[caption id="attachment_106330" align="aligncenter" width="660" caption="Ilustrasi, Sumber: Ilustrasi, sumber: http://ariphholicz.co.cc"][/caption] Kemajuan Facebook dalam beberapa waktu terakhir tidak lain karena adanya demam social media. Menurut pengamatan dan data dari internet, kini situs yang paling banyak dikunjungi adalah Facebook mengalahkan Google yang selama ini hampir tidak terkalahkan. Ini artinya dapat diambil kesimpulan sementara, pengguna internet seleranya sudah berubah, dari mencari sumber-sumber, kini menjadi bersosialisasi. Tentunya klaim ini harus diteliti lebih lanjut. Namun demikian, kemajuan Facebook bukan tanpa masalah dan kotroversi. Berbagai kontroversi mengikuti situs yang didirikan oleh Mark Zuckerbeg di tahun 2004 ini. zdnet.com mencatat beberapa kontroversi yang banyak menyita perhatian yang terjadi terhadap Facebook dalam beberapa waktu belakangan ini. 1. Over Kooperatif dengan Pemerintah/Penegak Hukum Sebuah artikel pernah saya posting mengenai hal ini, yaitu ditemukannya dokumen rahasia tentang tata cara pengajuan penyelidikan pengguna Facebook oleh pihak penegak hukum. Dokumen tersebut memaparkan kesediaan Facebook untuk bekerja sama dengan pihak penegak hukum terkait dengan akun Facebook seseorang. Dalam dokumen tersebut ditetapkan beberapa cara pengajuan permintaan secara resmi dari penegak hukum kepada Facebook terkait dengan pengguna Facebook. Menjadi tidak aneh nantinya jika seseorang yang dicurigai oleh pihak penegak hukum, akan diminta datanya  kepada Facebook sehingga dengan data tersebut bisa membawa pengguna Facebook tersebut ke hadapan pengadilan. 2. Klaim Kepemilikan Saham Facebook oleh Paul Ceglia Siapa sebenarnya Paul Ceglia? Paul Ceglia mengaku memiliki 50% saham di Facebook. Baru-baru ini ia mengajukan tuntutan agar Facebook dan Mark Zuckerberg dihadapkan ke pengadilan. Ia menuduh Mark telah sengaja mengeluarkannya dari kepemilikan saham Facebook. Tuduhan ini ia perkuat dengan email yang sangat banyak antara dirinya dan Mark Zuckerberg di tahun 2004. Sampai saat ini setelah ia mengajukan tuntutan tidak terdengar lagi kelanjutan kasusnya. Mungkin saja Facebook telah berdamai atau memang orang ini pembohongbesar yang hanya mencari ketenaran. 3. Foto Cabul Breastfeeding Facebook menganggap foto menyusui merupakan konten cabul dan melanggar ketentuan situs Facebook. Menurut Facebook foto yang diupload tersebut memperlihatkan payudara terbuka sehingga melanggar aturan kesopanan di situs sehingga harus dihapus. Pengguna Facebook tidak menerima hal ini karena menyusui adalah sesuatu yangnormal dan alami sehingga mereka membuat petisi bahwa foto menyusui tersebut bukanlah konten cabul. Hasil dari petisi ini 250.000 orang setuju. Namun walaupun setuju dengan klaim menyusui itu sehat dan alami, Facebook menegaskan bahwa  foto yang menampilkan payudara sepenuhnya dengan menunjukkan puting atau areola  melanggar definisi cabul, pornografi atau konten seksual eksplisit dan bisa dihapus. 3. Kampanye Kejelekan Google Entah apa yang ada di dalam pikiran eksekutf Facebook sehingga mereka menyewa sebuah perusahaan public relation terkenal di AS untuk menyebarkan kampanye jelek terhdap Google yang semuanya berisi kebohongan. Banyak analis di AS menyayangkan tindakan Facebook ini dan menilainya sesuatu yang tidak pantas dan memperingatkan Facebook bisa kehilangan muka karena masalah ini. Anehnya setelah masalah ini diketahui publik, Facebook dan perusahaan public relation tersebut saling lempar tanggung jawab sehingga sampai kini masalah ini mengambang terlebih lagi Google belum mengadakan tindakan apa pun. 3. Instant personalisation Instant personalisation membuat profil  Facebook dapat memberikan informasi profil pengguna kepada pihak ketiga terutama pengiklan tanpa persetujuan pengguna terlebih dahulu. Ini merupakan hal yang perlu dikritisi oleh pengguna Facebook. Bila anda menghidupkan Instant personalisation siap-siaplah data pribadi anda disebar oleh Facebook kepada banyak pihak ketiga. 4. Kontroversi Portabilitas dan Penghapusan Data Pengguna dengan Uni Eropa Facebook menerapkan Vendor Lock-In yang menyebabkan pengguna Facebook tidak dapat mengakses datanya secara langsung karena terkunci pada layanan tertentu. Selama bertahun-tahun hal ini diterapkan oleh Facebook sehingga pengguna tidak bisa dengan mudah mengekstrak atau menghapus data mereka yang ada di Facebook, bahkan untuk menghapus akun di Facebook saja perlu beberapa tahap. Hal ini membuat pengguna Facebook malas untuk keluar dari Facebook sehingga terpaksa tetap di Facebook. 5. Sensor dan Penghapusan Halaman Facebook Otomatis Selain penghapusan foto menyusui di atas Facebook juga menimbulkan kontroversi dengan menyensor dan membatasi kata-kata dalam pencarian. Beberapa kasus juag terjadi di mana halaman (page) yang biasanya bertujuan bisnis dihapus secara otomatis oleh Facebook karena adanya klaim kepemilikan konten dari pihak lain. 6. Publikasi 100 Juta akun Facebook Facebook dikritisi karena bocornya 100 juta data pengguna ke publik di mana setiap orang bisa mendownload data tersebut. Selain itu beberapa waktu lalu, 250 ribu foto pengguna Facebook bisa dipakai oleh sebuah situs kencan online. Hal ini menunjukkan keamanan situs Facebook yang sangat rendah. 7. Kebijakan Privasi Kebijakan privasi Facebook sangat longgar, bahkan ada yang mengklaim lebih panjang dibandingkan konstitusi Amerika Serikat. Walapun pengguna dapat mengedit tampilan privasi, namun tidak ada satupun profil pengguna Facebook yang tidak bisa dilihat oleh lebih dari 600 juta pengguna lainnya. Kebijakan privasi Facebook yang panjang membuat bingung pengguna sehingga mereka hampir-hampir tidak peduli dengan privasi mereka karena terlalu panjang dan berbelit. Selain kontroversi di atas masih banyak lagi hal yang terkait dengan kemanan akun yang hampir-hampir selalu mendera pengguna Facebook. Pengguna Facebook tampaknya harus semakin hati-hati karena ber-Facebook-an tidak hanya bermanfaat, namun juga bisa menyebakan anda terkena masalh serius di kemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H