Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Nokia Lumia Kurang Menarik, Faktor Windows Phone?

27 Desember 2011   06:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:42 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_151568" align="aligncenter" width="640" caption="Peluncuran Nokia Lumia 800 dan 710 beberapa waktu yang lalu, sumber: http://support.yourhsc.com"][/caption] Pernah mencoba menggunakan Nokia Windows Phone terbaru, yaitu Nokia Lumia 800 atau Lumia 710? Smartphone yang beberapa waktu yang lalu diluncurkan oleh Nokia tersebut, menandai kembalinya Nokia ke pasar smartphone dunia yang kini tengah dikuasai oleh Android dan iPhone.  Nokia Lumia ini diperkirakan menjadi taruhan Nokia untuk bisa kembali bersaing di pasar smartphone dunia yang mengerucut kepada dua pemain utama, yaitu Android dan iOS/iPhone. Android dan iPhone kini menguasai lebih dari 80% pasar smartphone dunia. BlackBerry yang pernah sukses di Amerika Serikat kini menunjukkan trend penurunan pasar. Dalam dua tahun, pasar BlackBerry yang lebih dari 40% di AS, turun menjadi hanya 9% di akhir tahun 2011 ini. Tentunya Nokia berharap dalam waktu dekat bisa menggantikan BlackBerry di pasar smartphone sebagai OS ketiga dan bisa jadi dalam beberapa waktu ke depan kembali meraih singgasana raja di pasar smartphone. Namun tampaknya Nokia perlu usaha lebih keras untuk mewujudkan hal tersebut. Sebuah survei yang dilakukan oleh  Exane BNP Paribas menunjukkan minat konsumen yang sangat kecil terhadap smartphone terbaru Nokia, baik Lumia 800 maupun 710. Survei yang dilakukan terhadap konsumen  Eropa yang merupakan pemakai Nokia terbesar di waktu yang lalu menunjukkan hanya 2,2% konsumen Eropa yang tertarik untuk membeli Nokia terbaru dengan nama Lumia tersebut. Sebagaimana dicatat oleh Reuters beberapa hari yang lalu, meskipun mendapat tanggapan positif dari para reviewer smartphone, namun tampaknya kedatangan smartphone Nokia tersebut terlalu terlambat untuk memasuki perang di pasar smartphone yang kini didominasi oleh Android dan iPhone. Lebih jauh Reuters mengatakan tidak ada yang salah dengan smartphone terbaru Nokia tersebut, namun konsumen tidak tertarik. Dari hal yang dikemukakan oleh Reuters ini sepertinya konsumen sudah terkoptasi oleh Android dan iPhone. Artinya OS ketiga di pasar smartphone tidak akan mudah memasuki pasar. Tidak itu saja, beberapa saat yang lalu Robert Scoble dan MG Siegler memberikan reaksi terhadap sebuah artikel yang ditulis oleh mantan GM Windows Phone, Charlie Kindel. Dalam artikelnya, Charlie Kindel menafikan kehadiran aplikasi bagi smartphone. Bila kita ingat hal yang sama pernah dikemukakan oleh Chris Weber, seorang pejabat Nokia. Weber dalam sebuah wawancara dengan Venture Beat mengatakan bahwa fokus Android dan iPhone kepada aplikasi sudah ketinggalan. Menarik tentunya dan bukan kebetulan kedua orang ini memiliki pemikiran yang mirip. Robert Scoble dalam argumennya mengatakan bahwa dalam berbagai kesempatan percakapan dengan banyak orang, setiap orang berbicara tentang smartphone, namun tidak ada yang membicarakan Windows Phone. Ia menambahkan, konsumen tidak ingin terlihat bodoh karena Windows Phone miskin aplikasi. Saat ini smartphone sangat tergantung kepada aplikasi dan tren ini akan masih terus ada di tahun 2012 sehingga bila platform tidak mendorong tumbuhnya aplikasi bisa diperkirakan platform tersebut tidak menarik. MG Siegler setuju dengan peran penting aplikasi bagi smartphone yang merupakan keunggulan dari Android dan iPhone. Ia mengatakan:

Even if you think Windows Phone is better than iOS or Android right now, you’re unlikely to buy it because all of your favorite apps are available on those competing platforms and very few are available for Windows Phone.

Tentunya Microsoft tidak membiarkan hal ini. Microsoft telah banyak mendorong developer dengan memberikan uang tertentu agar mau membuat aplikasi bagi Windows Phone. Namun, masalahnya merujuk kepada MG Siegler, uang bukanlah segalanya karena ketika developer mau membuat aplikasi, ternyata pengguna Windows Phone tersebut sangat sedikit. Ini semacam kasus mana yang lebih dulu telur atau ayam sehingga merupakan hal yang pelik untuk ditemukan jawabannya. Nah melihat masalah ini, tentu saja Nokia Lumia yang berbasis Windows Phone akan kena dampak. Kita cukup percaya dari sisi hardware seperti banyak diulas oleh para kritikus smartphone, Nokia Lumia memiliki tampilan yang sangat menggiurkan. Demikian juga dalam sisi sofware yang sudah disesuaikan dengan keinginan Nokia. Namun masalahnya bukan hal tersebut. Aplikasi merupakan hal yang sangat penting dalam pasar smartphone sekarang ini. Sementara di Windows Phone, aplikasi ini sangat sedikit ditemukan. Dengan demikian, konsumen tidak akan tertarik untuk membeli Nokia Lumia dan survei yang dilakukan oleh Exane BNP Paribas menjadi bukti yang cukup kuat. Konsumen tentu membutuhkan aplikasi yang cukup banyak yang tersedia di platform tertentu. Ketika sebuah smartphone dengan platform lain datang ke pasar tanpa persiapan aplikasi yang banyak, tentu saja smartphone tersebut tidak akan menarik bagi konsumen, terlepas apakah Nokia atau vendor lain yang menghasilkan smartphone tersebut. Hal ini dikarenakan, semenjak kemunculan iPhone di tahun 2007 dan kemudian Android, konsumen telah teredukasi dan terbiasa dengan penggunaan aplikasi dalam smartphone. Konsumen tidak hanya memperhitungkan vendor, operator, platform, tetapi juga aplikasi. Semakin banyak aplikasi yang tersedia bagi sebuah platform, kemungkinan disukai konsumen makin besar karena hal ini tengah menjadi tren dan akan tetap menjadi tren untuk beberapa waktu ke depan. Saya kira mungkin ini jawaban mengapa NokiaLumia  tidak begitu menarik lagi bagi konsumen meskipun mereka telah susah payah meninggalkan Symbian dan berpindah ke Windows Phone. Sebuah usaha yang mungkin mubazir melihat hasilnya mungkin sama saja jika mereka bertahan dan mengembangkan Symbian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun