[caption id="attachment_100289" align="aligncenter" width="670" caption="Larry Page, Chief Executive Officer Google yang baru menggantikan Eric Schmidt, sumber:http://bestboyz.de"][/caption] Tanggal 4 April yang lalu, Larry Page, CEO baru Google resmi memulai hari pertamanya sebagai CEO Google. Di hari pertamanya ini Larry langsung menggebrak dengan mengeluarkan uang tak tanggung-tanggung, 900 juta dollar AS. Uang sebesar ini digunakan oleh Google untuk menawar hak paten sebuah perusahaan dengan nama Nortel yang tengah berada dalam proses bangkrut. Sebagaimana dikutip dari blog resmi Google, Google secara resmi telah mengajukan penawaran untuk membeli paten Nortel dengan harga 900 juta dollar AS. Hal ini dilakukan oleh Google untuk dapat menghindari konflik paten yang akan berujung di pengadilan. Sebagaimana diketahui, Google terus digugat terutama beberapa aplikasi dan sistem yang merekamiliki menyalahi atau merupakan paten orang lain. Contohnya adalah Android yang diklaim oleh Oracle sebagai hasil karya mereka. Google juga menggunakan penawaran ini untuk menghindari berbagai pihak yang sebenarnya tidak ikut dalam mengembangkan sebuah paten tertentu, tetapi kemudian ikut-ikutan menggugat Google ke pengadilan. Di dalam blognya, Google menyatakan bahwa: “Some of these lawsuits have been filed by people or companies that have never actually created anything; others are motivated by a desire to block competing products or profit from the success of a rival’s new technology. The patent system should reward those who create the most useful innovations for society, not those who stake bogus claims or file dubious lawsuits”. Cukup jelas Google dengan penawaran ini jika berhasil akan mengalahkan sekian banyak lawsuit yang mereka hadapi. Penawaran ini bukan berarti Nortel akan dengan senang hati langsung mengiyakan, tetapi Google akan berhadapan dengan para penawar lainnya. Jika tidak ada penawar lain, maka Google akan memenangkan paten dari Nortel ini sehingga tidak ada lagi pihak yang bisa mengklaim paten yang sudah dibeli oleh Google tersebut. Hal ini juga akan menciptakan dis-insentif untuk terus menggugat Google ke pengadilan terkait dengan penyalahgunaan paten. Penawaran ini juga menunjukkan betapa besarnya pundi-pundi Google saat ini. Satu sumber menyebutkan Google termasuk salah satu dari sepuluh perusahaan saat ini yang memiliki paling banyak uang kas atau cash on hand yang setiap waktu bisa dibelanjakan untuk berbagai keperluan. [caption id="attachment_100299" align="alignright" width="400" caption="Jonathan Rosenberg, sumber: http://www.businessinsider.com"]
[/caption] Hari pertama Larry sebagai CEO di Google sepertinya diisi dengan penawaran yang cukup besar ini. Namun Larry benar-benar menerapkan gaya sebuah
start-up yang cepat dalam melakukan sesuatu dan cepat pula berkembang sebagaimana ia inginkan. Selain itu, Larry juga menerima berita buruk tentang mundurnya salah satu eksekutif yang sangat diandalkannya, Jonathan Rosenberg yang menjabat sebagai
Google's SVP of product management. Jonathan Rosenberg adalah salah satu dari sepuluh eksekutif Google yang menjadi andalan di Google. Rosenberg bergabung di Google pada tahun 2002 dan telah menjadi salah satu eksekutif andalan Google dalam beberapa tahun belakangan ini. Ia dijuluki
the world's most impressive talker. Sumber
businessinsider.com mengatakan bahwa Rosenberg ingin bekerja di Google sampai putrinya mencapai jenjang kuliah, sedangkan Larry menginginkan waktu yang lebih panjang dari itu dan meminta komitmen jangka panjang dari Rosenberg. Rosenberg tidak bisa berkomitmen untuk jangka panjang sebagaimana diminta oleh Larry sehingga daripada nanti diambil keputusan yang juga tidak lama lagi, lebih baik sekarang saja sehingga kedua belah pihak setuju untuk bercerai. Sumber
businessinsider.com juga mengatakan mungkin saja hal ini karena sebagian besar pekerjaan Rosenberg berada pada CEO yang lama, yaitu Eric Schmidt. Dalam peran lamanya, Rosenberg melakukan interferensi antara manajer produk dengan eksekutif puncak, sementara saat ini Larry tidak menyukai hal ini, ia tidak ingin ada perantara antara dirinya dengan para manajer produk tersebut karena ia langsung terlibat dalam pengembangan produk sehingga peran Rosenberg bisa dihilangkan. Namun Rosenberg tidak perlu kecewa karena pada tahun 2010 yang lalu ia memperoleh bonus saham senilai 5 juta dollar AS dan
cash bonus senilai 1,8 juta dollar AS. [caption id="attachment_100292" align="alignleft" width="300" caption="Business Card Larry Page, sumber:
http://veryrite.com"][/caption] Hari pertama Larry sebagai CEO Google tentu akan diikuti hari-hari berikutnya dan masih banyak persoalan dan kesempatan yang bisa ia hadapi dan raih. Dengan pertolongan 10 orang (sementara ini jadi sembilan karena pengunduran diri Jonathan Rosenberg) eksekutif, Larry takan akan pernah ragu untuk memimpin Google layaknya sebuah
start-up, cepat, efisien dan tidak buang-buang waktu. Namun demikian Larry patut khawatir dengan kemajuan terus-menerus yang dialami oleh Facebook. Sepertinya Facebook tidak berhenti untuk terus menorehkan rekor dalam sejarah
internet dunia. Hal ini harus diwaspadai oleh Larry karena sejatinya Google tidak memiliki satupun senjata untuk melawan Facebook di bidang social media, sementara saat ini bidang ini merupakan bidang yang paling tinggi pertumbuhannya. Dari data-data yang ada hampir 80% kegiatan pengguna internet kini berada di
social media, terutama Facebook. Kegiatan diskusi yang biasanya ada di forum atau situs tertentu lama-kelamaan berpindah ke Facebook. Demikian juga kegiatan bisnis karena berbisnis juga dapat dilakukan di Facebook dengan adanya
Page, bahkan Facebook baru-baru ini mengeluarkan inovasi terbaru, yaitu halaman pribadi seseorang kini bisa di-
convert menjadi
page sehingga langsung bisa berbisnis. Tantangan Larry berikutnya adalah banyaknya orang-orang Google yang berpindah kapal ke Facebook. Walaupun pada awal Januari lalu, setiap karyawan Google yang jumlahnya lebih dari 20.000 orang lebih menerima
holiday bonus masing-masing 1.000 dollar AS dan kenaikan gaji 10% hal ini tampaknya belum cukup untuk menghalangi karyawan Google untuk berpindah ke Facebook. Di sinilah pentingnya kepemimpinan Larry Page agar bisa menjaga aset manusianya yang pintar-pintar untuk tidak berpindah haluan ke Facebook. Diakui atau tidak beban Larry Page sebagai CEO Google yang baru sangat berat. Namun bukan Google namanya kalau tidak bisa menyelesaikan sesuatu masalah. Apalagi Larry Page sudah bertekad untuk menjalankan Google layaknya sebuah start-up. Kita tunggu saja apa gebrakan berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Inovasi Selengkapnya