Mohon tunggu...
Putra Haryadi
Putra Haryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a thinker, in a fundamental way

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jawaban Saya bagi para Johak Mania yang Islamofobik

4 Desember 2012   14:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:12 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah jawaban saya kepada Johak-Jokowi Ahok mania yang Islamofobik-cenderung menyudutkan ajaran Alqur’an tentang pengharaman non muslim menjadi pemimpin bagi umat muslim. Seakan-akan ajaran Alqur’an itu intoleran, ekslusif, diskriminatif, radikal, dan sebagainya.

Meminjam kata orang Betawi, kalau di agama gw diharamin, emangnya masalah buat lw?

Saya tulis artikel ini berkaitan dengan disinggungnya Islam dan Alqur’an, oleh 2 orang penggemar berat Johak, yakni kompasianer Daniel H.t dan kompasianer Red Baron dalam salah satu artikel, yang ditulis kompasianer Johak mania lainnya di http://politik.kompasiana.com/2012/12/01/wow-ahok-berulah-tak-habis-habis-513323.html

Sesungguhnya memilih pemimpin di Indonesia memang bebas dari isu SARA, karena negara tidak mengatur hal itu dalam UU pemilunya. Artinya setiap WNI yang terbukti kredibel dan kompeten, mampu jadi pemimpin mulai dari tingkat RT hingga presiden, apapun latar belakang SARAnya, asalkan terpilih secara jurdil dan aklamasi oleh warga negara Indonesia yang berdiam di daerah/negara tersebut. Masalahnya, tidak semua pihak setuju kalau negara ini dipimpin oleh mereka yang bukan berasal dari SARA favoritnya. Hal ini terjadi tidak hanya dalam pilkada DKI kemarin saja, tapi juga terjadi di pilkada Medan, Kalteng, Kalbar, dan pilkada-pilkada lainnya di seluruh Indonesia. Bagi saya alasan itupun wajar, karena umat yang dipimpin sesama SARA saja masih suka ribut, apalagi dipimpin oleh orang yang berbeda SARA?

Sementara dalam Islam, memang terbukti haram/jelas-jelas dilarang oleh Allah SWT lewat firmanNya dalam Alqur’an, untuk memilih para pemimpin bukan dari kelompok muslim. Dalilnya jelas dan tersebar dalam berbagai ayat dan surat. Meskipun para Johak mania dari kelompok Islam Liberal (baca; sekelompok muslim yang beragama hanya secara akal dan hawa nafsu) cenderung menafsirkannya secara berbeda tentang makna “awliya” dalam ayat tersebut (bagi mereka awliya itu hanyalah ditafsirkan sebagai "teman dan sahabat", bukan "teman, sahabat, pemimpin dan pelindung" seperti yang ditafsirkan dan dipraktekkan secara turun temurun oleh mainstream muslim selama ini).

Bagi muslim/ah model begini, ayat-ayat itupun harus dipahami sesuai konteks waktunya saja, bahasa eufimismenya dari “ayat-ayat itu sekarang sudah tidak berlaku lagi alias ketinggalan zaman”. Kebiasaan buruk yang mereka warisi dari Bani Israel, yakni hobi memilah-milah ayat dari kitab suci dan hobi menafsirkan kitab suci sesuai hawa nafsunya saja. Karena itulah, Allah SWT melaknat Bani Israel yang kufur, dan para pemujanya hingga hari Kiamat nanti.

Alasan-alasan kenapa muslim tidak boleh memilih non muslim sebagai pemimpin adalah;

1.Mereka tidak beriman kepada Allah dan rasulNya. Padahal kepemimpinan di dunia Islam diharapkan mampu mengajak mereka yang dipimpinnya ke dalam keimanan kepada Allah dan rasulNya. Jangankan pemimpin non muslim yang terpilih memimpin muslim/ah, pemimpin muslim saja banyak yang gagal membawa umat Islam dewasa ini kepada jalan yang Dia ridhai

2.Mereka tidak bisa dan tidak akan pernah bisa menyelamatkan umat Islam dari azab Allah di masa depan nanti, baik azab dunia maupun azab akhirat. Jangankan pemimpin non muslim, pemimpin dari sesama muslim saja belum tentu bisa menyelamatkan umat Islam dari azabNya

3.Doa-doa mereka otomatis akan tertolak tentang umat Islam, karena akidah mereka yang jelas berbeda. Kepemimpinan di dunia Islam diharapkan mampu menyelamatkan yang dipimpinnya dengan doa-doa mereka. Bagaimana kita bisa selamat di dunia maupun di akhirat, sementara doa para pemimpin non muslim tidak akan pernah terkabul karena mereka berbeda akidah?

4.Sebagian kaum non muslim suka berkata asal/ngawur/ngaco tentang Allah SWT dan Islam. Karena itulah Allah SWT melaknat mereka dan melarang keras muslim/ah menjadikan mereka menjadi pemimpin

5.Toleransi sebagian kaum non muslim yang hebat terhadap kemaksiatan. Banyak sekali aktivitas-aktivitas amoralitas yang merajalela di negara-negara atau di daerah-daerah mayoritas non muslim, seperti perzinaan, LGBT, perjudian, ketelanjangan (nudism/exhibitionism), konsumsi alkohol, konsumsi narkoba, dan sebagainya. Bahkan konsumsi alkohol, perzinaan (baca porno aksi dan pornografi) dan perjudian dijadikan industri oleh mereka. Suatu hal yang jelas-jelas bertentangan dengan agama mereka sendiri, tapi dilanggar dengan leganya/bahagianya oleh sebagian dari mereka, karena menguntungkan secara duniawi. Contoh Singapura, Jepang, Korea, dan Filipina yang menghalalkan perjudian, padahal mereka mayoritas beragama Buddha, Konghucu, Sinto, dan Kristen. Sementara, apakah agama Buddha, Konghucu, Sinto, dan Kristen menghalalkan perjudian?

6.Terpilihnya pemimpin non muslim di kawasan mayoritas muslim, dikhawatirkan sekali bisa membuat umat Islam berpaling dari tauhid kepada kekufuran, karena sebagian besar kaum non muslim dewasa ini berideologi sekuler-liberal atau sekuler-komunis, dua ideologi ekstrim yang sama-sama anti agama, apapun agamanya

Memang secara garis besar, negara-negara non muslim saat ini maju luar biasa. Dalam bidang ekonomi, pendidikan, budaya, militer, kesehatan dan lain-lain, negara-negara itu jauh lebih hebat dari negara OKI manapun di planet ini. Bahkan PDB UE dan PDB AS, setara dengan kombinasi PDB 57 negara anggota OKI.

Hanya saja jangan lupa, kalau penyebab mandeg dan buruknya manajemen di negara-negara OKI dan penyebab kemiskinan dan keterbelakangan di negara-negara OKI, sebagiannya ulah kaum non muslim juga, khususnya mereka yang mengidap Islamofobia akut dan mereka yang terpengaruh Zionisme.

Dengan dipimpin oleh Zionis internasional seusai era kolonial yang melanda Asia-Afrika, para ekstrimis non muslim itu rela mengeluarkan triliunan dollar setiap tahunnya demi menghancurkan milyaran muslim di planet ini. Mereka sibuk mengadu domba sesama muslim, dan yang paling utama meracuni muslim/ah dengan berbagai kesenangan duniawi yang jelas-jelas dilarang dalam agama mereka sendiri. Faktanya bisa dilihat dari ucapan seorang tokohnya yang terkenal, dan pernah datang ke Indonesia sewaktu zaman kolonial dahulu, yakni Mr. Samuel Zweimmer. Dia sempat ditantang debat oleh pendiri Muhammadiyah saat itu, Hadratus Syaikh KH. Ahmad Dahlan. Sayangnya dia tidak datang ke Yogyakarta untuk memenuhi tantangan debat beliau, entah apa alasannya.

Mr. Zweimmer pernah berkata dalam kongres yang diadakan khusus bagi kaum Zionis dan Misionaris sedunia di Yerusalem, sebelum berdirinya Israel di tahun 1948,

"Cara terbaik untuk menghancurkan umat Islam bukanlah mengubah mereka menjadi pemeluk agama lain, melainkan menjauhkan mereka dari agamanya, dan membuat mereka menjadi manusia-manusia pemuja akal dan hawa nafsu. Usahakan dan bekerja keraslah, kata Mr. Zweimmer, untuk menjadikan kaum muslimin sebagai generasi yang buruk akhlaknya dan buruk pula prestasinya".

Terbukti karena kedengkian seorang Zweimmer inilah, milyaran umat Islam di dunia saat ini sukses terpuruk. Mereka berpaling dari ajaran agamanya sendiri, hingga mudah dipecah belah dan dikuasai oleh para penjajah multidimensi mereka.

Di lain pihak, meskipun UU pemilu yang berlaku sekarang ini membolehkan kaum minoritas SARA menjadi pemimpin di daerah mayoritas SARA lainnya, saya pun tidak yakin ada konstituen muslim yang akan dipilih oleh kaum non muslim setempat di daerah-daerah mayoritas mereka. Kalaupun mereka dipilih, suaranya kemungkinan besar pasti jatuh jika dibandingkan suara kepada konstituen sesama non muslim. Karena sebagaimana umat Islam juga, umat non Islam tentunya akan lebih nyaman jika dipimpin oleh orang-orang yang satu SARA dengan mereka. Hal ini terbukti di India, di negara-negara Eropa, dan di negara yang jadi rajanya demokrasi dunia, AS.

Sewaktu Keith Ellison mencalonkan diri sebagai anggota senat, satu-satunya dari kalangan muslim dan dari kulit hitam pula, jutaan kampanye rasis dan anti Islam dialamatkan kepada beliau. Aktornya siapa lagi kalau bukan dari kalangan sayap kanan AS, sayap kiri AS, dan para anggota AIPAC-organisasi persahabatan Israel-AS. Karena kebesaran Allahlah Keith Ellison sukses memenangkan dukungan dari warga AS, dan menjadi satu-satunya anggota senat AS yang beragama Islam, berkulit hitam, dan dilantik memakai Alqur’an untuk pertama kalinya di Gedung Putih.

Ketahuilah saya pribadi pun tidak pernah setuju muslim menjadi pemimpin di daerah-daerah mayoritas non muslim, tak peduli sekredibel dan sekompeten apapun orangnya. Bagi saya, muslim haruslah dipimpin muslim dan non muslim haruslah dipimpin non muslim, karena hal itu lebih adil dan lebih masuk akal bagi saya, dan bagi semuanya. Kecuali anda berada di daerah mayoritas agama lain, maka anda harus mau dipimpin oleh pemimpin beragama lain.

Bagaimana dengan mereka, muslim/ah, yang terlanjur memilih kaum non muslim sebagai pemimpin mereka di dunia ini? Saya sangat sarankan mereka bertobat semaksimal mungkin. Karena para pembangkang agama Allah dalam hal syariatNya mengenai kepemimpinan ini bisa dicap/dianggap sebagai murtadin atau munafiqin di akhirat nanti. Sementara sebagai sesama muslim/ah saya percaya, Anda semua tahu sendiri bagaimana risikonya dicap olehNya sebagai murtadin atau munafiqin di alam keabadian itu...

Khusus buat para pendukung Johak yang Islamofobik...

Sejak dulu kaummu (Islamofobia muslim dan non muslim) memang selalu usil terhadap kaum kami. Mulai dari peristiwa mubahalah dng nabi kami oleh para pendeta Nasrani dari Najran, peristiwa Perang Salib, peristiwa inkuisisi di Spanyol, kolonialisasi berkedok 3 G-Gold-Gospel-Glory, hingga yang terbaru, genosida di Libanon-Shabra Shatilla, genosida di Azerbaijan dan Bosnia-Albania-Kosovo, fitnah 11/09-2001 ke seluruh dunia, genosida di Irak, Somalia, dan Afghanistan, penyebaran situs Faithfreedom.org, aksi-aksi tolak Islamisasi Eropa-padahal masyarakat Eropa masuk Islam dengan kesadaran sendiri, bukan diIslamkan. Lalu ada lagi program pembelahan Sudan menjadi 2, Sudan Utara dan Sudan Selatan, penyebaran besar-besaran kartun nabi di Eropa, pembakaran Alqur’an dan film Innocence of Muslim di AS, pembakaran dan pengencingan Alqur'an di Perancis, dan sebagainya.

Di Indonesia sendiri, ada kasus kemerdekaan Timtim-berbasis fitnah Islamisasi Timtim, kasus RMS di Maluku dan simpatisan RMS di Poso, kasus OPM di Papua, kasus Tasikmalaya Jabar, penyebaran situs Indonesia.faithfreedom.org, internasionalisasi kasus Yasmin dan gereja-gereja ilegal lainnya.

Kemudian ada penyesuaian kurikulum di sekolah-sekolah Islam, dari SD hingga perguruan tinggi, termasuk ponpes dengan penyebaran pluralisme agama, kesetaraan jender, multikulturalisme budaya, dan pelarangan ajaran jihad berkedok program deradikalisasi umat Islam. Lalu ada fitnah Rohis sebagai program pembekalan terorisme di sekolah-sekolah, pembelaan kepada Ahmadiyah dan Syiah, padahal keduanya bukanlah ajaran Islam. Kemudian pelarangan perda-perda bernuansa syariah, sementara UU syariah tidak bertentangan dng Pancasila dan UUD 1945. Sifatnya pun ekslusif buat umat Islam saja.

Kalian juga aktif menolak UU Perkawinan 1974 mengenai pasal perkawinan antar agama, UU Sisdiknas mengenai pasal yang mengharuskan pengajaran agama diajar guru yang sesuai dengan agama muridnya, hingga SKB 3 Menteri, padahal umat-umat agama lainnya sudah setuju. Jangan-jangan pencalonan Ahok mati-matian ini dalam rangka program Yusuf 2014? Karena ‘kan program Yusuf 2004 kemarin gagal, yang dipelopori oleh PDS? Partai Damai Sejahtera?

Lalu habis ini apa? Program sekularisasi absolut/Attaturkisme kepada umat Islam? Pelarangan ibadah haji? Ingin turut mengendalikan program ZIS (Zakat-Infak-Sedekah) nasional dan lembaga-lembaga keuangan syariah? Dukungan kemerdekaan bagi Papua dan Maluku dengan alasan (baca; fitnah) Islamisasi besar-besaran di sana?

Wallahu ‘Alam Bisshawab. Allah Knows Best

Sumber;

Alqur'an, Alqur'an dan terjemahannya, Kitab-kitab Hadist hasan dan shahih.

Media cetak seperti harian Kompas, harian Media Indonesia, harian Tempo, harian Jakartapost, harian Republika, Majalah Gatra, Majalah Tempo, Majalah Sabili, Majalah Hidayatullah, Majalah Gontor, Majalah Hidayah, buku-buku karangan Karen Armstrong, buku-buku karangan Ibu Hj. Irene Handono, buku-buku karangan Jerry D Gray, buku The Economic Hitman, dan lain-lain.

Media elektronik seperti Kompas.com, Kompasiana.com, BBC.co.uk, Aljazeera.com, StraitTimes.com, Hindustantimes.com, Tempo.co, MediaIndonesia.com, Okezone.com, Detik.com, Yahoo.com, Republika.co.id, Islamonline.com, Hizbut-Tahrir.or.id, Eramuslim.com, Hidayatullah.com, Insistnet.com, Islampos.com, Suara-Islam.com, Fpi.or.id, Forkami.com, YvonneRidley.org, Inpasonline.com, En.wikipedia.org/wiki/Keith_Ellison, Nu1926.blogspot.com/2012_06_01_archive.html, MetroTV, TransTV, RCTI, SCTV, TVOne, TVRI, dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun