[caption id="attachment_173402" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi, sumber: http://onecentatatime.com"][/caption] Beberapa waktu yang lalu, sebelum keberangkatan ke Bangkok, Thailand dalam rangka mengikuti Samsung Forum 2012 ada kejadian yang mungkin saja membuat saya tidak jadi berangkat. Ceritanya adalah karena e-mail yang dikirim pihak penyelenggara terselip di antara sekian banyak notifikasi dari media sosial yang saya ikuti. Waktu itu, saya memutuskan untuk membuat akun baru di Facebook, setelah menghapusnya di tahun 2011. Di Facebook saya mengikuti dua buah grup, yaitu Kampret dan Blogger Hibah Buku. Dikarenakan saya membuat akun ini untuk keperluan Samsung Forum, saya tidak memperhatikan betul setting notifikasi sehingga setiap ada update grup dan komentar dari teman-teman dari status saya atau status teman yang saya komentari, notifikasinya dikirim ke e-mail. Belum lagi Twitter di mana media sosial ini merupakan salah satu yang paling sering saya ikuti selain Google Plus. Banyak sekali notifikasi dari tweet saya yang di-retwee, pesan via inbox twitteratau informasi follower baru. Akibatnya inbox e-mail menjadi sangat banyak. Hampir semua yang ada di inbox tersebut berwarna hitam sehingga saya tidak memperhatikan e-mail penting dari penyelenggara Samsung Forum. Untung saja saya mau melihat-lihat e-mail yang masuk tersebut satu per satu sehingga e-mail dari penyelenggara bisa saya balas dan keberangkatan menjadi tidak terganggu. Ini pengalaman yang berharga sekali. Dari pengalaman ini saya langsung mengatur ulang semua notifikasi dari media sosial yang saya ikuti. Apalagi kemarin, setelah menunggu tiga hari akhirnya saya bisa menggunakan Pinterest, media sosial bergaya Pin yang juga tengah hot dan banyak jadi perbincangan. Mengatur notifikasi yang dikirim ke e-mail ini adalah salah satu cara merawat akun e-mail anda. Bayangkan jika inbox e-mail hanya dipenuhi oleh notifikasi dari media sosial, bisa saja e-mail penting tidak bisa anda ketahui sesegera mungkin. Kalaupun bisa anda ketahui, butuh tenaga dan waktu ekstra untuk membukanya seperti yang saya alami. e-mail adalah pusat aktifitas pengguna internet. Segala sesuatu layanan di internet meminta alamat e-mail. Bagi mereka yang memiliki banyak e-mail mungkin tidak masalah notifikasi media sosial tersebut, namun bagi yang hanya punya satu e-mail notifikasi ini bisa saja merugikan. Selain itu, e-mail ini perlu dijaga. Setiap media sosial memiliki kebijakan tertentu, apakah alamat e-mail ditampilkan ke publik atau tidak. Di Facebook anda dapat memilih apakah alamat email ditampilkan ke publik, teman, teman dari teman atau hanya bisa dilihat sendiri. Bagi saya alamat e-mail tersebut saya setting ke Only Me agar tidak mendapat banyak pesan nyasar atau Spam. Berbeda dengan di Pinterest, alamat e-mail secara default akan terhindar dari publik sehingga anda tidak perlu lagi mengubahnya. Ada baiknya adan juga tidak perlu mengumbar alamat e-mail pribadi yang sangat penting untuk berbagai urusan. Hal ini dalam rangka mengurangi risiko banyaknya Spam atau inbox yang sebenarnya tidak dikehendaki. Cara lain adalah membatalkan subscribe. Subscribe adalah suatu tindakan di mana anda setuju, bila ada informasi baru, notifikasinya/informasinya akan dikirim ke alamat e-mail anda. Dulu saya banyak sekali melakukan subscribe ke berbagai data-data pemasaran dan berita sekitar teknologi smartphone. Biasanya setiap bulan akan ada perkembangan baru sehingga nanti akan ada pemberitahuan melalui e-mail. Saya telah melakukan banyak sekali Unsubscribe terhadap berbagai layanan yang saya pikir tidak lagi bagus untuk diikuti. Selain itu, notifikasi dari banyak layanan ini juga memenuhi inbox e-mail. Nah dari pada repot melihat terus-terusan pemberitahuan tersebut, lebih baik di Unsubscribe. Namun terkadang ada beberapa layanan yang mengharuskan anda terlebih dahulu log in untuk bisa unsubscribe. Ini akan menjadi masalah bila nama username dan password tidak lagi ingat. Untuk kejadian seperti ini saya hanya bisa pasrah menerima terus-menerus berita dari layanan tersebut. Pemberitahuan dari blog yang anda buat juga perlu anda atur ulang. Di Kompasiana ini bila anda lihat pada setting ada pilihan apakah bila ada komentar baru notifikasinya dikirim ke-email. Bagusnya, karena nantinya anda juga akan membalas setiap komentar, notifikasi yang dikirim ke e-mail itu ditiadakan saja karena akan memenuhi inbox. Tidak hanya kompasiana, blog semacam Wordpress juga memiliki kebijakan seperti ini. Saya sampai hari ini masih terus menerima pemberitahuan dari blog yang empat tahun lalu saya buat. Namun karena saya lupa akunnya, terpaksa setiap ada komentar baru notifikasinya dikirim ke e-mail karena saya tidak bisa lagi masuk dan mengatur ulang notifikasi. Dari sisi keamanan, ada baiknya anda menggunakan password yang tingkat komplikasinya tinggi. Gabungan dari huruf, angka, dan simbol dan terdiri dari minimal 10 karakter merupakan kombinasi yang disarankan. Password ini pun mungkin perlu diganti secara berkala karena kita sering tidak ingat berbagai layanan yang kita gunakan di internet bisa saja berpotensi membuat akun e-mail kita dibajak. Semoga bermanfaat. Oh iya, kalau anda sering bermain di warnet atau komputer kantor milik bersama, jangan lakukan centang pada Stay Sign In ketika anda membuka e-mail.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H