Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Google Play, Strategi Baru Google Untuk Bersaing

7 Maret 2012   05:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:24 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_165054" align="aligncenter" width="640" caption="Google Play, sumber: http://abcnews.go.com"][/caption] Google beberapa waktu terakhir dikritisi oleh berbagai pihak terkait dengan penyatuan ketentuan privasi dalam 60 lebih layanan yang diberikannya. Dalam ketentuan privasi yang baru, Google menyataukan bebragai ketentuan privasi yang saling berbeda dan mungkin tumpang tindih dalam sebuah ketentuan privasi yang komprehensif, sederhana dan mudah dimengerti. Tujuannya tidak lain agar seluruh layanan yang diberikan Google memiliki satu acuan jelas dan tidak terpisah-pisah. Tentunya tidak sedikit orang yang menganggap langkah ini sebagai usaha Google untuk memanfaatkan penggunanya. Namun, tentu saja sebagai penyedia layanan, Google bertahan bahwa apa yang mereka usahakan ini adalah kepentingan kedua belah pihak, Google dan pengguna. Bila kita lihat, strategi baru Google belakangan ini cenderung melakukan unifikasi produk dan layanan mereka. Bukti baru adalah disatukannya beberapa layanan, Google Book, Google Music, Google Movies dan Android Market dalam satu layanan yang disebut dengan Google Play. Google Play merupakan usaha Google untuk meniru keberhasilan iTunes yang melayani berbagai kebutuhan perangkat iDevice dari Apple Inc. Video: Nantinya masing-masing layanan tersebut akan memiliki nama baru. Google Books akan menjadi Play Books, Google Music akan menjadi Play Music, Google Movies akan menjadi Play Movie, dan Android Market akan menjadi Play Store namun tetap berada di dalam Google Play. Android Market yang selama menjadi menjadi pasar perangkat Android, namanya diganti, meskipun layanannya tetap seperti biasa yang dapat diakses melalui web, smartphone dan tablet. Penyatuan ini sebenarnya merupakan usaha lebih menyederhanakan. Biasanya pengguna Android  bisa mengakses Google Music dan Google Books, demikian juga sebaliknya. Namun mereka berada dalam layanan berbeda (alamat yang berbeda) sehingga tentunya tidak efisien jika harus berpindah-pindah. Dengan menjadikan tiga layanan ini dalam satu nama domain, nantinya pengguna akan bisa mengakses ketiga layanan tersebut tanpa harus berpindah alamat lagi. Namun jangan heran, layanan Google Play akan berbeda di setiap negara. Untuk warga Amerika Serikat, keempat kompanen Google Play tersebut tersedia secara lengkap, Play Music, Play Movies, Play Books, dan Play Store. Untuk warga Kanada dan Inggris tersedia tiga layanan, yaitu Play Movies, Play Books, dan Play Store. Di Australia akan tersedia layanan Play Books dan Play Store, sedangkan di Jepang disediakan layanan Play Movies dan Play Store. Strategi unifikasi ini kembali dilakukan Google terhadap beberapa layanannya yang lain. Seperti yang diberitakan oleh Venture Beat, Google akan menyatukan platform games/permainan mereka. Bila anda lihat saat ini ada berbagai macam permainan yang disediakan Google. Misalnya games di Chrome Web Store, games di Android Market, games di Google Plus  , dan Games for Native Clients. Nantinya, mulai tahun depan akan hanya ada Google Games. Jadi empat games tersebut akan diunifikasi menjadi satu di dalam Google Games. Unifikasi games ini memberikan tanda bahwa Google akan melakukan menyamakan platform seperti mobile, social, dan web browser ke dalam satu platform umum di mana developer games bisa menjangkau audience lebih banyak secara lebih mudah. Di sisi lain, Google Plus telah terlebih dahulu berintegrasi dengan berbagai layanan Google lainnya. Bila anda pengguna Google Plus anda tidak perlu repot untuk membuka GMail, YouTube dan banyak layanan lainnya. Selain itu dengan Search Plus Your World, Google telah melakukan embedd sinyal-sinyal sosial yang mereka peroleh dari Google Plus ke dalam mesin pencari Google. Ini merupakan langkah bagus Google guna menerapkan Google 2.0. Dalam perkiraan saya Google 2.0 ini mencakup segala layanan Google yang dapat dijangkau lebih mudah, lebih sederhana, dan lebih fokus kepada pengguna. Selain itu tentunya developer yang bernaung di bawah Google juga akan lebih mudah untuk menjangkau pengguna Google. Ini merupakan jawaban komprehensif Google terhadap kompetitor mereka semisal Facebook. Selamat bersaing Google! Sumber: Blog Resmi Google, Venture Bear, Wired, dan lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun