Mohon tunggu...
Mayank Sari Kusuma Ningsih
Mayank Sari Kusuma Ningsih Mohon Tunggu... -

hanya seorang Mahasiswi UNSRI Jurusan Ekonomi Pembangunan yang mencoba menkritisi pemerintahan Indonesia, sakaligus membangun :)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemimpin Boneka Kayu

14 Desember 2010   21:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anda pernah melihat seni pertunjukkan boneka kayu?

Di Indonesia tidak populer, tetapi di negeri-negeri lain populer, seperti Jepang atau China. Kalau di Barat, kita mengenal boneka kayu, Pinokio. Dalam seni boneka kayu itu, sebuah boneka kayu terlihat bergerak, menari, berputar-putar, dll. di sebuah panggung kecil yang telah disiapkan secara khusus. Boneka itu tentu tidak bisa bergerak sendiri. Ia digerakkan oleh tali-tali dari atas panggung. Seorang dalang yang tangannya lincah dan terlatih menggerakkan boneka itu dengan benang atau tali.

Untuk menjadi sebuah boneka kayu yang handal, tidak dibutuhkan keistimewaan tertentu. Cukup dia memiliki bentuk yang bagus, kayunya diolah rapi, dicat dengan mengkilat, lalu diberi pakaian yang lucu. Biasanya tidak ketinggalan memakai topi untuk pelengkap. Kalau cerita yang dimainkan rumit, properti dan kostum lebih bervariasi.

Filosofi "Pinokio" Banyak Dipakai di Negara-negara Muslim Pontensial (seperti Indonesia ini).

Dalam politik, seorang pemimpin kadang disifati seperti: boneka kayu. Mengapa demikian? Sebab, tugas utama pemimpin itu hanya tampil di panggung politik saja, dengan tanpa memiliki independensi sama sekali. Dia tidak memiliki ide, pikiran, gagasan, visi, missi, empati, pembelaan, wibawa, dll. Sama sekali tidak ada. Sebab tugas inti dia hanya tampil di depan umum dengan performa rapi, gagah, memberi harapan, menebar janji, dan penuh wibawa. Tugas utamanya hanya di lapangan ENTERTAINMENT POLITIK, bukan dalam kepemimpinan riil.

Apakah ada pemimpin politik yang seperti “boneka kayu” itu?

Ada, dan ini sangat nyata. Pemimpin seperti Hosni Mubarak di Mesir termasuk golongan pemimpin seperti ini. Hosni Mubarak itu tidak pernah berpikir untuk memajukan kehidupan rakyatnya yang mayoritas Muslim itu. Tugas pokok Hosni ialah: Menjaga politik Mesir agar terus menjadi penyangga kepentingan Israel. Coba perhatikan kebijakan-kebijakan politik luar negeri Mesir, tak ada yang bertentangan dengan kepentingah Israel.

Untuk melancarkan missi itu, Hosni Mubarak harus terus memimpin Mesir, sampai dirinya wafat. [Ada yang mengatakan, Hosni Mubarak sudah wafat. Orang yang muncul di permukaan selama ini adalah orang yang serupa dengan dia. Wallahu A'lam bisshawaab].

Tentu saja kebijakan politik Hosni Mubarak itu amat sangat dibenci oleh aktivis-aktivis Islam di Mesir. Hosni Mubarak sadar dengan hal itu. Maka selama memimpin Mesir, Hosni Mubarak dikelilingi oleh level keamanan terbaik di dunia. Dia amat sangat dijaga dari resiko serangan, sabotase, pembunuhan, dll. Hosni amat dijauhkan dari rakyatnya, tidak boleh bersentuhan dengan rakyat, kecuali secara formal belaka.

Sejatinya, posisi Hosni Mubarak adalah seperti “boneka kayu”. Dia tampil di panggung politik, tetapi sebatas tampil saja. Tidak memiliki ide, visi, missi, independensi, empati, dll. Semua kekuatan kepemimpinannya dilucuti. Hosni hanya sebagai “boneka kayu”, sedang ada kekuatan lain (asing) yang mengendalikan dirinya. Upaya yang sama pernah akan dilakukan terhadap pemimpin Syria, tetapi gagal.

Kasus yang mirip dengan Hosni Mubarak ini ada di Afghanistan, di bawah Hamid Karzai, di Irak di bawah Nuri Al Maliki, atau di Pakistan di bawah mantan Presiden Pervez Musharraf. Kesemua pemimpin itu adalah “boneka kayu” yang tidak memiliki nyali, independensi, dan ruh kepemimpinan sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun