[caption id="attachment_180964" align="aligncenter" width="600" caption="Mark, tahukan anda, iklan di situs anda tidak efektif? Sumber: http://www.csmonitor.com"][/caption] Facebook sudah menjadi keseharian banyak orang di bumi ini. Banyak pengguna Facebook sudah menengok halaman wall-nya sebelum sempat gosok gigi apalagi sarapan. Tingkat keterikatan pengguna dengan Facebook sangat tinggi. Hal ini membuat pengguna Facebook datang dan datang lagi ke wall mereka di Facebook. Bahkan ada pengguna seharian selalu terhubung dengan Facebook. Jika sudah bosa di komputer mereka berpindah ke perangkat mobile seperti smartphone. Tentu saja perilaku pengguna Facebook ini merupakan peluang besar terutama bagi bisnis. Dengan pengguna kini melebihi angka 900 juta orang/akun, potensi Facebook untuk dimanfaatkan sebagai media iklan guna memperoleh awareness konsumen sehingga kemudian bisa menjadi pertimbangan untuk melakukan pembelian sangat besar. Tentu sangat banyak perusahaan yang beriklan di Facebook. Sebagai pengguna Facebook anda bisa melihat di sisi kanan halaman Facebook beberapa iklan yang ditumpangkan oleh advertiser di situs Facebook. Namun sayang sekali, iklan di Facebook tersebut tidaklah efektif. Benarkah? Beberapa waktu yang lalu, sebelum IPO saham Facebook, sebuah perusahaan besar yang beriklan di Facebook, yaitu General Motors menunda program iklan mereka yang sebesar 10 juta dollar di Facebook, namun akan meneruskan program beriklan gratis di Facebook (mungkin melalui page). Bila kita lihat sekilas, dengan potensi pasar 900 juta orang lebih, sepertinya langkah GM tersebut patut dipertanyakan. Business Insider yang mencoba mendalami keluarnya GM dari program beriklan di Facebook mengungkapkan alasan sederhana mengapa GM melakukan langkah tersebut. Menurutnya langkah GM tersebut didasari bahwa iklan di Facebook tidak bekerja dengan baik alias tidak efektif. Ini artinya advertiser hanya menghamburkan dana iklan sementara hasil yang diperoleh sangat sedikit. Dari catatan terlihat sekali Facebook kalah jauh dibandingkan dengan Google dalam hala performance iklan. Di Facebook click-through rates hanya 0,051% jauh lebih rendah dibandingkan dengan Google yang sebesar 0,4%. Click-through rates di Facebook ini juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Click-through rates yang sebesar 0.1%. Tentu saja dengan angka yang lebih kecil ini menjadi tidak efektif untuk beriklan di Facebook. Data yang lebih komprehensif menunjukkan bahwa Google masihlah menjadi tujuan utama para pemasang iklan jika dibandingkan dengan Facebook. Google dengan mesin pencari yang terus diperbaiki kemampuannya mengalahkan Facebook di segala hal tentang di mana seharusnya pengiklan menempatkan iklannya. Coba kita perhatikan data dari  WordStream yang dikompilasikan oleh Business Insider berikut ini. 1. Total Reach: Google 90% dari seluruh pengguna internet Facebook hanya 50%. 2. Q1 Revenues, Google 2,9 miliar dollar, naik 1% dari tahun lalu Facebook 1,06 miliar dollar, turun 6,5% dibandingkan Q1 tahun lalu. 3. Targeting: Google  Interest, Keywords, Remarketing, Location, Demographics, Facebook:  Education, Workplace, Likes, Location, Demographics 4. Format: Google:  text ads, image ads, video text overlay ads, mobile web game ads Facebook:  standard display ad, Sponsored Stories Dari data di atas ternyata Google memberikan pilihan yang lebih banyak. Jika Facebook hanya memberikan dua jenis iklan, Google memberikan empat jenis iklan. Selain itu besarnya iklan yang tampil juga dapat disesuaikan. Di Facebook sebagaimana bisa anda lihat di sisi kanan halaman Facebook, ukuran iklan terlalu kecil dan tidak mencolok sehingga mungkin sering diabaikan oleh pengguna Facebook. Google dengan Adswork-nya memberikan pilihan yang lebih baik dan kemungkinan diklik lebih tinggi dibandingkan dengan iklan di Facebook. Luasnya jangkuan Google dibandingkan Facebook menjadi pertimbangan penting lainnya. Sekarang sangat terasa apa pun kebutuhahan Anda silahkan cari di Google saja, istilahnya Google It!, bukan Facebook It! Ini artinya kata Google tersebut sudah menjadi kata generik untuk mencari sesuatu, di mana hasil pencariannya dapat disisipkan iklan dari pemasang iklan. Faktor lain yang patut dipertimbangkan oleh Facebook adalah karena mereka media sosial. Ini artinya orang ikut dan menggunakan jasa Facebook bukan untuk melihat iklan, tetapi untuk bertemu teman-teman dan berinteraksi dengan komunitas mereka. Ini artinya kegiatan pengguna akan terfokus pada interaksi tersebut, bukan pada mengklik iklan. Hal ini menjadi bukti mengapa  click-through rates di Facebook sangat rendah. Melihat kenyataan ini, keluarnya GM dari program iklan berbayar di Facebook mejadi sangat relevan. Selain itu, Facebook sendiri memberikan kesempatan beriklan secara gratis kepada brand dengan menyediakan Page. Ini artinya secara tidak langsung Facebook membunuh program iklan berbayar yang mereka sediakan. Istilahnya, jika ada yang gratis mengapa harus bayar. Perkembangan selanjutnya, tentu saja tidak hanya General Motors yang keluar dari program iklan di Facebook. Perusahaan lain semacam KIA, Verizon, AT&T, American Express, dan Disney diisukan akan mengikuti langkah General Motors. Jika benar hal ini terjadi performa Facebook akan semakin suram, apalagi mereka telah melakukan IPO sehingga hal ini mungkin akan terus menekan harga saham Facebook ke titik terendah. Perlu diingat,  investor tidak melihat seberapa banyak pengguna Facebook, namun seberapa besar keuntungan yang didapatkan oleh Facebook. Dengan makin banyaknya pengiklan yang keluar dari Facebook, kemungkinan pendapatan iklan akan terus turun dan akan terus menekan harga saham Facebook. Sumber: Bloomberg, Business Insider, dan lainnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H