Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Selamat Ulang Tahun Vale, Semoga Beruntung

16 Februari 2012   14:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:34 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13294027451953716466

Valentino Rossi, sumber: otomotifzone.com Siapa yang tidak kenal Vale atau lengkapnya Valentino Rossi? Pria kelahiran Urbino, Italia ini adalah legenda hidup balapan motor, sejak dari kelas 125 cc, 250 cc, 500 cc dan kini  MotoGP. Jujur sebelum bergabung dengan Yamaha, saya tidak melirik Vale walaupun terus-terusan juara di tim Honda. Di kancah MotoGP, saya bukanlah penggemar tim Honda, saya lebih suka lawan-lawan Honda seperti Yamaha bahkan Suzuki. Demikianlah, di tahun 2004, setelah terus juara di Honda, saya kaget sekali Vale memutuskan untuk berpindah tim ke Yamaha. Kaget bercampur senang karena akhirnya tim Garpu Tala yang saya sukai memiliki seseorang yang akan mampu mengubah nasib tim tersebut, layaknya seorang pesulap di atas panggung. Dan benar saja, di musim 2004 itu Vale juara  bersama Yamaha dan berulang di tahun 2005, 2008, dan 2009. Saya berani menjamin, jika tidak ada Vale, bahkan mungkin sampai sekarang Yamaha tidak akan juara. Pebalap mereka sebelum Vale datang seperti Max Biaggi tidak cukup punya keahlian dalam mengulik motor dan menciptakan settingan yang pas sehingga Yamaha terus menjadi tim inferior di bawah Honda. Ihwal kepindahan Vale ke Yamaha di tahun 2004 adalah karena ia kesal sebab tim Honda sepertinya menafikan perannya dalam memenangkan kejuaraan. Kalau tidak salah waktu itu tim Honda mengatakan bahwa motor mereka sangat bagus sehingga siapapun yang menungganginya akan juara. Selain itu saya melihat Vale seorang yang suka tantangan baru, ia mungkin kurang suka dengan kondisi itu-itu saja di tim lama. Ia ingin membuktikan bahwa tanpa Honda pun ia bisa juara dunia. Ia benar sekali, selama berada di tim Yamaha, Vale merebut empat gelar juara dunia. Namun walaupun mencintai Yamaha, ia kembali tidak berpuas diri dan ingin mengarungi tantangan baru bersama Ducati. Selain itu, sepertinya Yamaha sudah siap ditinggalkan dengan adanya Lorenzo. Bersama Ducati di tahun 2011 Vale tidak bersinar. Ada beberapa perbedaan mengapa ketika pindah ke Yamaha ia langsung nyetel dengan motor Yamaha, sedangkan ketika ia pindah ke Ducati ia tidak bisa mengulanginya. Pertama, Yamaha dan Honda pabrikan Jepang yang paling tidak menganut paham yang sama dalam membangun motor balap mereka sehingga Vale paling tidak memiliki pengetahuan dasar yang membantunya cepat beradaptasi. Berbeda ketika ia pindah ke Ducati  yang merupakan pabrikan Eropa. Gaya balap sewaktu membawa motor Jepang mungkin harus disesuaikan dulu. Kedua, Ducati sendiri terkenal sebagai motor yang sulit dikendalikan. Secara teknis tentu saya tidak mengetahui mengapa demikian. Ducati terkenal dengan kecepatannya, namun modal cepat saja tentulah belum cukup. Ketiga kondisi Vale sendiri yang belumlah fit 100%. Di awal-awal musim 2011 yang lalu, Vale masih merasakan cidera yang ia dapat sewaktu balapan di Italia. Ini jelas sekali memengaruhi penampilannya. Dan rasa takut jatuh lagi dan kemudian cidera lagi mungkin juga dirasakan oleh Vale. Vale dan Ducati sebenarnya di tahun 2011 yang lalu lebih kepada saling mengenali. Hasil satu podium di 2011 sebenarnya lebih daripada cukup bagi Vale dan Ducati. Namun di tahun 2012 ini tentu hal tersebut tidak bisa diterima lagi. Pertanyaannya, mampukan Vale kembali memenangi balapan di tahun 2012 ini? Berbagai analisis awal memperlihatkan kemajuan motor Ducati. Di uji coba resmi di Sepang beberapa waktu yang lalu, Vale tidak jauh tertinggal dibandingkan tim Honda dan Yamaha. Namun ada beberapa faktor yang bisa menghambat Vale untuk bisa kembali berjaya. Pertama, hari ini Vale memasuki usia 33 tahun. Seiring bertambahnya usia, mungkin ada pengaruhnya bagi kemampuan Vale di trek balapan. Melawan pebalap-pebalap yang lebih muda seperti Stoner dan Lorenzo mungkin tidak akan cukup mudah bagi Vale. Kedua motor Ducati. Saya sangat berharap, mekanik Vale berhasil menemukan solusi agar motor tersebut mudah dikendalikan oleh Vale. Tentunya bukan hanya motor, gaya membalap Vale mungkin juga perlu disesuaikan dengan kondisi motor. Ini artinya kesesuaian dua pihak, yaitu motor dan Vale. Ketiga cidera. Walaupun sudah lama berlalu dari cidera berat terakhir yang dideritanya, suatu waktu Vale bisa saja cidera. Tentunya saya sangat tidak mengharapkan hal ini terjadi, namun kondisi paling jelek bisa saja muncul suatu waktu di sepanjang musim 2012. Sebagai penggemar tim Yamaha, tentunya saya memprioritaskan Lorenzo. Namun ada pengecualian jika masih ada Vale di trek. Saya sangat berharap, Vale bisa juara dunia dengan tim kampung halamannya, Ducati. Jika ini terjadi, Vale bisa menjadi legenda yang mungkin akan sangat sulit untuk disamai, dan mungkin sebuah rekor baru, juara dunia di tiga tim berbeda. Selamat ulang tahun Vale, semoga beruntung di tahun 2012 ini. Viva Vale!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun