#momentiti Adalah selalu menarik untuk mengikuti artikel yang aktual di kompasiana. Kalau bisa (ini ilmu dasar blogger tentang traffic) anda ikut menulis satu atau beberapa kali tentang artikel yang menarik tersebut. Dikarenakan hal tersebut saya mencoba menyuguhkan sisi lain kasus ini, semoga saja anda tidak bosan. Di artikel saya terdahulu, saya memprediksi rank kompasiana versi alexa.com (karena kompasiana mendasarkan dirinya ke alexa) berada di rank 40. Ini mungkin perhitungan agak pesimis melihat kemajuan traffic kompasiana di tahun ketiga ini. Tentunya saya punya alasan tersendiri, yaitu kompasiana yang sering kolaps yang sedikit banyaknya akan berpengaruh kepada rank kompasiana. Dua hari yang lalu, rank kompasiana berada di posisi 40, sehari kemudian turun lagi ke posisi 41. Hari ini saya cukup terkesima, rank kompasiana naik dua peringkat ke posisi 39. Bila kita lihat secara keseluruhan, sesuai dengan artikel yang juga pernah saya tulis, kompasiana memang akan sulit sekali menembus rank 35 dan seterusnya karena di sana bercokol situs-situs yang cukup mapan, sementara kompasiana keseringan masuk angin. Pertanyaannya, berpengaruhkah Kasus Titi  bagi rank kompasiana versi alexa? Coba kita hubungkan beberapa fakta berikut ini. Berita adanya Kompasianer Idol atau Kompasianer Terfavorit beredar sebelum tanggal 15 November 2011. Saat itu saat melongok ke alexa saya melihat rank kompasiana berada di angka 38. Tanggal 15 November terbit sebuah artikel mempertanyakan artikel-artikel yang dipublikasikan Titi di kompasiana. Perlu diketahui, awal mula artikel tersebut hanya mempertanyakan kebenaran artikel, bukan posisi Titi sebagai Kompasianer Terfavorit. Coba kita lihat grafik berikut ini. [caption id="attachment_144118" align="aligncenter" width="672" caption="Rank kompasiana "][/caption] Sehari setelah tulisan Mbak Dyah, terbit sebuah artikel yang mungkin menjadi awal terbukanya kasus ini. Artikel ini ditulis oleh Suka Ngeblog. Artikel ini sangat banyak diklik, lebih dari 1480 kali dengan komentar 300 lebih. Ini artinya artikel ini cukup terkenal dan menarik banyak pengunjung kompasiana. Saya kira dari banyaknya klik dan komentar, artikel ini tidak memiliki efek keluar, artinya artikel ini beredar lokal di kompasiana karena memang menyangkut kompasiana. Kita perhatikan bahwa mulai tanggal 16 ini rank kompasiana mengalami kenaikan cukup signifikan. Ini artinya rata-rata kunjungan dan pageview kompasiana meningkat yang tentunya salah satunya didorong oleh kasus Titi ini. Namun karena ini kasus lokal bukan menyangkut yang isu umum, rank kompasiana akan cepat sekali terpengaruh. Bila pembaca sudah mulai bosan, mereka tidak mau lagi terlibat dengan kasus tersebut meskipun admin berusaha menggantung penyelesaian kasus dengan tidak mau memberikan klarifikasi segera. Rank kompasiana terus meningkat sampai dengan tanggal 18, namun seiring dengan makin bosannya pengguna kompasiana terhadap isu yang tidak selesai itu, pengguna tidak lagi tertarik sehingga rank kompasiana turun pada tanggal 19. Pertanyaannya mengapa setelah tanggal 19 rank kompasiana kembali naik? Adakah ini masih terkait dengan Kasus Titi? Saya kira ini adalah efek berantai dari kasus Titi tersebut yang bisa saja diterjemahkan ke banyak kanal. Setelah tanggal 19 rank kompasiana kembali naik karena pengguna ingin melihat sampai sejauh mana perkembangan kasus tersebut ditambah dengan pengguna baru yang baru ngeh ada kasus tersebut di kompasiana. Apalagi penterjemahan kasus ini tidak hanya kepada apakah berita tersebut hoax atau tidak, tetapi menyerempet ke ranah jurnalistik sehingga pengguna memiliki bahan baru untuk dijadikan diskusi. Sampai tanggal 21 kemarin, rank kompasiana masih melihatkan peningkatan, namun coba kita lihat apa arti peningkatan tersebut. Secara jumlah pageview dan jumlah kunjungan kompasiana mengalami peningkatan sehingga rank alexa otomatis akan meningkat. Namun bila kita lihat pageview per user ternyata mengalami penurunan. Ini artinya hal-hal yang terkait dengan Titi tersebut mulai ditinggalkan walaupun sebenarnya masih menarik terutama bagi mereka yang baru nyambung dengan kasus tersebut. Secara umum, bila kita perhatikan kasus Titi ini tidak terlalu berpengaruh baik bagi rank kompasiana. Mengapa demikian? Karena rank kompasiana dari dulu juga sudah seperti itu adanya. Bagi saya pribadi rank kompasiana ini akan sulit menembus posisi 35 ke atas, selain karena banyaknya situs mapan, juga karena kompasiananya sering masuk angin. Kasus Titi hanyalah penyelamat sementara rank kompasiana agar tidak jelek-jelek banget turunnya. Artinya rank kompasiana yang jatuh ke posisi 41 beberapa waktu yang lalu, di-Save By Titi's Case, untuk kembali ke posisi 30-an seperti biasanya. Nantinya setelah mentok lagi di rank 37 atau 36 versi alexa, lalu kemudian turun karena situs lain terus mengalami perbaikan, mungkin akan ada isu baru yang akan menolong rank kompasiana untuk kembali ke posisi semula. #semogabosadengankasustiti #iniartikelapaseh #oramudeng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H