Mohon tunggu...
Kimi Raikko
Kimi Raikko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just Another Days In Paradise \r\n\r\n \r\n\r\n\r\n \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sheryl Sandberg & Marissa Mayer Bukti Perempuan Tidak Gaptek

24 Mei 2011   01:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:18 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_109881" align="aligncenter" width="655" caption="Marissa Mayer, sumber: http://press.exploratorium.edu"][/caption] Saya sering mendengar bahwa perempuan mengaku gaptek. Banyak yang berkomentar kalau ditanya tentang gadget  mengaku gaptek padahal memakai gadget canggih sehari-hari, entah itu tablet, laptop, smartphone dan lainnya. Namun pengakuan itu tidak berlaku bagi dua perempuan ini,  Sheryl Sandberg dan Marissa Mayer. Dua orang ini merupakan pesaing, satu berada di sudut merah sebagai juara bertahan, satu lagi berada di sudut biru yang tengah hendak menuju ke singgasana kemenangan. Mereka sepertinya ditakdirkan untk saling bersaing walaupun sebenarnya tidak dirancang untuk hal itu. Mereka adalah orang yang dipercaya oleh masing-masing perusahaan kelas dunia, Google dan Facebook untuk   memperlihatkan brand Google dan Facebook  kepada konsumen. Kesamaan mereka adalah mereka perempuan, namun bukan perempuan biasa karena sangat melek teknologi dan bekerja di perusahaan berbasis teknologi, terutama internet. Sheryl Sandberg adalah orang  terkuat kedua di Facebook setelah Mark Zuckerberg. Ia menjabat COO, Chief Operating Officer. Pertama sekali bertemu Mark di tahun 2008, ia langsung dilamar Mark untuk bekerja di Facebook. Mark yang berusia 24 tahun waktu itu, butuh bimbingan orang dewasa untuk menjalankan Facebook yang mulai menanjak setelah didirikan di tahun 2004. Pilihannya terhadap Sheryl Sandberg, waktu itu berusia 39 tahun, bukanlah pilihan yang keliru karena mantan Kepala Staf Departemen Keuangan Amerika Serikat dapat meningkatkan tidak hanya pengguna Facebook dari 66 juta di tahun 2008 menjadi hampir 700 juta di kuartal pertama tahun 2011, tetapi juga pendapatan Facebook dan nilai saham Facebook yang meningkat 700 kali lipat meskipun belum melakukan IPO. [caption id="attachment_109882" align="alignright" width="399" caption="Sheryl Sandberg, sumber: http://parlourmagazine.com"][/caption] Pilihan terhadap Sheryl Sandberg makin tepat karena ia dulunya adalah Wakil Presiden Global Online Sales and Operations di Google, jadi di Ex-Googlers. Paling tidak dengan pernah menjadi karyawan Google ia mengetahui startegi apa yang akan dijalankan Google dan bisa menerapkan ilmu yang diperolehnya selama di Google untuk Facebook. CNN Money menetapkan Sheryl Sandberg ke dalam posisi 22 sebagai wanita paling berpengaruh di dunia pada tahun 2009. Marissa Mayer, kini 36 tahun adalah karyawan awal di Google tahun 1999. Artinya ia bersama dengan Sergey Brin dan Larry Page membangun Google dari awal sebagai Start-Up. Saat ini Marissa Mayer menjabat sebagai vice president of search product and user experience di Google. Setelah Larry Page mengambil alih CEO Google dan melakukan banyak sekali pergantian kepemimpinan di Google peran wanita ini tetap tidak bisa dianggap remeh. Banyak orang yang mengira, ia termasuk sebagai pihak yang kalah dalam reorganisasi yang dilakukan oleh Larry Page, namun sejatinya bukanlah demikian karena sampai sekarang ini belum ada yang bisa menggantikan perannya dalam menterjemahkan produk Google di pasar. Wanita cerdas ini telah melahirkan lebih dari 100 produk di Google, di antaranya Google Earth dan Google Chrome. Ia bukan saja seorang pekerja keras, lebih dari itu Google membutuhkannya sebagai ikon untuk bersaing dengan Facebook dalam menempatkan perempuan sebagai seorang pimpinan. Ia kini aktif mengabarkan kepada publik produk-produk baru yang dibuat Google, di antaranya Google Music, sebuah layanan musik tanpa batas berbasis cloud. Tentu kedua orang ini sangat akrab dengan teknologi karena bekerja di perusahaan yang berbasis teknologi. Mereka memang bukan perempuan biasa, tidak gaptek tetapi tidak juga sombong dengan kemampuan dan keberhasilan yang mereka raih. Setidaknya kita bisa belajar dari kedua perempuan ini yang menguasai hampir sebagian besar waktu manusia dalam berinternet, bahkan mungkin sebagian besar kehidupan manusia karena kini internet hampir sudah menjadi kegiatan sehari-hari yang perlu dilakukan. Tentu masih banyak perempuan lain yang bisa jadi sehebat mereka bahkan lebih. Anda pun, perempuan lain bisa seperti mereka, tentunya jangan mengaku gaptek, berekplorasilah dengan gadget yang ada di tangan anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun