Mohon tunggu...
SVS Kosasih
SVS Kosasih Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Melulu Negatif

16 April 2010   07:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya berhenti menonton berita online (video) di internet (biasanya saya mengandalkan liputan6.com untuk memudahkan saya mengetahui apa yang sedang terjadi di Indonesia), oleh karena isi berita yang tiap hari selalu saja tentang demo dan kekerasan. Bosan saya. Saya sampai heran sendiri, apakah tidak ada berita lain? Kenapa melulu semua tentang demo dan kekerasan saja yang ditampilkan? Entah demo KPK, demo buruh, demo mahasiswa ricuh gara-gara masalah rektor, demo para supir angkot, sampai demo tolak Obama, dan mirisnya tidak sedikit yang anarkis.

Tayangan media itu punya peranan penting, dan entah kenapa saya merasa cara media menyorot soal demo dan kekerasan ini kok malah semakin membuat orang ramai-ramai makin berdemo cenderung anarkis? Apakah karena mereka merasa keren disorot kamera TV dan disaksikan se-Indonesia?

Media seharusnya menyajikan berita yang lebih bermanfaat. Kenapa tidak mencoba untuk menonjolkan berita yang positif, yang mendorong prestasi dan kemajuan bangsa? Misalnya, tentang kilas kegiatan positif yang tengah dilakukan mahasiswa Indonesia di luar negeri seperti pentas budaya Indonesia, kilas siswa-siswa berprestasi; atau kilas mengenai kegiatan mahasiswa yang tengah melakukan percobaan ilmiah tertentu dan akan dilombakan tingkat nasional; dsb. Saya pikir, banyak sebenarnya kegiatan-kegiatan positif yang tengah dilakukan banyak orang di Indonesia, tapi kenapa cuma berita negatif saja yang disajikan? Media harusnya lebih banyak menggali berita-berita positif di Indonesia supaya bisa jadi acuan atau contoh bagi yang menonton, karena tampilan di media itu besar sekali pengaruhnya bagi yang menonton. Media juga merupakan saluran edukasi, tapi jika penyalahgunaannya tidak tepat, maka buruk pula hasil yang ditimbulkan.

Salah seorang teman saya pernah mengirimkan link siaran berita TVRI tahun 80an di Youtube. Terlepas dari masalah Kementrian Penerangan dibawah ORBA tengah berjaya, saya lebih suka dengan berita kala itu. Kenapa? Karena isinya begitu positif, secara tidak langsung memberikan informasi ke masyarakat bahwa ada kemajuan yang tengah berjalan lho di negeri kita tercinta ini (saat itu diinformasikan tentang PELITA program tertentu yang tengah berlansung), yang membawa optimistis. Lain halnya dengan berita sekarang yang isinya membuat orang stres, desperate. Melulu yang negatif. Dan sadar tidak sih, secara tidak langsung tayangan anarkis yang ditampilkan itu menjadi ajang contoh bagi pihak lain untuk melakukan hal yang sama, sebab masyarakat kita sebagian besar masih kurang edukasi mengenai filterisasi informasi - mana yang baik dan mana yang tidak? Tidak malu yah dibilang sebagai bangsa yang anarkis? Saya sih malu, malu sekali... karena bangsa Indonesia dulunya dikenal santun. Dan saya rindu, kapan ya saya bisa melihat berita yang positif?

***

Kyusyu, 16.48

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun