[caption id="attachment_178331" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi, Sumber: pokershrink.blogspot.com via http://4.bp.blogspot.com"][/caption] Apa yang patut dirayakan hari-hari ini? Konser Lady Gaga atau kedatangan Irshad Manji? Jika hal ini ditanyakan kepada pengasuh Kompasiana yang telah berjibaku mendirikan Kompasiana beberapa tahun terakhir, maka jawabannya adalah Artikel Sejuta Klik lebih mengenai peristiwa jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 milik Rusia di Gunung Salak, Bogor. Tentunya setiap orang memiliki alasan merayakan sesuatu. Saya pun akan merayakan sesuatu jika sesuatu sangat layak dirayakan, misalnya jalan-jalan gratis keliling dunia ;). Namun merayakan Artikel Sejuta Klik tanpa melihat apakah artikel ini memenuhi beberapa alasan yang pantas sebenarnya menimbulkan pertanyaan. Mengapa demikian? Hampir semua anda yang membaca Artikel Sejuta Klik tersebut, pada awalnya (sebelum diedit oleh Admin Kompasiana, catat yah) tidak memiliki sumber yang jelas. Jika ada sebuah media online sebelumnya yang menjadi dasar artikel tersebut, hal itu masihlah rumor yang kemudian terbantahkan dengan adanya klarifikasi dari pihak yang dirugikan oleh artikel Sejuta Klik tersebut. Nah mengapa membanggakan artikel yang jelas-jelas sebagian besar isinya tidak sesuai kenyataan atau dalam bahasa internetnya disebut HOAX? Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lihat ukuran kualitas artikel online. Jika buku anda laku, biasanya dihitung dengan seberapa eksemplar terjual. Di internet sesuai dengan hukum yang berlaku, artikel laku dinyatakan dengan jumlah real klik terhadap artikel tersebut. Jika kita berpegang pada jumlah klik, Artikel Sejuta Klik tersebut memang membuktikan bahwa dirinyalah yang terhebat di Kompasiana sejauh ini  (Calon tanpa Tanding Kompasianer Terkaporit 2012). Di artikel perayaan sejuta klik kemarin, admin senior kompasiana mengemukakan dua kata penting, yaitu Content dan Context. Dari penjelasan terlihat bahwa admin senior kompasiana beranggapan Artikel Sejuta Klik diklik hingga sejuta lebih karena Content. Tentunya ia memiliki alasan tersendiri. Namun jika kita telusuri baik-baik artikel sejuta klik tersebut, anggapan Content ternyata tidak benar. Kualitas artikel itu sangat payah, pada awalnya tidak memiliki sumber yang jelas dan kemudian menjadi kenyataan dengan adanya klarifikasi dari pihak Majalah Angkasa. Ini artinya artikel tersebut tidak memiliki konten yang bagus, isinya hanya hoax belaka. Terlebih kemudian, adanya klarifikasi dari Kominfo bahwa Sinya Ponsel Tidak menganggu penerbangan. Artikel Sejuta Klik tersebut laku karena Context yang tepat. Sekian banyak orang mencari-cari apa penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 dan akhirnya memperoleh artikel yang menjurus menyalahkan pihak-pihak tertentu. Artikel yang yang menunjuk hidung dan menyalahkan pihak tertentu, tentu saja akan sangat laku di saat orang mencari tahu penyebab terjadinya suatu peristiwa. Belum lagi jika kita hubungkan dengan koneksi yang kini semakin banyak, misalnya sosial media terutama Facebook dan Twitter dan dibagi ke BlackBerry Messenger. Belum lagi penulis artikel itu sendiri yang memiliki 16 akun di Kompasiana, sebuah jumlah yang aduhai banyaknya. Sekali lagi artikel tersebut bukan karena Content yang bagus, lebih kepada Context yang tepat. Jika kita dalami kontennya, artikel tersebut sangat jauh dari misi Admin Senior Kompasiana yang menekankan kemanfaatan artikel yang dipublikasikan di Kompasiana. Dengan adanya apresiasi terhadap artikel yang nyata-nyata tidak memberikan manfaat bagi pembaca kompasiana, kita bisa simpulkan sudah bergesernya konsep Kompasiana tentang sebuah artikel yang dipublikasikan di Kompasiana. Segi kemanfaatan artikel ini bisa kita tinjau dari dua segi, dari segi inner Kompasiana, yaitu terkait dengan posisi Kompasiana di Rank Alexa dan segi luar, yaitu anggota dan pembaca Kompasiana (khalayak umum). Mari kita lihat grafik berikut ini. [caption id="attachment_178328" align="aligncenter" width="600" caption="Rank Kompasiana di Alexa"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H