[caption id="attachment_149146" align="aligncenter" width="650" caption="Eric Schmidt, Sergey Brin, dan Larry Page dengan mobil tanpa pengemudi hasil inovasi Google, sumber: http://www.geeky-gadgets.com"][/caption] Masih ingat film tahun 90-an yang cukup terkenal, Knight Rider? Dalam film science fiction tersebut pemerannya memiliki sebuah mobil yang bisa berjalan sendiri (driverless). Kini,  mobil tanpa pengemudi tersebut tidak lagi hanya sebuah science fiction, tetapi sebuah kenyataan setelah Google berhak atas paten mobil tersebut. Google's Driverless Car ini sudah menjadi isu sudah cukup lama. Beberapa waktu yang lalu Google telah bernegosiasi dengan sebuah negara bagian di AS untuk melegalkan mobil tanpa pengemudi ini. Tujuannya adalah untuk keamanan dan menekan lebih banyak angka kecelakaan lalu lintas. Tentunya orang-orang yang berada di belakang proyek mobil tanpa pengemudi ini bukanlah orang sembarangan. Salah satunya adalah Sebastian Thrun, seorang professor di Universitas Stanford. Dalam artikelnya di nytimes.com hari ini, professor tersebut menguraikan beberapa segi dari mobil tanpa pengemudi Google ini. Ia menceritakan bahwa ia bekerja di Google untuk mengubah sesuatu yang hanya ada di science fiction menjadi sesuatu yang ada di dunia nyata. Sumber daya komputasi yang sangat luas yang dimiliki Google merupakan bagian penting dari teknologi mobil tanpa pengemudi ini. Mobil ini bisa bisa menghapal infrastruktur jalan dalam hitungan menit. Mobil ini menggunakan peta terkomputerisasi untuk menentukan kapan berjalan (mengemudi), mengenali rambu-rambu lalu lintas, traffic lights dan hambatan di jalan jauh sebelum semuanya terlihat oleh mata manusia. Mobil ini menggunakan laser khusus, radar dan kamera untuk menganalisis lalu lintas dengan kecepatan memproses lebih cepat dari otak manusia. Selain itu,  memanfaatkan cloud untuk berbagi informasi dengan kecepatan super. Dari berbagai percobaan, mobil telah menempuh perjalanan hampir 200.000 mil di jalan raya umum di California dan Nevada, 100 persen aman. Berdasarkan hal tersebut, maka tidaklah heran kemudian Google berusaha mematenkan penemuan mereka ini. Google telah menkonfirmasi terhadap berita yang ditulis di venturebeat.com bahwa mereka memang telah mendapatkan paten untuk mobil futuristik ini. Paten ini menyangkut hal sebagai berikut:
Disclosed are methods and devices for transitioning a mixed-mode autonomous vehicle from a human driven mode to an autonomously driven mode. Transitioning may include stopping a vehicle on a predefined landing strip and detecting a reference indicator. Based on the reference indicator, the vehicle may be able to know its exact position. Additionally, the vehicle may use the reference indictor to obtain an autonomous vehicle instruction via a URL. After the vehicle knows its precise location and has an autonomous vehicle instruction, it can operate in autonomous mode.
Ini artinya mobil ini  mobil yang bisa berjalan/dikemudikan dari kendali manusia dikendalikan untuk  kemudian berjalan dan dikendalikan oleh komputer  dan sensor yang ditanamkan kepada mobil tersebut. Lebih jauh lagi mobil ini bukanlah mobil khhusus yang dirancang sedari awal untuk hal ini. Mobil ini seperti mobil biasa, dalam percobaan Google banyak menggunakan mobil, misalnya Toyota Prius yang di dalamnya ditanamkan komputer dan sensor sehingga bisa berjalan tanpa pengemudi. Techcrunch.com menambahkan penjelasan tentang paten ini dengan dua buah gambar berikut ini. Ini artinya sebuah mobil yang didalamnya sudah ditanamkan sensor dan komputer bisa parkir di sebuah tempat tertentu. Untuk bisa berpindah dari kendali manusia ke kendali komputer dan sensor, mobil ini dengan menggunakan sensor akan mampu mendapatkan petunjuk atau instruksi mengemudi dari internet melalui URL,  QR code atau link radio. Setelah men-download petunjuk mengemudi, mobil kemudian akan beralih ke modus mengemudi otonom dan mengeksekusi instruksi, yaitu, mengantarkan pengemudi atau penumpang dari titik A ke titik B, sementara  mereka bisa melakukan banyak hal tanpa harus mengemudi atau khawatir  tersesat atau terjadi kecelakaan. Silakan ditonton penjelasan Sebastian Thrun mengenai Google Driverless Car dalam video berikut ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H