Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Empat Langkah Membeli Smartphone

30 Juni 2012   08:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:24 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1341046374103399986

[caption id="attachment_185567" align="aligncenter" width="596" caption="Mencoba smartphone milik teman merupakan salah satu cara untuk mengetahui kemampuan smartphone tersebut, sumber: http://phonearenaindia.com"][/caption] Pernah kecewa dalam membeli smartphone? Pernah menyesal, rasanya ingin membanting smartphone yang baru saja anda beli dengan harga mahal? Anda tidak sendiri. Banyak konsumen mengeluh karena membeli smartphone, ternyata smartphone tersebut tidak cocok atau sulit untuk dikuasai. Lalu bagaimana caranya agar bisa membeli smartphone yang tepat? Tidak mudah sebenarnya. Banyak dari kita, terkadang harus menyesuaikan diri dengan smartphone yang kita beli. Ini artinya persepsi kita terhadap smartphone tersebut salah atau setidaknya kurang tepat. Smartphone yang kita kira akan mudah untuk digunakan, ternyata terlalu sulit untuk ditaklukkan. Namun tentu ada cara umum, yaitu mengikuti selera publik. Biasanya yang banyak dipakai publik, terkesan lebih mudah untuk dikuasai, misalnya BlackBerry. Anda bisa membuktikan, bahkan anak TK pun sekarang menggunakan BlackBerry. Namun tentu tidak semua orang suka BlackBerry. Think With Google memaparkan empat langkah penting yang dikenal dengan The Four Phases of The Consumer Decision Journey. Empat langkah ini merupakan tahapan yang biasanya dilakukan konsumen, secara sadar atau tidak dalam membeli smartphone terbaru. Coba kita lihat apa saja langkah-langkah tersebut. 1. Stimulus Pernah melihat iklan satu halaman penuh Samsung Galaxy S3 di koran Kompas? Pernah melihat iklan di televisi yang menampilkan Zooey Deschanel menggunakan aplikasi Siri di iPhone 4S? Iklan di koran, di televisi, melihat iklan ketika browsing internet, membaca artikel di majalah, mencoba smartphone milik teman atau keluarga, melihat iklan di majalah, membaca artikel di koran, dan menerima e-mail dari toko tertentu merupakan stimulus dalam melakukan pembelian smartphone. Arti stimulus ini adalah pendorong, sesuatu yang membuat anda ingin membeli smartphone. Dalam studi di tahun 2011 yang lalu Think With Google menyatakan bahwa stimulus terbesar dalam pembelian smartphone adalah melihat iklan di televisi dan di koran, masing-masing sekitar 35%. Tidak heran iklan sebagian besar masih ada di televisi dan di koran. Setelah memiliki stimulus, apa selanjutnya yang perlu anda lakukan? 2. Zero Moment of Truth Jangan percaya iklan! Mungkin ini arti tahap berikutnya, yaitu Zero Moment of Truth. Dalam tahap ini, anda jangan percaya 100% yang diiklankan. Lalu kalau tidak percaya iklan, apa yang seharusnya dilakukan? Ada beberapa hal yang perlu anda lakukan agar pembelian anda berhasil. Think With Google telah mendata beberapa kegiatan penting yang perlu anda lakukan untuk menentukan apakah smartphone tertentu bisa cocok dengan kebutuhan anda. Pertama adalah cari informasi di internet dengan search engine (Google). Kedua bandingkan smartphone yang hendak anda beli dengan smartphone lainnya secara online. Ketiga cari informasi di situs retailer. Keempat bicarakan smartphone yang hendak anda beli dengan teman atau keluarga. Kelima cari informasi di situs vendor atau pembuat smartphone. Keenam baca review produk secara online dan ketujuh baca komentar-komentar orang di artikel online yang membahas smartphone yang hendak dibeli. Saya percaya dengan tujuh langkah di atas anda memiliki pengetahuan yang sangat cukup untuk memutuskan membeli smartphone idaman anda. Namun jangan buru-buru. Segala sesuatunya harus berjalan biasa karena kalau anda tergesa-gesa akan ada satu atau dua hal yang luput dari perhatian anda. Ikuti langkah ketiga. 3. First Moment of Truth Pengetahuan tentang smartphone yang hendak anda beli sudah dimiliki. Namun, mungkin anda belum punya kepercayaan terhadap smartphone karena belum mencoba smartphone tersebut secara langsung. Untuk itu, datangilah toko yang menjual smartphone tersebut. Biasanya di toko tersebut disediakan dummy atau bahkan produk fisik/asli dari smartphone yang hendak dibeli. Saya melakukan hal ini ketika hendak menjajal Nokia Lumia 800. Setiba di toko yang menjual smartphone ada beberapa kegiatan yang perlu anda lakukan. Pertama lihat secara saksama smartphone yang hendak dibeli. Kedua bertanyalah kepada salesperson tentang smartphone tersebut. Pertanyaannya terserah anda, terutama bagaimana kinerja smartphone tersebut. Ketiga coba langsung smartphone tersebut. Jika toko tidak menyediakan, saya sarankan cari toko lain yang menyediakan produk yang bisa dicoba. Keempat lihat umur produk yang ada di toko. Terkadang, produk tersebut tidak sama sekali baru, mungkin sudah beberapa lama berada di toko. Terakhir, bacalah brochure tentang produk yang disediakan toko sehingga anda bisa membandingkan yang ada di brochure tersebut dengan produk nyata yang anda pegang. Dengan langkah ketiga ini anda sudah siap membeli smartphone karena anda sudah memiliki informasi yang cukup dan telah mencoba secara langsung produk tersebut. Dan jika benar-benar sudah cocok dan informasi yang dimiliki benar dan sudah mencoba sendiri smartphone tersebut, anda bisa membayar harganya di kasir. 4. Post Purchase Behavior Ada beberapa perilaku yang dilakukan konsumen setelah pembelian smartphone. Beberapa di antaranya adalah memberitahu teman atau keluarga, melakukan mention ke rekan kerja, menuliskan di wall facebook, menulis review konsumen di situs tertentu dan banyak lainnya. Bila menyangkut smartphone sendiri, ada baiknya anda mendaftarkan smartphone yang anda beli melalui situs vendor. Biasanya hal ini membantu jika terjadi kerusakan atau ada keluhan. Selain itu, perlu juga anda membaca garansi smartphone tersebut. Kemudahan dalam mengurus jika terjadi kerusakan patut pula diperhatikan sebagai nilai tambah dalam membeli smartphone. Tampaknya langkah-langkah tersebut terlalu ideal? Mungkin. Namun anda perlu memperhatikan bahwa anda membayarkan sejumlah uang yang mungkin saja sangat penting sehingga tentu saja anda perlu teliti dalam membeli agar tidak menyesal kemudian. Bagaimana kalau salesperson-nya tidak ramah, sementara anda sudah tidak tahan untuk membeli tanpa harus bertanya cukup banyak? Saya sarankan untuk calm down. Sebagai pembeli anda perlu pura-pura tidak butuh agar salesperson mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam menjelaskan kecanggihan smartphone yang hendak mereka jual. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun