Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sekadar Gengsi di Smartphone BlackBerry

15 Juni 2012   06:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:58 1581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1339743051160646962

[caption id="attachment_182702" align="aligncenter" width="520" caption="Model memegang Smartphone BlackBerry Porsche P9981, sumber: detik.com via http://us.images.detik.com"][/caption]

Bila anda percaya gengsi bisa membuat dompet anda terkuras, anda perlu membeli BlackBerry Porsche P9981 yang seharga 18.888.000 juta rupiah. Ini bukan harga bercanda, ini harga sebenanrnya dari sebuah smartphone yang kini peminatnya makin berkurang saja.

Meskipun dilanda eksodus setahun terakhir, dimana pengguna BlackBerry khususnya di negara maju seperti Amerika Serikat berpindah ke Android dan iPhone, namun hal ini tidak menyurutkan niat RIM, produsen BlackBerry merilis smartphone termahalnya hasil rancangan produsen mobil terkenal dan juga mahal Porsche.

Cukup aneh, ternyata BlackBerry Porsche ini diklaim laris. Coba kita kutip yang berikut ini:

Bahkan Research in Motion (RIM) mengklaim ponsel cerdas nan premiumnya ini sudah ludes di sejumlah toko di Indonesia. "Katanya sih demikian (habis terjual-red.). Padahal kita baru menjual secara resminya baru sekitar tanggal 6 Juni lalu melalui rilis dan iklan ke media

Meskipun harganya selangit, namun tidak menyurutkan minat konsumen Indonesia untuk membelinya. Padahal secara teknologi ponsel, BlackBerry Porsche ini biasa saja. Lebih canggih iPhone 4S atau Samsung Galaxy S3 yang baru saja diluncurkan. Lalu apa yang menarik konsumen untuk memiliki smartphone BlackBerry Porsche ini?

Tiada lain gengsi. Gengsi memang mahal, Jenderal. Mereka yang ingin membeli gengsi melalui smartphone yang disasar oleh RIM. Mereka yang ingin mempertujukkan bahwa smartphone mereka berlapis logam mahal agar semua orang tahu, ini bukan smartphone kacangan, meskipun teknologinya terhitung sangat biasa, kalah jauh dari iPhone dan Samsung Galaxy S3.

Ini menjadi perhatian saya tersendiri. Bagi saya angka 18.888.000 sangat di luar jangkauan untuk sebuah smartphone yang kini mulai ditinggalkan konsumen karena kurang berinovasi. Dari sejak kemunculannya, RIM memang mengandalkan fitur itu-itu saja, terutama BlackBerry Messenger. Fitur ini membuat banyak pengguna BlackBerry keranjingan hingga tiada hari tanpa BBM. Dari BBM banyak hal bermula, termasuk kabar-kabar hoax.

Harga sebegitu mahal sebenarnya tidak begitu aneh melihat antusias orang Indonesia dalam menggunakan BlackBerry. Indonesia termasuk pasar subur bagi RIM. Mereka meyakini pengguna smartphone Indonesia tidak butuh banyak hal, tidak butuh banyak aplikasi canggih dan teknologi terkini smartphone karena mereka tidak begitu melek teknologi. Cukup berikan teknologi 2G konsumen Indonesia sudah cukup senang.

Di Indonesia BlackBerry memiliki gangsi tersendiri. Banyak orang bangga menggunakan BlackBerry dan senang ketika ditanyakan berapa nomor PIN-nya. Demam BlackBerry tengah mewabah karena orang biasanya mengikuti ke mana gelombang besar bergerak. Banyak tokoh-tokoh politik, selebritis, para pesohor, dan para pelaku korupsi yang menenteng BlackBerry sehingga gaung BlackBerry memang sangat keras.

Tidak salah tentunya RIM terus membina pasar Indonesia. Saya kira dijualnya BlackBerry Porsche seharga 18 juta lebih ini merupakan bentuk akomodasi dari RIM terhadap orang-orang Indonesia tertentu yang memiliki BlackBerry, namun tidak ingin sama BlackBerry-nya dengan pengguna lain. Maka lahirlah BlackBerry mahal secara harga, namun teknologi hampir sama dengan BlackBerry lawas seharga satu jutaan.

Tentu RIM punya alasan mengapa mereka meluncurkan BlackBerry Porsche. Dengan merilis Porsche P9981 RIM menjual gengsi sebuah smartphone mahal. Smartphone ini diharapkan meningkatkan gengsi penggunanya meskipun teknloginya biasa saja.

Namun Bagi pengguna banyak pengguna, terutama di AS, teknologi yang ditawarkan prioritas utama. Kita bisa melihat berjayanya Android dan iPhone di AS karena kedua smartphone ini sangat cepat dalam mengaplikasikan kemajuan teknologi di smartphone seperti prosesor dual core, teknologi retina display, teknologi perintah suara dan banyak teknologi baru lainnya. Contoh-contoh teknologi ini tidak tersedia di BlackBerry sehingga banyak pengguna meninggalkan BlackBerry. Padahal tahun 2008 BlackBerry merupakan penguasa smartphone di Amerika Serikat.

Berbeda dengan di Indonesia. Meskipun ada yang suka Android dan iPhone jumlahnya kalah jauh dibandingkan BlackBerry. RIM sendiri mengklaim bahwa pengguna BlackBerry di Indonesia saat ini sekitar 10 juta orang. Jumlah yang sangat banyak dan terus bertambah setiap harinya.

BlackBerry di Indonesia selain untuk digunakan sesuai fungsinya, juga pertanda gengsi. Banyak orang menyangka jika mereka menggunakan BlackBerry gengsi mereka terangkat. Tidak heran, di mana-mana sudah jamak kita lihat pengguna BlackBerry yang memperlihatkan BlackBerry mereka. Lebih suka berkirim nomor PIN dan sangat senang jika ditanya berapa nomor PIN nya daripada memberikan nomor ponsel.

Dengan pasar yang terus tumbuh tersebut, keputusan RIM menjual BlackBerry Porsche di Indonesia masuk akal. Akan sangat banyak orang di Indonesia yang ingin membeli walau teknologinya tidak setara dengan harga yang ditawarkan. Dan sebenarnyalah, RIM tidak menjual teknologi di BlackBerry Porsche tersebut, RIM nyata-nyata menjual gengsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun