasar dan penjualan terutama di Amerika Utara. BGR melaporkan dua hari yang lalu bahwa Kampanye Be Bold tersebut sejauh ini tidak bisa menolong penjualan RIM BlackBerry khususnya di Amerika Utara. Menurut BGR, Kampanye Be Bold RIM BlackBerry di Amerika Utara tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. BGR yang mengutip analis Canaccord Genuity melaporkan bahwa penjualan handset BlackBerry berbasis BlackBerry 7 terutama Bold 9900 dan Curve 9360 poor atau mengecewakan (sangat sedikit). Tentunya usaha pemasaran dengan melakukan kampanye Be Bold tidak bisa dilihat secara cepat. Namun melihat kondisi penjualan di Amerika Utara yang menunjukkan hasil mengecewakan, tanda-tanda gagalnya kampanye pemasaran RIM BlackBerry terlihat nyata. Bila kita lihat lebih jauh, trend pennurunan pengguna perangkat BlackBerry sudah cukup lama berlangsung. Bila dulu pasar Amerika dan Amerika Utara khususnya merupakan pasar yang dikuasai oleh RIM, kini pasar tersebut sudah beralih ke Android dan iPhone. Terkait dengan Nokia dan Microsoft yang mengusung Nokia Lumia, ada kemungkinan kondisi RIM BlackBerry akan semakin buruk jika sambutan konsumen di AS dan Kanada terhadap seri Lumia menggembirakan. Laporan terakhir yang dimuat oleh Reuters menyebutkan, jika pada tanggal 29 Maret mendatang RIM BlackBerry melaporkan hasil kinerjanya, diperkirakan pendapatan dan margin RIM BlackBerry  akan mengecewakan. Demikian juga dengan kondisi ARPU (Average  revenue per user) dam service margin akan berada dalam kondisi di bawah tekanan di beberapa kuartal ke depan. Beda Kasus di Indonesia Tampaknya RIM setidaknya mulai mengerti kondisi pasar, terutama di Amerika Utara yang kini dipenuhi oleh smartphone Android dan iPhone berteknologi terkini, seperti kemampuan 4G LTE. Selain itu kemampuan pasar aplikasi dari Android dan iPhone yang sangat besar membuat pengguna kedua smartphone terus bertambah yang kebanyakan tentunya dulu menggunakan BlackBerry. Sesuai dengan salah satu karakter Kampanye Be Bold mereka, yaitu GoGo Girls dengan definisi saves the day with a brilliant strategy, RIM BlackBerry kini mulai mengalihkan perhatian mereka ke pasar-pasar yang tidak terlalu melek teknologi terkini di bidang smartphone, misalnya Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Kompas.com melaporkan:
Research in Motion (RIM) akan memfokuskan penjualan BlackBerry di Asia Tenggara, salah satunya adalah di Indonesia. Pasalnya, Indonesia dianggap sebagai pasar kunci bagi penjualan perangkat BlackBerry, khususnya di Asia Tenggara. Head of RIM Asia Gregory Wade di ajang Mobile World Congress di Barcelona menjelaskan untuk mendukung hal tersebut, RIM berencana akan membuka sekitar 4.000 outlet termasuk toko besar, toko gabungan (dengan operator atau mall) dan kios-kios di seluruh Indonesia di tahun depan.

Indonesia sudah setahun lebih menjadi pasar gemuk RIM. RIM mengaku memiliki pangsa pasar smartphone di Indonesia sekitar 50%. Bila kita lihat mungkin saja klaim itu ada benarnya, karena hampir setiap kejadian atau peristiwa penting di Indonesia selalu terselip iklan gratis BlackBerry. Selain itu, di mana-mana ada banyak orang yang menggunakan BlackBerry, baik itu di mall, kantor, angkutan umum dan lainnya. Keberhasilan RIM di Indonesia diklaim karena fitur Rumpi atau gosip yang mereka miliki, yaitu BBM. Kebanyakan orang Indonesia sangat menyukai BBM ini karena di-bundel dengan layanan murah oleh operator. Dengan hanya berlangganan Rp2.000,00 sehari dapat ber-chatting ria sepuasnya. Tentu saja hal ini sangat menarik, apalagi kebanyakan pengguna smartphone di Indonesia tidak butuh high end smartphone seperti iPhone yang harganya cukup tinggi. Strategi RIM untuk fokus di Indonesia ini tentulah tidak salah. Menurut mereka Asia Tenggara merupakan salah satu pasar terkuat bagi pasar RIM di seluruh dunia. Wilayah Asia Tenggara mengontribusikan pertumbuhan penjualan di kuartal IV-2012 sebesar 31 persen menjadi 3,17 miliar dollar AS, dibanding wilayah di AS, Inggris dan Kanada. Bandingkan dengan penjualan BlackBerry sendiri di AS sendiri anjlok hingga 45 persen menjadi hanya 1,03 miliar dollar AS. Sayangnya meskipun merupakan pasar gemuk bagi RIM BlackBerry, operator di Indonesia hanyalah saluran bagi layanan RIM. RIM BlackBerry pun tidak memiliki komitmen untuk membangun server di Indonesia karena menurut mereka tak ada untungnya. Malah RIM beberapa waktu yang lalu mendirikan server di India serta pabrik di Malaysia. Hal ini menandakan bahwa konsumen dan pemerintah Indonesia tidak cukup punya daya tawar bagi RIM. Konsumen karena habit yang sudah dalam tidak punya pilihan untuk beralih ke handset lain karena tidak memiliki fitur yang sama persis dengan BBM serta didukung penuh oleh operator. Sementara pemerintah sendiri tidak bisa memaksa RIM karena kalau di black list jutaan konsumen akan mengamuk. Namun saya percaya sekali, meskipun akan fokus di Asia Tenggara terutama Indonesia, trend menurun RIM BlackBerry akan terus terjadi. Konsumen Indonesia jelas berbeda dengan konsumen Amerika Utara dan Eropa yang sering berlangganan secara premium, sedangkan di Indonesia tren kartu pra bayar memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk menggunakan BlackBerry hanya untul menelpon dan SMS atau paling tidak mengambil paket layanan minimum yang nilainya jika dibandingkan dengan pasar lain akan sangat jauh berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun