Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengapa Rank Alexa Kompasiana 2011 Stagnan

23 Desember 2011   00:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:52 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak komentar mengatakan kompasiana mengalami kemajuan. Pengguna kini hampir mencapai 100.000 dengan lebih dari 800 artikel yang terbit setiap hari. Kini interaksi kompasiana sangat kuat, kompasiana dianggap media sosial kelas satu di Indonesia karena keberhasilannya mengumpulkan penulis gratisan dengan berbagai opini dan reportase yang diberikan secara sukarela, tanpa bayaran. Kompasiana dipuji karena mampu membawa perbedaan dan memiliki pengaruh tertentu dan bisa memengaruhi opini publik. Sudah sedari awal pengelola mengandalkan Alexa untuk menaikkan nama dan menjaga citra blog keroyokan supaya tetap menarik bagi pengiklan. Namun pada dasarnya, jika pengiklan cukup pintar, melihat rank alexa kompasiana yang jalan di tempat atau mengalami stagnasi sepanjang tahun 2011, mereka akan berpikir dua kali untuk menitipkan iklannya di kompasiana. Apalagi di mesin pencari posisi kompasiana tidak juga membaik. Tentu saya tidak mengada-ada. Di bulan Mei 2011 yang lalu, sebuah artikel yang saya tulis menunjukkan kompasiana berada pada rank 41 versi Alexa. Kita lihat pada minggu-minggu akhir di tahun 2011 ini, peringkatnya hanya naik satu peringkat menjadi 40. Coba kita lihat grafik berikut ini. Sepanjang 7 bulan terakhir, kompasiana hanya naik satu peringkat. Saya rasa ini bukanlah prestasi yang dapat dibanggakan apalagi kompasiana sudah menerapkan pemasangan tool bar alexa. Walaupun pernah menginjak rank 37, namun kompasiana tak dapat mempertahankan posisi tersebut karena kondisi kompasiana yang cenderung sangat labil. Saya dapat melihat beberapa sebab mengapa rank kompasiana versi alexa yang dijadikan ukuran kemajuan kompasiana, justru mengalami stagnasi alias jalan di tempat. Pertama, fokus kompasiana kepada traffic semu daripada traffic sebenarnya. Traffic semu artinya traffic yang berasal dari pengguna kompasiana itu sendiri, bukan dari mesin pencari yang merupakan traffic real. Saya melihat tidak ada perkembangan dalam traffic kompasiana dari mesin pencari, lebih dari 85% traffic kompasiana berasal dari pengguna kompasiana itu sendiri yang sudah mendaftar terlebih dahulu. Traffic semu ini bisa suatu saat menanjak kalau sedang ramai di kompasiana seperti ada lomba atau perang urat leher di lapak, namun bisa juga sangat sepi jika pengguna bosan karena itu-itu saja yang menjadi masalah di kompasiana. Hal ini berakibat, tingkat kunjungan ke kompasiana tidak merata, suatu saat dalam minggu tertentu sangat ramai, di lain hari karena cerita yang tak bertukar, pengguna yang sudah bosan tidak lagi datang. Akibatnya rank kompasiana tidaklah stabil, kadang naik satu peringkat, namun terlalu cepat turun sampai tiga peringkat. Itulah sebabnya rank tersebut tidak jauh-jauh dari 40, 39, 38, dan 37, lalu stagnan beberapa waktu untuk kemudian turun ke angka 41 dan butuh waktu lama untuk naik lagi ke 40 dan seterusnya. Kedua, masalah error yang sungguh keterlaluan sering terjadi. Sebagai situs dengan usia tiga tahun, sudah sepantasnya kompasiana lebih stabil, reliable dan dapat dikunjungi kapan saja, di mana saja, melalui device apa saja. Ternyata hal ini tidak terjadi, bahkan cukup lucu juga, pengelolanya berkata sedang tidak berada di tempat atau sedang tidak membuka kompasiana ketika diberitahu bahwa ada error. Error di situs merupakan hal yang biasa, menjadi tidak biasa bila hampir setiap hari hal tersebut terjadi. Dengan adanya error yang sering berulang, tentu saja kunjungan dari pengguna akan menurun, kalau ada yang mendapatkan link dari mesin pencari dan ketika itu error terjadi, hal ini akan menjadi stigma negatif  sehingga kalau ada hasil pencarian merujuk ke kompasiana mereka tidak akan mau membuka karena khawatir error. Tentu saja error ini akan berakibat kepada rank kompasiana. Terlihat sekali betapa mudahnya rank kompasiana turun, namun sebaliknya sangat sulit untuk kembali naik. Hal ini merupakan sesuatu yg lumrah  di internet yang memang lebih mudah untuk turun karena ada jutaan situs yang berebut rank. Ketika satu situs cukup sering error tempatnya akan langsung digantikan situs lain. Seketika situs yang error mengalami perbaikan tidak mudah untuk kembali merebut rank sebelumnya, karena situs yang menggantikan posisinya makin stabil. Melihat dua faktor di atas cukup masuk akal mengapa rank alexa kompasiana jalan di tempat. Saya sendiri agak menyesali prediksi saya di awal tahun 2011 yang lalu, ketika menyatakan bahwa jika stabil kompasiana bisa merangsek ke posisi 25 versi alexa. Prediksi tersebut memang terlalu optimis karena pada akhir 2010 yang lalu kompasiana sudah mengganti layout sehingga saya memperkirakan kalaupun terjadi error mungkin tidak sesering di tahun 2010 yang lalu. Nyatanya error tersebut semacam penyakit kambuhan yang datang menyerang tiba-tiba seperti saat makan siang. Beberapa waktu terakhir malah datang agak pagi dan sering berulang sehingga saya menyimpulkan kalau tidak error bukan kompasiana namanya. Hal lain yang perlu juga perlu perhatian sebagaimana saya tulis di bulan Mei 2011 adalah perbaikan posisi kompasiana di mesin pencari. Tidak beranjaknya kompasiana di mesin pencari adalah yang perlu dikritisi. Pada bulan Mei yang lalu sudah lebih dari 800 ribu artikel di kompasiana yang diindeks oleh Google. Mengapa ketika kita mengetikkan suatu kata di mesin pencari bukan kompasiana yang berada di posisi halaman pertama hasil pencarian? Ini artinya rank kompasiana versi alexa tersebut bukanlah sebuah ukuran yang perlu karena tidak berdampak seignifikan terhadap hasil pencarian. Jika pengelola pintar dengan tidak menerapkan SEO pun sebenarnya kompasiana bisa tampil di halaman pertama hasil pencarian. Caranya adalah konten yang unik, asli, telaah mendalam suatu kasus dan bukan artikel perang urat leher sesama penghuninya. Hal-hal yang menimbulkan stigma negatif bagi orang luar terhadap kompasiana haruslah diminimalisasi agar mereka mau dan betah berlama-lama di kompasiana. Mereka tidak takut untuk berkomentar dan menulis gara-gara hanya ditanya apa gelarnya, melihat perdebatan sengit soal-soal yang remeh temeh, dan lain sebagainya. Ini merupakan hal yang harus diperhatikan jika kompasiana ingin  terus eksis dan membuktikan bahwa situs ini cukup layak untuk diperhitungkan sebagai jurnalisme warga, situs media sosial yang efektif, bukan situs penelanjangan antarsesama penggunanya. Saya memprediksi di tahun 2012 mendatang, jika masih seperti ini, sering error dan fokus yang tidak berubah, kompasiana masih akan jalan di tempat. Tetapi mana tahu pengelolanya hanya cukup puas dengan posisi yang itu-itu saja. Kalau begini tentu lain cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun