Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Google Plus, Ghost Town Ramai Menyenangkan

30 Juli 2012   18:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:26 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_190654" align="aligncenter" width="550" caption="Vic Gundotra, Senior Vice President of Engineering Google yang membawahi Google Plus http://www.vincentabry.com"][/caption] Apa yang terlintas di pikiran ketika menyebut Ghost Town atau Kota Hantu? Tentu saja sebuah kota yang sepi dan hanya penuh oleh hantu yang berlalu lalang. Hantu tentu saja bukanlah sesuatu yang riil. Hantu bisa kita temukan di tempat-tempat keramat seperti kuburan. Ghost Town atau Kota Hantu tak lain adalah sebuah nama lain dari kota yang sepi, tiada berpenghuni dan penuh dengan hantu yang menakutkan. Demikianlah banyak orang yang pesimis atau yang setengah mengejek dengan mengatakan Google Plus sebagai Ghost Town atau kota hantu. Mereka ini mungkin sebagian besar bergolongan darah Facebook atau mungkin mereka memperbandingkan Facebook yang sudah delapan tahun dengan Google Plus yang baru saja setahun. Cukup banyak analis terutama mereka yang pro kepada Facebook mengatakan bahwa Google Plus kota hantu. Kenyataannya tidaklah demikian, bahkan perusahaan analiytic semacam comScore yang biasanya sangat pro Facebook harus mengakui Google Plus kini dalam masa-masa pertumbuhan yang mencengangkan. comScore dalam data terkininya menyajikan bahwa Google Plus baik di Amerika Serikat maupun secara global mengalami pertumbuhan yang mengangumkan. Coba kita lihat data berikut ini. [caption id="attachment_190649" align="aligncenter" width="589" caption="sumber : comScore"]

1343667831734666769
1343667831734666769
[/caption] Data di atas menyajikan bahwa unique visitor Google Plus di Amerika Serikat meningkat. Di bulan November 2011 yang lalu terdapat 15,229 juta unique visitor dan meningkat menjadi 27,732 juta di bulan Juni 2012 yang lalu. Ini artinya terjadi peningkatan sebesar 82%. Perlu diingat bahwa 27,732 juta tersebut merupakan 12,53% dari keseluruhan unique visitor di Amerika Serikat. Secara global, unique visitor Google Plus juga meningkat sebesar 66% dibandingkan dengan bulan November 2011 yang lalu. Dari 66,756 juta unique visitor di bulan November 2011 menjadi 110,720 juta di bulan Juni 2012. Perlu diingat data-data tersebut tidak memasukkan mereka yang menggunakan mobil/smartphone dan tablet. Jika pengguna mobile dimasukkan (dimana aplikasi Google Plus untuk Android dan iPhone sangat bagus) jumlahnya akan lebih besar lagi. Pertanyaannya, apakah ini yang dinamakan Kota Hantu/Ghost Town? Saya kira tidak. Satu lagi. Bila kita liha data yang disajikan oleh perusahaan analytic lain seperti Compete jumlah pengunjung ternyata lebih besar lagi. Compete melaporkan bahwa pada bulan Juni 2012 terdapat 31,886 juta unique visitor Google Plus. Angka ini naik sebesar 9,6 juta jika dibandingkan bulan Mei 2012 yang artinya mengalami peningkatan 43%. Dua perusahaan analytic ini sudah lebih cari cukup untuk membantah pernyata Google Plus sebagai Ghost Town/Kota Hantu. Namun tentu masih banyak suara miring tentang kemampaun Google Plus untuk bersaing dengan Facebook atau media sosial lain seperti Twitter. Ini hal yang wajar, namun perlu digarisbawahi, bahwa pengunjung Google Plus tersebut ternyata memang bukan hantu. Mereka adalah manusia biasa yang mulai mencari alternatif media sosial yang lebih mudah dikendalikan dengan penawaran privasi yang lebih baik. Hal ini dibuktikan oleh survei American Customer Satisfaction Index yang menyebutkan bahwa pengguna Google Plus memiliki kepuasan yang tinggi terhadap layanan media sosial Googgle ini, sedangkan Facebook berada diurutan buncit. Ini artinya "Ghost Town" tersebut tidak hanya ramai, tetapi keramaiannya memiliki kualitas lebih baik bahkan dibandingkan dengan kota "Facebook" yang sudah lebih delapan tahun berdiri. Tentu saja ada beberapa faktor mengapa Google Plus memiliki indeks kepuasan pengguna tertinggi. Pertama privasi yang lebih baik, kedua tidak ada iklan, dan ketiga aplikasi mobil yang sangat bagus. Hal tersebut tentu tidak terdapat di Facebook karena Facebook menampilkan iklan, masalah privasi yang terus bermunculan dan aplikasi mobil yang biasa saja. Tentunya label Ghost Town tersebut perlu untuk diperbaiki. Akan tetapi Google, melalui Senior Vice President of Engineering Vic Gundotra  senang saja dengan label tersebut. Menurutnya sebutan Ghost Town akan memacu Google untuk terus melakukan perbaikan di Google Plus.Ini semacam tambahan motivasi bagi Google untuk bekerja memaksimalkan Google Plus bagi pengguna. Hal yang lebih jadi perhatian adalah seiring pertambahan pengunjung dan pengguna Google Plus, pengunjung Facebook di Amerika Serikat menunjukkan tanda-tanda mulai berkurang. comScore sebagaimana dicatat Reuters menunjukkan unique visitor Facebook turun dari angka 158,7 juta di bulan April 2012 menjadi 158,01 juta di bulan Mei 2012. Analis menambahkan kemungkinan trend penurunan kunjungan ke Facebook akan signifikan dan berlangsung cukup lama. CBSNews malah melaporkan dalam enam bulan terakhir sejak November 2011 unique visitor Facebook di Amerika Serikat telah turun 4,8%. Unique visitor Facebook mencapai angkat tertinggi di bulan November 2011 dan terus mengalami penurunan hingga sekarang. Pertanyaannya, mungkinkahbanyak pengguna Facebook yang beralih ke Google Plus? Tidak mudah memberikan jawaban yang benar. Namun memang ada semacam kekecewaan pengguna Facebook sehingga mereka beralih, tidak saja ke Google Plus, tetapi juga ke Twitter dan media sosial lainnya. Pemberitaan negatif sekitar IPO yang bermasalah, harga saham yang terus melorot dan kebijakan privasi yang masih saja membingungkan merupakan beberapa alasan pengguna untuk beralih. Dan lagi, sebagaimana alur hidup media sosial yang pernah ada seperti Friendster dan MySpace, pengguan akan selalu bosan manakala terlalu lama berada di sebuah media sosial. Mereka akan mulai mencari dan kemudian menjadi pengguna media sosial lain yang memberikan pengalaman yang lebih baik. Google Plus ternyata cukup mampu menjadi alternatif media sosial yang lebih mudah dikendalikan, pengalaman bermedia sosial lebih baik, dan privasi yang lebih baik. Sumber: betanews, cbsnews, conscore dan compete

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun