Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengapa Iklan Seks Muncul di Laman Facebook?

12 Oktober 2012   09:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:54 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_204017" align="aligncenter" width="560" caption="Iklan yang dilihat di Facebook dan internet umumnya disesuaikan dengan minat dan kebiasaan pengguna, sumber: http://i.telegraph.co.uk"][/caption] Facebook belum lama ini mengatakan bahwa pengguna mereka kini sebanyak 1 miliar orang. Untuk sebuah layanan dengan keharusan mendaftar, pencapaian Facebook ini sangat fenomenal. Mungkin akan sulit dilakukan oleh layanan lain, misalnya Google Plus atau Twitter. Pengguna yang terus bertambah (tidak peduli akun ganda atau akun palsu) merupakan salah satu daya tarik bagi pengiklan. Bisa anda bayangkan, ada 1 miliar orang dalam satu layanan, bila 10% saja yang melihat iklan tertentu, itu artinya ada 100 juta pengguna. Bila 10% saja dari 100 juta tersebut yang mengklik satu iklan tertentu, artinya ada 10 juta klik yang bila dinilai dengan uang akan menghasilkan jumlah yang mungkin di luar nalar. Facebook juga sangat paham bahwa mereka merupakan tujuan para pengiklan. Tidak peduli apa yang anda iklankan, asal anda membayar ke Facebook, nantinya iklan anda akan tampil di lama pengguna sesuai dengan minat dan kebiasaan pengguna Facebook. Pertanyaannya, dari mana Facebook mengetahui minat atau kebiasaan pengguna hingga bisa menampilkan iklan sesuai dengan minat dan kebiasaan pengguna tersebut? Ada satu rahasia kecil yang patut anda ketahui, jika anda cukup peduli dengan privasi dan ingin melindungi kebiasaan dan minat anda di internet dari para pengiklan. Rahasia tersebut adalah cookie. Cookie didefiniskan sebagai :

usually a small piece of data sent from a website and stored in a user's web browser while a user is browsing a website. When the user browses the same website in the future, the data stored in the cookie can be retrieved by the website to notify the website of the user's previous activity. ..... especially third-party tracking cookies are commonly used as ways to compile long-term records of individuals' browsing histories.

Seperti pada definisi di atas cookie di tempatkan di browser, nantinya jika tidak dihapus, cookie akan memberitahu kebiasaan pengguna. Ada bermacam-macam cookie dan yang penting untuk anda ketahui adalah Third Party Cookie yang biasanya berasal dari pengiklan yang mampu mengoleksi kebiasaan anda dalam menggunakan Facebook atau internet umumnya. Nantinya rekaman tersebut digunakan untuk memunculkan iklan yang sesuai dengan minat dan kebiasaan anda berinternet tersebut. Cara kerja cookie dapat dilihat sebagai berikut. [caption id="attachment_204006" align="aligncenter" width="450" caption="Cara Kerja Cookie, sumber http://www.abine.com/tracking.php"]

13500318371607473576
13500318371607473576
[/caption] Tergantung dengan apa yang anda lakukan di internet dan Facebook khususnya, iklan yang muncul adalah hasil dari kebiasaan dan minat anda tersebut. Jika anda selalu mencari berita-berita teknologi, iklan yang muncul umumnya tentang gadget seperti smartphone dan tablet. Bisa juga tentang vendor yang menghasilkan gadget tertentu seperti Samsung, HTC atau Apple Inc. Bagaiman jika anda menemukan iklan dewasa di laman Facebook anda? Misalnya iklan tentang obat kuat, perempuan panggilan, sex toys, video porno dan lainnya? Jangan terkejut dan jangan heran. Iklan tersebut tampil sesuai dengan kebiasaan anda di Facebook. Jadi bukan sesuatu yang aneh. Bila anda melakukan LIKE di halaman majalah Playboy, Maxim, Model Mayhem, dan situs dewasa lainnya, iklan yang tampil di laman Facebook anda tidak jauh-jauh dari hal tersebut. Artinya kebiasaan anda dan minat anda sangat menentukan iklan yang akan anda lihat karena iklan tersebut telah disesuaikan dengan minat dan kebiasaan anda. Artinya lagi kalau anda sering mencari Janda Kesepian di Facebook, pencarian anda ini akan direkam untuk menampilkan hal serupa jika anda kembali berkunjung. Pihak ketiga yang terkait dengan kata Janda Kesepian akan merespon dengan menampilkan iklan Janda Kesepian di halaman Facebook anda. Pertanyaannya, mengapa iklan harus sesuai dengan minat dan kebiasaan pengguna? Tentu saja ini alasan ekonomi. Biasanya orang tidak akan melakukan klik kalau iklan tertentu tidak sesuai dengan minatnya. Bahkan iklan yang sudah sesuai minatpun tidak jarang orang enggan melakukkan klik terhadap iklan tersebut. Untuk itulah iklan diupayakan sesuai dengan minat dan kebiasaan pengguna internet dan Facebook khususnya agar iklan tersebut diklik yang nantinya akan memberikan pendapatan bagi Facebook dan pengiklan. Khusus untuk Facebook, pengguna hampir tidak akan pernah bisa lepas dari rekaman Facebook melalui cookie yang dipasangnya di komputer pengguna. Seperti pernah saya tuliskan sebelumnya Facebook telah memasang supercookie untuk memantau aktifitas pengguna selama berada di Facebook bahkan setelah keluar dari layanan Facebook. Jadi setelah keluar dari layanan Facebook pun, sebenarnya anda belumlah aman karena ada jutaan situs di internet yang memasang button Facebook Connect dan Facebook LIKE yang berfungsi untuk mengirim sinyal kepada Facebook dan akan berguna saat pengguna kembali ke layanan Facebook dengan menampilkan iklan sesuai dengan apa yang di-LIKE dan di-Connect tersebut. Jadi jika anda bertemu iklan seks di Facebook, lalu mempertanyakan mengapa hal tersebut terjadi, itu ibaratnya anda menepuk air di dulang, yang basah muka sendiri. Artinya anda membuka aib anda sendiri karena iklan yang anda lihat dan temukan adalah kebiasaan anda sendiri ketika ber-Facebook-an. Note: Wikipedia dan Abine berkontribusi dalam artikel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun