Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Soal Korupsi, Soal Ilmu Kebal

30 Juni 2012   06:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:24 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan: Apa yang tidak dikorupsi di Indonesia? Aspal, pasir,  semen, besi, gedung sekolah sampai ke kitab suci Al Qur'an pun dikorupsi. Indonesia ini, di mana sekian banyak pejabat dielu-elukan. Dimana jabatan dijadikan rebutan, bukan hal yang aneh terjadi korupsi. Bila dulu, di pemerintahan masa lalu, tak banyak kita mendengar kasus korupsi yang mengemuka, bukan semata tidak banyak korupsi. Lebih kepada hal tersebut tidak bisa diendus lebih dalam karena pemerintahan yang sangat ketat dalam mensensor pemberitaan. Kini setelah lebih 12 tahun masa reformasi berjalan, Korupsi masihlah nomor satu penyakit aparat negara. Coba kita lihat betapa banyaknya pajak yang dikemplang (dikorupsi oleh Gayus). Betapa banyak proyek yang dijadikan bancakan anggota DPR. Koruptor pun semakin muda-muda. Tampaknya mereka mulai belajar, jika korupsi di usia tua, bisa-bisa meninggal di penjara dan itu tidak baik. Meskipun ada badan yang bertujuan untuk membasmi Korupsi, yaitu KPK, badan ini terlalu lemah untuk masuk lebih jauh. Ada banyak hal yang membuat KPK menjadi impoten. Ada rasa takut, sudah pasti. Ada kekhawatiran dijadikan The Next Antasari Azhar. Mengapa demikian? [caption id="attachment_185547" align="aligncenter" width="600" caption="http://stat.ks.kidsklik.com"][/caption] Karena jejaring perkorupsian di Indonesia sebegitu dalamnya. Di dalamnya bermain banyak pelaku, mulai dari pejabat tinggi negara hingga mereka yang kecil-kecil seperti petugas kelurahan dan kecamatan. Mereka sengaja atau tidak seperti membentuk satu lingkaran padu, yang sulit untuk ditembus oleh badan yang diberi kekuasaan setengah-setengah oleh negara. Kekuatan lingkaran perkorupsian ini sungguh dahsyat. Mereka mungkin akan terlihat lemah jika satu anggota mereka masuk bui karena terbukti korup. Namun meskipun masuk bui, anggota tersebut mendapat hukuman minimal. Di dalam bui pun siapa dapat mereka bayar untuk fasilitas yang super mewah. Hampir tidak ada bedanya jika mereka tak masuk bui. Oleh karena ini, petugas anti korupsi mestinya harus lebih jago dibandingkan koruptor. Jika petugas yang mengusut korupsi lemah, jelas sudah mereka akan kalah. Jago di sini berarti jago dalam segala hal. Salah satunya menurut saya yang sangat penting adalah memiliki ilmu Kebal. Mungkin mengada-ada. Tetapi kita perlu melihat kenyataan. Koruptor dan jaringannya pasti suatu saat akan balas dendam kepada orang, terutama petugas KPK yang memasukkan mereka ke penjara. Dengan berbagai cara mereka akan lakukan pembalasan. Mungkin dengan menyuruh pembunuh profesional. Nah jika petugas tidak kebal tembak, tidak kebal bom, dan tidak kebal pisau tentu akan dengan mudah dilumpuhkan. Kemudian tentu saja kebal rayuan perempuan. Kita bisa melihat skenario yang dirancang untuk Antasari Azhar. Bagaimanapun perempuan memiliki sisi-sisi yang bisa menggoyahkan petugas anti korupsi. Inilah pentingnya petugas anti korupsi tersebut kebal rayuan perempuan. Pertanyaannya, manusia jenis mana yang kebal terhadap rayuan perempuan? Korupsi mungkin sudah sedemikian akutnya di Indonesia ini. Mungkin tak akan pernah terjadi, satu hari di Indonesia tanpa pemberitaan tentang korupsi. Sepertinya korupsi itu sesuatu yang masuk akal. Sepertinya pejabat Indonesia kalau tidak korupsi, belumlah jago.  Tampaknya hanya kematian saja yang menghentikan pejabat atau aparatur negara dari kegiatan korupsi.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun