[caption id="attachment_104073" align="aligncenter" width="660" caption="Militer AS kini dihantui oleh banyaknya kasus perkosaan, terutama terhadap laki-laki, sumber: http://www.defense.gov"][/caption] Bila dalam kasus perkosaan yang umum perempuan diperkosa oleh laki-laki, tidak demikian halnya perkosaan yang terjadi di dalam tubuh militer Amerika Serikat. Di sini yang terjadi adalah laki-laki diperkosa oleh laki-laki atau laki-laki memperkosa laki-laki. Sebut saja  Greg Jeloudov berusia 35 tahun. Seperti yang ditulis di Newsweek,  ia menjadi tentara karena didorong oleh rasa patriotisme dan ingin berbakti kepada negara barunya, AS. Ia yang keturunan Rusia, tiba di Fort Benning untuk pelatihan di tahun 2009. Menggunakan bahasa Inggris dengan aksen Rusia ia dipanggil oleh teman-temannya dengan sebutan champagne socialist. Setelah kurang dari dua minggu tiba di pangkalan militer AS tersebut, ia diperkosa secara beramai-ramai (Gangraped). Ketika ia mengadukan hal ini kepada komandannya, ia malah dituduh telah memprovokasi para pemerkosa tersebut untuk melakukan tindakan perkosaan terhadapnya. Apa yang dialami oleh Jeloudov merupakan bagian dari kehidupan militer di mana sangat sulit untuk membicarakan tentang kekerasan seksual laki-laki terhadap laki-laki karena iklim tentara dan dispilin yang sangat ketat. Hal ini merupakan rahasia militer yang memalukan yang disengaja untuk disembunyikan bahkan dengan penolakan resmi terhadap sangkaan adanya kejadian tersebut. Menurut sebuah laporan, tahun 2010 yang lalu terdapat 50.000 veteran laki-laki yang positif mengalami Trauma Seksual Militer, naik dari 30.000 di tahun 2003. Bagi para korban kejadian ini merupakan semacam neraka karena mereka tidak bisa keluar dari pekerjaan dan selalu bertemu dengan para pemerkosa. Di sisi lain, korban kekerasan seksual militer perempuan juga tinggi, jumlah mereka yang mengalami hal ini lebih banyak daripada mereka yang mati bertempur di medan perang. Sepanjang sejarah militer, kekerasan seksual militer ini hampir tidak pernah mengemuka dan diakui. Baru pada tahun 1992, Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengakui adanya kasus ini yang dikabarkan hanya melanda tentara perempuan. Tahun lalu 110 tentara laki-laki membuat sebuah laporan rahasia yang mengakui adanya kekerasan seksual laki-laki terhadap laki-laki. Jumlah ini naik tiga kali lipat dibandingkan tahun 2007, sedangkan jumlah yang sebenarnya jauh lebih besar lagi. Seperti biasanya dalam kehidupan masyarakat, perkosaan merupakan hal yang jarang sekali dilaporkan karena bisa saja berdampak buruk bagi pelapor. Demikian juga di tubuh militer AS, hampir-hampir tidak ada laporan tentang perkosaan atau kekerasan seksual sehingga terkesan baik-baik saja. Berbagai studi yang dilakukan menghasilkan laporan yang minim di mana hanya satu di antara 15 tentara angkatan udara AS yang mengalami kekerasan seksual militer. Tidak hanya Jeudolov yang mengalami perkosaan ini. Seorang tentara lain bernama Blake Stephens masuk militer AS setelah lulus SMA di tahun 2001. Seketika masuk ia langsung mengalami serangan verbal dan fisik yang berasal dari hampir setiap tingkat rantai komando. Salah satu kejadian terburuk yang dialaminya adalah saat sekelompok orang menangkapnya, kemudian memasukkan botol soda ke (maaf) anusnya dan melemparkannya  ke belakang dari tempat yang tinggi ke kap mobil. Ketika ia melaporkan kejadian ini, sersannya berkata bahwa ia dalam masalah dan ia lah yang menjadi sebab terjadinya kekerasan tersebut dan menolak untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang melakukan kekerasan kepadanya. Setelah mengalami peristiwa tersebut, Stephen dua kali mencoba bunuh diri, pernikahannya berantakan dan ia menjadi paranoid dan eksplosif. Tidak hanya Jeloudov dan Stephen yang mengalami hal ini. 22 tahun yang lalu seorang tamtama berwajah baby face, bernama Jamey Michael Harding mengatakan ia diperkosa oleh seorang sersan berulang kali dalam sebuah pelatihan dasar kemiliteran. Ia berusaha melaporkan kejadian tersebut, namun dibaikan. Hampir dua dekade kemudian, sersan yang memperkosa Harding tersebut ditangkap atas tuduhan memperkosa banyak taruna di bawah umur  dalam pelatihan  Reserve Officers' Training Corps (ROTC). Tentu bila laporan Harding tersebut tidak diabaikan puluhan taruna di bawah umur tersebut bisa diselamatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H